Kenaikan Yesus ke Surga bukan sekedar kembali 'ke negeri leluhur atau pulang ke asal'. Misinya amat jelas, "Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu" (Yoh. 14:2). Kepergian-Nya adalah kepergian yang menyediakan. Ia pergi dengan misi yang mulia, menyediakan tempat bagi umat manusia yang percaya kepada-Nya. Realitas ini semestinya menyadarkan Gereja dan umat Kristen untuk tidak terjebak pada situasi, membelenggu diri dengan tempat, locus, di sini di bumi ini. Tetapi Gereja harus berorientasi kepada yang di sana, pada keakanan, pada tempat, dan locus yang Yesus sediakan.
Dengan berorientasi ke keakanan, Gereja harus mampu menjadi kekuatan moral di tengah kekinian zaman. Kekuatan moral yang memberi arah bagi perjalanan sejarah umat manusia yang memandu perjalanan bangsa dan bersifat kritis dan korektif bagi kehidupan zaman. Gereja tidak boleh terbelenggu pada establishment, tergiur pada rayuan politik. Gereja harus menjadi garam dunia agar dunia terhindar dari proses pembusukan.
Ditengah cengkeram pandemi yang menakutkan Gereja harus membawa suara yang teduh bagi umat, suara yang menimbulkn keberanian, pengharapan, suara yang memberi visi dan tuntunan untuk berhikmat  dalam melawan pandemi, sambil terus melangkah ke masa depan!
Weinata Sairin
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H