MENGHORMATI KEMAJEMUKAN
kehidupan itu penuh sesak dengan kemajemukan
kebinekaan
pluralitas
kemajemukan
berarti perbedaan
ketidaksamaan
ketidakseragaman
kemajemukan atau kebinekaan atau pluralitas
samasekali bukan berarti
permusuhan
yang satu meniadakan yang lain
yang satu menindas
atau membunuh yang lain
di keluarga kita masing-masing
ada kemajemukan
keberbedaan pendidikan, profesi, asal-usul, suku, almamater, hobby
ada juga suku dan agama
kita mengelola kemajemukan keluarga itu dengan hati-hati dan dengan baik dan adil
agar tidak meruntuhkan
bangunan keluarga
kemajemukan itu memperkaya visi dan perspektif kita
sehingga hidup tidak monoton
dan stagnan
kemajemukan menghadirkan
banyak angle
banyak dimensi
banyak lapisan
yang mengalirkan kesegaran dalam menjalani kehidupan
yang panas,rumit, sulit penuh luka dan duka
tanpa mesti diartikan mereduksi makna
kemajemukan
itu bisa kita andaikan kita masuk ke supermarket
atau masuk
ke toko beras
di supermarket
banyak yang di lihat dan menghadirkan sebuah resonansi indah dalam kehidupan
ditoko beras
kita memang bertemu dengan beras merah, ketan hitam, rejolele, cianjur dan sebagainya
tapi wujudnya semua bulir-bulir beras
yang memantulkan nuansa monoton dan stagnan
bangsa dan negara kita ini adalah bangsa yang majemuk
banyak suku, agama, ras, golongan, bahasa
yang kesemuanya berbeda-berbeda
sebab itu amat cerdas ketika bapak bangsa
menetapkan Pancasila sebagai dasar negara
merumuskan Bhineka Tunggal Ika
dan tidak menjadikan.NKRI.sebagai negara agama
yang ditata dan diperintah oleh aturan berbasis satu syariat agama
negara berdasarkan Pancasila tidak mengenal diksi agama resmi atau agama negara
semua agama berpeluang hidup dan berkembang di negeri ini
berdasarkan hukum nasional
yang non diskriminatif
keberbedaan yang ada dalam hidup membangsa dan menegara
tidak berarti para warga bangsa yang berbeda itu bermusuhan
atau berusaha saling meniadakan
dengan mewujudkan hal itu
secara konsisten dan kontinyu
maka NKRI makin kuat, terhormat dan bermartabat
di pentas global!
Jakarta 22 November 2021/ pk.6.22
Weinata Sairin
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H