Mohon tunggu...
its me
its me Mohon Tunggu... Lainnya - notearth

I am just a notearth.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Waktu

1 Januari 2024   01:55 Diperbarui: 1 Januari 2024   02:12 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku kehilangan waktu. Mereka telah berlalu sebelum jarum jam membangunkanku dari entah apa. Aku telah disini sejak lama, sepertinya, tapi semua terasa asing. Bagaimana bangku-bangku kayu itu tersusun, meja-meja dengan taplak lebih cemerlang, cahaya yang menghilang.

Ada kau, sebelum semua ini terjadi. Kau yang duduk bersisian denganku, dengan kepalaku bersandar di bahumu. Ah tidak, yang terakhir itu hanya inginku saja. Kau dan aku duduk bersisian, dengan kepala tegak dan tangan yang tak keluar dari bayang-bayang tubuh yang tertutup bangku kayu kecil yang sepertinya akan patah jika kita duduk lebih lama disini.

Tidak ada suara, bahkan tidak jantungku. Ruang telah menjadi begitu sunyi. Hari paling sunyi yang pernah kujalani. Dan ketika jarum jam membangunkanku pun ini masih menjadi ruang paling sunyi.

Aku kehilangan waktu dan ingin mengakhirinya saja, hingga kau kembali untukku, walau dengan atau tanpamu semua adalah sunyi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun