Mohon tunggu...
Weinata Sairin
Weinata Sairin Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Teologi dan Aktivis Dialog Kerukunan

Belajar Teologia secara mendalam dan menjadi Pendeta, serta sangat intens menjadi aktivis dialog kerukunan umat beragama

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Menyimak Dua Kata Kunci

16 November 2021   05:42 Diperbarui: 16 November 2021   05:43 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

MENYIMAK DUA KATA KUNCI

hidup di dunia fana tetap saja indah dan asyik
hidup itu hanya sekali
sebab itu harus dinikmati sepenuhnya
dengan enjoy
hidup itu anugerah Allah
tidak setiap orang bisa
mengalami dan menikmatinya
hidup itu bukan murahan
dan main-main
hidup itu serius
bukan eksperimen
bukan sandiwara
bukan acting
hidup di desain
agar bermakna bagi banyak orang

dari berbagai pengalaman empirik
ternyata ada orang-orang yang gagal
memberi makna atas hidup
bahkan gagal
dalam menjalani kehidupan

hidup seolah berlayar di air tenang
tanpa ada riak gelombang
hidup seolah berjalan di jalan tol
tanpa kelokan
jalan berlubang
dan minus polisi tidur
hidup yang sesungguhnya
ternyata penuh gelombang
jalan dengan kelokan dan tikungan tajam

selalu ada makna dalam sebuah kehidupan
hidup ini adalah  tugas pengutusan yang Tuhan tetapkan bagi umat manusia
sebab itu hidup
punya arah dan tujuan tertentu
hidup ini bertujuan memuliakanTuhan dan mengasihi manusia
itulah imperatif agung bagi manusia selama ia hidup
di dunia fana

ada dua kata kunci penting dalam menjalani kehidupan :
sukacita dan pengharapan
tanpa memahami makna hidup dan menghayati kata kunci dalam kehidupan
orang mudah menempuh jalan pintas
mengakhiri kehidupan

mari jalani hidup ini dengan sukacita dan pengharapan
apapun realitas yang melilit kehidupan kita
pandemi
sakit penyakit
kemiskinan
pandemi gelombang ketiga
endemi
Tuhan hadir dan ikut bergelut dalam pergelutan kita
agar kita tabah, tegar dan memenangkan
aneka derita
yang menerpa
dan mendera.

Jakarta, 15 November 2021/ pk.13.33
Weinata Sairin

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun