Mohon tunggu...
Weinata Sairin
Weinata Sairin Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Teologi dan Aktivis Dialog Kerukunan

Belajar Teologia secara mendalam dan menjadi Pendeta, serta sangat intens menjadi aktivis dialog kerukunan umat beragama

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kasih Setia Tuhan Selalu Baru

6 Juni 2021   12:34 Diperbarui: 6 Juni 2021   12:52 846
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
www.pinterest.com/pin

"Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetian-Mu." Ratapan 3: 22,23

Orang selalu rindu akan sesuatu yang baru, apapun sesuatu itu. Apakah itu pemimpin, iklim politik, ketentuan perundangan, sistem rekruitmen, gedung, sistem penggajian, sistem pendidikan dan sebagainya. 

Dalam perspektif teologis dan keyakinan iman, kita warga Gereja,  merindukan langit baru dan bumi baru yang dinyatakan dalam Alkitab, oleh karena di sana terdapat  kebenaran (2 Petrus 3: 13) Umat Kristen sangat mengharapkan kedatangan Yesus yang kedua kali, parousia, yang kemudian menghadirkan langit baru dan bumi baru  oleh karena mereka sudah jemu  dan hampir tak sanggup lagi  mengalami aniaya, persekusi, pembunuhan dengan cara biadab yang dilakukan oleh para penguasa di zamannya.  

Mereka dibunuh dengan sangat keji dan dipaksa untuk menyangkal Yesus di akhir hidup mereka, tetapi upaya itu tak berhasil.  Mereka semua tetap mempertahankan iman dan siap menjadi martir, mati sahid demi agama.

Kisah-kisah kekejaman yang dialami para martir diungkap dengan  jelas dan rinci dalam buku kecil berjudul "Martir-Martir Dari Katakombe" (Dioma Malang, 2009). 

Narasi-narasi dalam buku itu memberi kekuatan baru  bagi para pembacanya agar tetap kuat iman di tengah  berbagai tantangan. Ini kutipan dialog pejabat pengadilan yang memeriksa Markus Servilius Pollio:

"Saya tidak bersalah  atas kejahatan apa pun. Agama saya mengajarkan supaya takut kepada Allah dan menghormati kaisar. Saya harus mematuhi hukum yang adil dan saya bukan pengkhianat," kata Pollio.
"Undang-undang negara melarang kamu menjadi orang Kristen dengan ancaman hukuman mati. Jika kamu orang Kristen  maka kamu harus mati," kata pejabat.
"Saya orang Kristen, biarlah demikian," kata Pollio.
"Kamu harus mati," kata pejabat
"Saya sudah melihat banyak kematian selama beberapa bulan terakhir.  Saya selalu mengharapkan untuk menyerahkan nyawa saya demi agama saya jika giliran saya tiba," kata Pollio mantap.

Ada banyak orang seperti Pollio yang imannya kuat dan tetap  bertahan walau  harus  menderita dan mati  demi nama Kristus di zaman  para martir di abad pertama. 

Kekuatan iman mereka harus menjadi teladan bagi kita di zaman ini  walau derita kita di zaman ini belum sebanding dengan  apa yang mereka alami di abad-abad pertama. 

Realitas derita itu yang juga membuat umat Kristen abad pertama amat menantikan sesuatu yang baru: Langit baru dan bumi baru,  yang di dalamnya Yesus  memerintah dan berkuasa.

Pernyataan Yeremia  dalam ratapan Ratapan 3: 22, 23 yang dikutip diawal  tulisan ini mengungkapkan beberapa  kata kunci yang amat penting bagi  penguatan iman kita di tengah berbagai perubahan yang terjadi, yang menyatakan bahwa kasih setia Tuhan tak berkesudahan; tidak mengenal akhir, tak pernah selesai. Kasih setia Tuhan senantiasa ada, terus mengalir  dalam kehidupan kita.

Rahmat Tuhan tiada habisnya, selalu tersedia. Allah yang adalah  Kasih,  selalu "memproduksi" rahmat-Nya bagi seluruh umat manusia.  Setiap pagi rahmat-Nya selalu baru. 

Bukan rahmat yang basi, bukan rahmat yang expired, yang sisa, yang remah-remah, melainkan rahmat yang baru, yang "fresh from the oven"; yang hangat, yang sangat lezat dinikmati. 

Ayat-ayat ini, yang ada dalam Kitab Ratapan adalah ayat puji-pujian, bukan ratapan atau sebuah lamentation/lamentasi.Ayat ini adalah pernyataan teologis orang beriman bahwa dalam hidup di dunia yang bersimbah air mata; bergelimang ratapan, Tuhan tetap akan hadir, present, eksis agar umatNya mengalami keselamatan abadi.

Di tengah dunia yang garang, penuh aniaya, cemoohan terhadap kekristenan, ayat-ayat ini  memberi energi dan kekuatan baru bagi kita untuk hidup, melangkah dan berkarya. Injil, Firman Allah adalah kekuatan Allah; dunamis (kuasa) Allah yang menyelamatkan orang percaya.  Mari bersyukur karena kita terus-menerus  dikuatkan dan dibarui oleh Yesus Kristus Juruselamat kita.

Era pandemi, hadir nya varian baru dari Covid 19, perubahan iklim, bencana alam, persekusi terhadap kekristenan, sulitnya membangun gedung Gereja, diskriminasi berbasis Sara dan berbagai hambatan lainnya yang acap hadir mengguncang iman kita takakan pernah mengubah iman kita kepada Kristus, Penebus kita yang hidup.

Mari nikmati dan kecap berkat Tuhan yang mengalir setiap saat dalam hidup kita, dan tetap teguh dalam beriman kepadaNya.

Selamat Menyambut dan Merayakan Hari Minggu.

God Bless!

REFLEKSI ALKITAB, MINGGU 6 JUNI 2021 "KASIHSETIA TUHAN SELALU BARU"

Oleh Weinata Sairin

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun