(Luka kecil yang dialami penulis berujung operasi)
Sebuah catatan kecil penulis tentang pengalaman luka kecil yang berujung operasi dan jadi pelajaran bagi penulis kedepannya.
Sakit disaat wabah pandemic Covid19 memang berabe, pengalaman beberapa orang yang walau hanya mengantar akhirnya masuk kamar isolasi karena terdeteksi covid19. Juga beberapa cerita yang penulis dapat baik dari media online, grup wa maupun cerita langsung dari teman membuat penulis menjauhi yang namanya Rumah Sakit.
"Sakitnya apa, eh malah positif Covid19," gumam penulis dalam hati.
Sakit sedikit pun sebaiknya tetap dibawa istrirahat, minum obat warung dan berdoa pada ALLAH SWT mengharap kesembuhan. Itulah yang dilakukan penulis selama ini dan sejauh ini bisa menjauhi rumah sakit, seingat penulis terakhir masuk rumah sakit itu November 2019.
Namun apa daya, luka kecil akibat kaki menabrak hand pallet yang dibiarkan berujung rawat inap dan operasi disebuah rumah sakit daerah Cikarang.Â
Usai kaki kanan menabrak hand pallet (alat yang digunakan menarik pallet berisi barang), penulis merasakan nyeri dan bengkak pada kaki kanan dihari keduanya dan memutuskan melakukan terapi pijit dilangganan yang biasa dikunjungi karyawan pabrik.
Alhamdulillah pergeseran urat bisa diatasi (dibuktikan dengan hasil rontgen kaki usai rawat inap) namun esoknya badan terasa panas dan kaki tambah sakit hingga muncul luka. Penulis memilih untuk istrahat dan memberikan betadine secukupnya pada area luka dikaki yang bengkak dan itu dilakukan selama dua hari namun tidak memberikan hasil maksimal serta semakin parah saat dibawa masuk kerja di hari jumatnya.
Saking tidak kuatnya, akhirnya penulis memutuskan ke Rumah Sakit untuk memeriksakan diri didokter spesialis bedah setelah tahu tidak ada pengecheckan khusus Covid19 (SWAP).
"Kita cek darah dulu ya pak," kata dokter usai melihat luka dikaki yang bengkak
"Jika sel darah merah nya tertutup abses maka bapak harus rawat inap," lanjut dokter tersebut
Tes darah pun dilakukan dan penulis mendapatkan hasilnya, sedikit melihat angka leukositnya yang 15,000 langsung pikiran penulis bakalan rawat inap nih dan langsung menginformasikan keluarga yang kebetulan tinggal di kampung halaman.
"Bapak harus rawat inap dan kita akan kasih antibiotik untuk melokalisir agar darah merah bapak tidak tertutup nanah dan semakin menyebar," ungkap dokter setelah membaca hasil tes darah yang dilakukan.
Sebuah keputusan berat yang harus diterima disaat situasi seperti ini namun harus bagaimana lagi, kesehatan yang lebih utama agar kaki kembali sehat dan bisa mencari rejeki kembali dan yang paling penting bisa shalat berjamaah kembali.
Akhirnya antibiotic dan obat rasa nyeri diasup selama sabtu dan minggu, luka dikaki pun mulai mengumpul pada satu titik nanahnya. Hingga waktu operasi pun tiba yakni senin sore setelah terlebih dahulu suntik bius setengah badan dan setengah jam kemudia operasi pun selesai. Waktu sehari dilakoni penulis untuk merasakan antibiotic dan anti nyeri paska operasi.
Dan akhirnya hari selasa malam diperbolehkan pulang oleh dokter setelah sejak jumat sore di rumah sakit. Ditemani isteri tercinta yang datang langsung, penulis bersyukur akhirnya bisa melewati operasi pertama kalinya dalam perjalanan hidup dan pertama kalinya membayar biaya rumah sakit sampai dua digit, sebuah pengalaman berharga dan tidak ingin diulangi lagi.
Pentingnya untuk lebih peduli dengan luka yang dialami saat kita mengalami tabrakan walaupun itu kecil karena bisa jadi dengan kita mendiamkan malam akan memberikan efek lainnya yang lebih besar.
"Demam bisa menjadi tanda awal," kata dokter jaga yang mengecek penulis saat rawat inap paska operasi.
Sebuah pelajaran mahal dari luka bengkak kaki.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H