Cedera menjadi momok yang menakutkan bagi semua pemain dan manajer klub. Mengarungi kompetisi, baik domestik maupun internasional, tentunya membutuhkan keseimbangan dan sumber daya yang cukup agar sukses di semua kompetisi yang diikuti. Jika cedera menghantam pemain, otomatis segala rencana dan taktik yang telah disiapkan menjadi buyar dan harus dicarikan solusinya.
Inilah yang sedang dihadapi Juergen Klopp bersama Liverpool di mana badai cedera tak kunjung berhenti menerpa klubnya.
Usai Van Dijk cedera ACL saat Derby Merseyside yang memaksanya istirahat hingga akhir musim, Klopp harus menerima kenyataan beknya berturut-turut tumbang mulai dari Fabinho, Kostas Tsimikas, Trent Alexander Arnold, hingga yang terbaru Joe Gomez.
"Saya tidak bisa memberi tahu Anda seberapa serius hal itu karena dia belum menjalani pemindaian. Yang mengecewakan adalah melihat dia agak kesakitan," ungkap manajer Inggris, Gareth Southgate sebagaimana dilansir BBC.
Kini Klopp harus memikirkan taktik terbaru tanpa penampilan Joe Gomez dan hanya memiliki tiga bek tengah yang sudah tampil di musim ini yakni Matip, Nathaniel Phillips dan Rhys Williams.
Dengan Matip yang juga rawan cedera tentu menjadi problematika sendiri bagi Klopp antara memanfaatkan bursa transfer atau memunculkan 'taktik gila' yang belum terpikirkan sebelumnya.
Ada dua kemungkinan yang bisa dicoba menjadi 'taktik gila' Klopp saat Liverpool kembali bermain usai jeda laga internasional.
Billy Koumetio, menjadi salah satu talenta muda yang dimiliki Liverpool di posisi bek tengah. Di usia mudanya yakni 17 tahun, Billy mampu memperlihatkan kualitas dan talenta yang dimilikinya saat dimainkan Klopp di laga persahabatan awal musim dan mampu bersinergi dengan pemain senior macam Virgil van Dijk.
Memainkan Billy bisa jadi pertaruhan besar Klopp dan bisa menjadikan 'taktik gila' yang tak diprediksi sebelumnya.
Apiknya penampilan bek muda Rhys William dan Nathaniel Phillips di Liga Champions dan Liga Primer membuktikan bahwa Klopp selalu memiliki intuisi yang tetap kapan dan di mana pemain muda akan dimainkannya, ditambah situasi badai cedera yang menghantam timnya.
"Semua hal ini, hal-hal kecil untuk dipelajari, tetapi berusia 17 tahun, seluruh kehidupan di depannya, yang sangat menyenangkan." Ujar Klopp mengomentari Billy usai laga pramusim.
'Taktik Gila' lainnya yang patut dicoba Klopp adalah dengan 'me-Mascherano-kan' Wijnaldum dan Jordan Henderson yang notabene seorang gelandang bertahan.
Mascherano menjadi salah satu kesuksesan Liverpool dalam mentransformasi posisi bermain dari seorang gelandang bertahan (posisi alami Mascherano sejak bermain) menjadi bek tengah dan berlanjut saat dirinya berkarier di Barcelona.
Henderson sendiri pernah dimainkan Klopp sebagai bek sentral saat menang 2-1 atas Monterrey di Piala Dunia Antarklub. Hendo sukses bermain apik sepanjang 90 menit untuk membantu timnya lolos ke partai final dan menjadi juara Piala Dunia Antarklub 2019 usai mengalahkan wakil Brazil, Flamengo.
"Kami memiliki opsi lain seperti [Jordan] Henderson, atau Gini [Wijnaldum] atau James [Milner], atau Robbo, dia bisa bermain sebagai bek tengah juga. Mereka semua tidak lebih kecil dari Javier Mascherano, misalnya, dan dia bermain cukup bagus di posisi itu [untuk Barcelona], "ungkap Klopp soal opsi bek tengah Liverpool.
"Jadi ya, kami masih punya satu atau dua opsi dan salah satunya akan kami pilih," pungkas Klopp.
Laga berat kontra Leicester City yang sekarang menjadi pemimpin klasemen Liga Primer menjadi laga yang dinantikan para pendukung Liverpool. Apakah 'taktik gila' akan dimunculkan Klopp dalam menyiasati badai cedera di klubnya? Menarik dinanti pastinya.
#YNWA