Sikap dan perilaku manusia yang arogan, menyalahgunakan kekuasaan, mendiskriminasi bahkan menindas, menyuap dan korupsi, membunuh tanpa sebab, mendemonstrasikan perilaku yang barbar, yang arkaistis, yang tidak fana.
Perilaku manusia di era sekarang, dizaman now nyaris mempertontonkan sosok manusia yang menafikan hakikat kefanaannya. Manusia ignore dengan kesementaraannya, dengan kefanaannya, manusia apatis dan masa bodoh dengan soal-soal kefanaan.Â
Manusia fana seharusnya benar-benar mempersiapkan waktu yang ada, menginvestasi kebajikan selama ada waktu, selama hari masih siang. Manusia fana yang sadar dan siuman akan hakikat kediriannya, adalah sosok yang berupaya agar dalam hidupnya mempraktikkan kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri.
Agama-agama selalu mengingatkan para penganutnya agar sebagai manusia fana memanfaatkan waktu yang ada untuk melakukan perbuatan baik sebanyak-banyaknya, dan tidak terjebak untuk hanya memprioritaskan urusan "mencari barang dunia".
Pepatah kita mengingatkan bahwa semua yang manusiawi itu pendek dan akan lenyap musnah. Kita semua apapun agama kita sedang berjalan dari civitas terena menuju civitas dei. Semua yang ada dibumi akan lenyap dan musnah, termasuk umat manusia. Kita mesti menyadari kefanaan kita dan waktu yang terbatas. Mari melakukan yang terbaik bagi semua orang.
Manusia fana adalah manusia yang acap gagap dalam berhadapan dengan sesuatu yang baru, sama gagapnya dengan seorang kakek uzur yang takmampu berkomunikasi dengan cucunya di lokasi yang lain dengan menggunakan aplikasi Zoom,Telegram atau Skype.Â
Tatkala Covid 19 datang bertandang kenegeri ini banyak petinggi  yang menganggap sebagai flu biasa yang bisa diusir dengan menenggak beberapa butir Neozep forte atau Mr Bodrex. Ternyata Covid 19 bukan flu biasa tapi virus baru yang track recordnya belum bisa di lacak di Google.
Kemudian kita semua nyaris kelu dan gagap untuk mengusir virus jahanam itu.
Covid 19 meneguhkan dengan legitim bahwa manusia itu fana, dan fana.Mari dalam kefanaan itu kita menabur kebaikan demi mempersiapkan kekekalan yang akan kita raih pada saatnya.
Selamat berjuang. God bless!
Weinata Sairin