Pepatah yang dikutip di bagian awal tulisan ini memberikan pengingatan kepada kita agar di era digital seperti sekarang ini kita tak boleh
terlambat apa pun alasannya. Terlambat karena macet, pesawat rusak, ada keluarga yang sakit, ban kendaraan terkena ranjau paku di jalan, dan berbagai alasan lainnya tetap tidak punya makna, dan tidak akan pernah mampu mengubah ”tulang menjadi daging”. Mari bergegas, dan tetap siuman, karena jika terlambat kita hanya akan mendapat tulang-tulang belaka.
Kita perlu dagingnya, dan bukan tulangnya. Mari bekerja keras, taat undang-undang patuh ajaran agama, agar kita bisa menikmati Daging dan bukan Tulang.
Dalam sebuah NKRI yang majemuk seluruh warga bangsa semestinya memperoleh Daging, daging murni tanpa tetelan/gajih, dan bukan Tulang!
Selamat Berjuang, God Bless!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI