Mohon tunggu...
Weinata Sairin
Weinata Sairin Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Teologi dan Aktivis Dialog Kerukunan

Belajar Teologia secara mendalam dan menjadi Pendeta, serta sangat intens menjadi aktivis dialog kerukunan umat beragama

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Hidup Sejati Setia Sampai Mati

22 Oktober 2021   05:05 Diperbarui: 22 Oktober 2021   05:14 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

heraklitos banyak dipuja netizen
karena ucapannya
agak urakan
panta rhei kai ouden menei
segalanya mengalir
segalanya berubah
mereka yang inkonsisten
yang tidak taatasas
menjadikan ungkapan itu sebagai rumus
sebagai dalil
walau belum tentu
heraklitos
berfikir seperti itu
bisa juga ungkapan itu
semacam pembenaran
dari tindak-tanduk
manusia yunani
di zamannya

hidup itu bernilai justru karena konstan, tetap
tidak berubah
setia hingga akhir hayat
setia kepada agama
setia kepada ideologi negara
setia kepada pasangan
setia kepada perkawinan
setia kepada panggilan
setia kepada sumpah jabatan
setia kepada fraksi
setia kepada konstituen
setia kepada profesi
setia kepada negara
setia kepada talenta dan kompetensi
setia kepada perintah Tuhan

hidup setia itu
hidup yang mulia
bernilai dan bermakna
setia itu mahal harganya
ia berhubungan
dengan religiositas
karakter
kepribadian
level integritas
yang dimiliki
seorang figur

setia
kesetiaan
sikap konstan
tiada berubah
mestinya menjadi bagian integral
dari kedirian seseorang
orang yang setia
tidak tergiur pada
dunia profan
yang berlimpah aroma entertain
orang yang setia
tidak tunduk pada uang, kuasa, jabatan
orang yang setia
tidak kemaruk
tidak punya hasrat mudarat
tidak terpukau pada kosmetik, parfum, mode, fashion
orang yang setia
hidup mensyukuri
apa yang ada dan sudah dicapai sesuai dengan sop, protap, mekanisme standar dan hukum yang berlaku
orang yang setia
dikasihi Tuhan
dilimpahi pahala
tersedia rumah keabadian
yang konstan
tiada pernah mengalir
tiada pernah berubah
seperti kicauan
heraklitos
di zaman baheula.
Jakarta, 22 Oktober 2021/pk 2.24
Weinata Sairin

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun