Pabrik INDARUNG-I PT Semen Padang adalah pabrik semen pertama di Indonesia yang dibangun pada jaman penjajahan Belanda, tepatnya tanggal 18 Maret 1910 dengan nama NV Nederlandsch Indische Portland Cement Maatschappij (NV NIPCM). Kemudian pada tanggal  5 Juli 1958, perusahaan dinasionalisasi oleh pemerintah Republik Indonesia dari pemerintah Belanda.
Seiring berjalannya waktu Indarung-I sekarang sudah berusia 105 tahun di tahun 2015, tentu dapat dibayangkan sudah berapa besar kontribusi PT Semen Padang dalam perekonomian Sumatera Barat secara langsung maupun tidak langsung. Indarung-I yang dulu berdiri kokoh menghasilkan ratusan ribu ton per tahun kini hanya tinggal onggokan besi-besi tua dan bangunan-bangunan kuno yang apabila dikelola dengan baik maka akan memiliki nilai tersendiri, baik itu nilai sejarah ataupun Industrial Heritage value.
Ada daya tarik tersendiri yang membuat pabrik Indarung-I layak untuk dikelola dan dijadikan Industrial Heritage. Mulai dari bangunan yg berkesan tua, hingga lokasinya yang berada di ketinggian dengan pemandangan yang mempesona. Wajar jika penilain Verhagen (penasehat Street Art Museum St. Petersburg Rusia) bahwa Pabrik Indarung-I sangat eksotik. Ini terlihat dari bangunannya yang tak hanya satu, tapi cukup lengkap dan masih utuh.
Pakar lainnya Hasti Tarekat mengatakan , aset Pabrik Indarung-I yang dimiliki PT Semen Padang memiliki nilai ekonomi tinggi. Oleh karena itu dalam dalam pengembangan Indarung-I sebagai Industrial Heritage tidak hanya dilihat dari Cost Center, tapi juga Profit Center. Dia juga menjelaskan bahwa melestarikan pusaka industri itu tidak semata karena nilai arsitekturnya atau menjadikannya sebagai taman wisata untuk para turis, namun juga bisa menjadi fasilitas kehidupan modern yang unik.
Sedangkan pakar Heritage dari ITB Prof. Widjaja Martokusumo mengatakan Indarung-I merupakan sebuah karya besar yang berhubungan dengan landscape kehidupan Sumatra Barat. Sudah saatnya mewujudkan Indarung-I menjadi industrial heritage karena pelapukan terus berjalan.
Bersama tim ITB beliau mengusulkan agar Indarung-I bisa menjadi warisan agar bisa dinikmati oleh anak cucu. Indarung-I menjadi saksi bagaimana perkembangan industri semen di padang Sumatra barat.
Terkait pendanaan Prof. Widjaja menegaskan bahwa hal itu bisa dicari kalau proses internal di Semen Padang sudah selesai. Akan banyak lembaga dunia yang mendukung, seperti UNESCO, MAAN, dsb.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Kepala Pusat Kajian Heritage budaya Universitas Bung Hatta Eko Alvares yang menginginkan agar Indarung-I menjadi kawasan yang mampu memberikan hal baru dalam masa kekinian, karena Indarung-I merupakan rangkaian cerita panjang, lebih dari 1 abad dan harus di share ke banyak orang agar tidak terlupakan begitu saja.
Desakan para pakar heritage ini menjadi penyemangat manajemen Semen Padang untuk mewujudkan Indarung-I menjadi Industrial Heritage yang sudah tertunda selama 6 tahun. Faktor pendanaan yang mencapai 500 Milyar menjadi salah satu kendala dalam mewujudkan dan melestarikan Indarung-I. Tetapi belakang ini badan-badan heritage menyatakan siap untuk mendukung project heritage Indarung-I, bahkan FL Smidth & Co bersedia mengalokasikan dana untuk mewujudkan ide tersebut. Industrial Heritage Indarung-I ini akan menjadi kebanggaan seluruh Masyarakat Sumatra Barat dan Indonesia. Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H