Mohon tunggu...
Weinata Sairin
Weinata Sairin Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Teologi dan Aktivis Dialog Kerukunan

Belajar Teologia secara mendalam dan menjadi Pendeta, serta sangat intens menjadi aktivis dialog kerukunan umat beragama

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sapi Perah Pasrah Diperah

11 Juli 2021   11:48 Diperbarui: 11 Juli 2021   12:13 609
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

SAPI PERAH PASRAH DI PERAH

sapi-sapi bertubuh tambun
terlihat lahap sekali menikmati rerumputan hijau
yang diberikan dikandang yang rapi
di lembang

mentari pagi terasa hangat meraba tubuh
di tengah panorama indah
kota lembang
yang sejuk merajuk

sebagai daerah tujuan wisata
lembang takpernah sepi dan mati
sebelum pandemi
banyak wisatawan
yang menghabisi week end mereka
di lembang
buah stawbery, susu dalam berbagai varian
jagung bakar
ketan panggang
menawan wisatswan untuk
lebih lama hanyut
menikmati keindahan lembang

mang memet dan ceu nilam telah berpuluh tahun
menjadi juragan sapi
susu-susu sapi telah berhasil menghidupi keluarga mereka
dalam dua generasi
mereka piawai dalam merawat sapi
dalam memerah susu
sehingga kenikmatan susu sapi yang segar
terasa hingga di hotel-hotel dan saung-saung yang tumbuh menjamur
sapi-sapi yang diperah menghadirkan hidup meriah
mewarnai episode kehidupan mang memet
dan ceu nilam

di zaman pandemi
ikhwal perah memerah ternyata takhanya di nikmati sapi-sapi
tambun berkelas

jenazah-jenazah terpapar covid 19
yang mau dimakamkan di tpu cimortal harus
membayar jutaan rupiah kepada sang oknum
yang syahwat korupsinya tengah menggebu-gebu
dimedsos uang pemerahan ( dan pemerasan) itu  berlatarbekakang agama

realitas seperti ini takhanya menusuk serta melecehkan  pihak keluarga yang berduka
tetapi juga menorehkan citra amat negatif bagi
para birokrat di semua level dan penghujatan terhadap martabat  kemanusiaan
degradasi terhadap lokal wisdom, ajaran agama
dan penodaan terhadap bangunan NKRI yang majemuk

pengalaman empirik seperti ini takbisa di biarkan menjadi pengalaman traumatik dan stigma bagi agama-agama
dalam semangat persaudaraan sejati
dalam koridor ketentuan perundangan
kita pasti mampu
menemukan solusi
agar jenazah-jenazah yang terpapar covid 19
menikmati damai abadi dalam rangkulan penuh cinta
Sang Maha Pencipta.

Jakarta, 11 Juli 2021/2.47

Weinata Sairin

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun