SAPI PERAH PASRAH DI PERAH
sapi-sapi bertubuh tambun
terlihat lahap sekali menikmati rerumputan hijau
yang diberikan dikandang yang rapi
di lembang
mentari pagi terasa hangat meraba tubuh
di tengah panorama indah
kota lembang
yang sejuk merajuk
sebagai daerah tujuan wisata
lembang takpernah sepi dan mati
sebelum pandemi
banyak wisatawan
yang menghabisi week end mereka
di lembang
buah stawbery, susu dalam berbagai varian
jagung bakar
ketan panggang
menawan wisatswan untuk
lebih lama hanyut
menikmati keindahan lembang
mang memet dan ceu nilam telah berpuluh tahun
menjadi juragan sapi
susu-susu sapi telah berhasil menghidupi keluarga mereka
dalam dua generasi
mereka piawai dalam merawat sapi
dalam memerah susu
sehingga kenikmatan susu sapi yang segar
terasa hingga di hotel-hotel dan saung-saung yang tumbuh menjamur
sapi-sapi yang diperah menghadirkan hidup meriah
mewarnai episode kehidupan mang memet
dan ceu nilam
di zaman pandemi
ikhwal perah memerah ternyata takhanya di nikmati sapi-sapi
tambun berkelas
jenazah-jenazah terpapar covid 19
yang mau dimakamkan di tpu cimortal harus
membayar jutaan rupiah kepada sang oknum
yang syahwat korupsinya tengah menggebu-gebu
dimedsos uang pemerahan ( dan pemerasan) itu  berlatarbekakang agama
realitas seperti ini takhanya menusuk serta melecehkan  pihak keluarga yang berduka
tetapi juga menorehkan citra amat negatif bagi
para birokrat di semua level dan penghujatan terhadap martabat  kemanusiaan
degradasi terhadap lokal wisdom, ajaran agama
dan penodaan terhadap bangunan NKRI yang majemuk
pengalaman empirik seperti ini takbisa di biarkan menjadi pengalaman traumatik dan stigma bagi agama-agama
dalam semangat persaudaraan sejati
dalam koridor ketentuan perundangan
kita pasti mampu
menemukan solusi
agar jenazah-jenazah yang terpapar covid 19
menikmati damai abadi dalam rangkulan penuh cinta
Sang Maha Pencipta.
Jakarta, 11 Juli 2021/2.47
Weinata Sairin