TERKAPAR NANAR
DI RS PGI CIKINI
ku terkapar nanar
di paviliun mawar
sempat taksadar
tatkala di igd
pelayanan prima
rs pgi kala itu
memberi harapan
dan masa depan
bagi begitu banyak pasien dari berbagai wilayah nusantara
ku terkulai lemah di pavilion anggrek
debu ibukota dan polusi udara
membuat pengap dan nafas sesak
takbisa lagi dicegah
lebih satu abad
rs pgi cikini merajut karya terbaik bagi kemanusiaan
banyak pasien dari berbagai belahan bumi mengalami kesembuhan oleh Tuhan
melalui jamahan tangan dan sentuhan hati
para dokter dan tenaga medis
yang penuh senyum, dedikasi dan pelayanan prima
mottonya terkenal ke aras global
"sedare dolorem opus divinum est"
meringankan penderitaan adalah karya ilahi
para dokter telah berdedikasi di rs pgi cikini : dr leimena, dr sidabutar, dr sinaga, dr pattiasina, dan begitu banyak lagi
rs pgi cikini mengalirkan daya
kesembuhan bagi
masyarakat luas
yang merindukan
tubuh sehat, kuat bermanfaat, penuh Â
hikmat ilahi
hari hari ini
ada rasa galau, cemas waswas
menerpa tubuh rentaku
tahun  90 an
tubuhku terpapar nanar di bangsal-bangsal
rs pgi cikini
rumah sakit dengan tagline
"a garden hospital with loving touch"
dengan taman hijau dan rusa
menjadi penanda
kini menyeruak berita-berita yang menyesakkan dada
rs pgi nyaris terkapar !
benarkah berita seperti itu
apakah itu realitas
sebuah perang bisnis
di era disruptif?
Tuhan, berikan roh kekuatan, anugerahkan Roh Penolong
agar rs pgi cikini
tetap hadir dan mampu bangkit bergerak mengaktualisasi tangan-tangan Tuhan yang ramah
yang menjamah
setiap orang agar sembuh perkasa
dan tetap melanjutkan karya bermakna di tengah dunia.
Jakarta,13 Juni 2021/16.36
Weinata Sairin
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H