hari hari ini ku merasa dikejar kematian
aku tidak berhalusinasi
tidak juga sedang bermimpi
aku tengah menikmati dunia nyata
bukan dunia maya
kadang kematian
ada di depan
kadang di belakang
disamping
diatas
aromanya terasa
menyesakkan dada
kematian kini
sedang menjadi trending topik
di medsos, televisi,radio,
lembaga survey
kematian memiliki
angka tertinggi
kematian dibahas di editorial koran
ada talkshow tentang kematian
narsumnya dokter igd, pengusaha peti mati, pemilik
tempat kremasi, pengelola tpu
sebagian besar narsum
melihat kematian
dalam perspektif ekonomis
yang memberi keuntungan berlipat ganda
karena konsumen
sedia membayar
berapapun harga
yang ditetapkan
konon ada konsumen yang pernah bilang
makin mahal harganya potensi
masuk surga makin besar
para sohibku dari beragam profesi
pernah kutanya bagaimana mereka menyiapkan kematian
ada yang menjawab sumir
ada juga yang berfilsafat
yang sumir dan beraroma lebay bilang menyiapkan kematian dengan mencintai istri berlipat ganda
jawaban agak filosofis berkata
kita harus fokus pada kehidupan
bukan pada kematian
hari-hari ini kumerasa kematian mengejarku
kumenyiapkan diri
andai ia satu saat
menangkapku :
ku rawat dan tata imanku untuk lebih
kuat, fokus dan bersandar kepada Tuhan
ku makin mewujudkan hidup kudus
hidup yang nir sekuler non profan
hidup yang pro nilai-nilai surgawi
hidup yang seutuhpenuh mengasihi Allah
mengasihi sesama
Tuhan,
papah langkahku
menuju rumahMu.
Jakarta, 25 Juli 2021,/pk17.36
Weinata Sairin
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H