Mohon tunggu...
Achmad Suwefi
Achmad Suwefi Mohon Tunggu... Administrasi - pekerja swasta penggemar Liverpool, Timnas dan Argentina

You will never walk alone

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Mangtab, Moga Bukan Solusi Keuangan di Tengah Pandemi

31 Agustus 2020   13:13 Diperbarui: 31 Agustus 2020   13:17 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Proses pengambilan uang/ sumber foto dilansir dari okezone.com)

Pandemi Covid19 terus memperlihatkan tren yang meningkat dan belum mempelihatkan kejenuhannya, padahal titik jenuh alias kasus yang menurun menjadi harapan semua orang dimuka bumi ini. Bayangkan saja efek dari pandemi ini mulai dari PHK dibeberapa perusahaan, bisnis yang mulai seret hingga urusan sekolah anak yang berpindah ke daring ternyata menimbulkan efek lainnya.

Jika sudah begini, bertahan dari pandemi menjadi sesuatu yang tentunya diharapkan sembari mencari terobosan-terobosan baru agar mampu keluar dari kesulitan keuangan yang tak dibayangkan sebelumnya. Keberlangsungan keluarga tentu menjadi prioritas utama, sandang pangan dan pendidikan harus tetap berjalan walau tentu dengan melakukan berbagai variasi.

Untuk yang bisnisnya tidak terpengaruh dan malah meraih keuntungan diera pandemic tentu menjadi berkah tersendiri, namun bagi yang tidak beruntung maka asset pribadi pun bisa menjadi taruhannya. Mulai dari property, kendaraan hingga tabungan pun bisa menjadi solusi sementara bertahan di pandemi covid 19 ini. Lalu apa yang penulis lakukan ditengah pandemi sekarang? Tabungan menjadi pilihan dikala penulis juga belum punya bisnis diluaran.

Menyisihkan Gaji ke Tabungan

Memiliki tabungan menjadi cara penulis untuk istilahnya 'umpul umpul sedikit demi sedikit' karena sebagai pekerja pabrik yang mengandalkan gaji bulanan yang kebetulan tidak diputar untuk bisnis lainnya maka penting untuk menyisihkan gaji. Dengan uang yang ditabung maka harapan untuk bisa membangun rumah serta memiliki kendaraan roda dua untuk operasional dalam bekerja dapat terwujud.

Alhamdulillah isteri mampu menjadi bendahara yang sangat baik dan mampu mengatur 'cash flow' keuangan dengan baik. Ditambah target diawal kita menikah untuk tidak memiliki hutang diatas 20% menjadi pegangan dalam menjalankan roda ekonomi rumah tangga. Kebutuhan menjadi prioritas utama sedang kan keinginan diatur sedemikian rupa agar terwujud dengan pengaturan time line karena harus mengumpulkan uang dulu.

"Lebih mudah mencari banyak uang daripada menabung lebih banyak. Menabung adalah cara lambat untuk membangun kekayaan," ungkap Tanne Chidester sebagaimana dikutip dari CNBC, Senin (24/2/2020).

Tanne Chidester merupakan seorang miliarder muda asal Amerika Serikat. Ia berhasil memiliki kekayaan sebesar US$ 1 juta atau setara dengan Rp 14 miliar sebelum berusia 28 tahun. Kekayaan itu diraih Tanne dengan melakukan usaha sendiri, tanpa adanya bantuan dari orang tua. Tanne sendiri adalah CEO dari tujuh perusahaan, dua yang paling sukses di antaranya adalah Fit Warrior dan Elite CEOs dan menurutnya, cara cepat menjadi orang kaya bukan lah dengan menabung.

Sebuah pemikiran yang 'make sense' untuk bisnisman macam Tanne Chidester yang tentunya mengharapkan perputaran uang yang cepat dan dalam jumlah besar. Namun bagi penulis yang memang belum mulai tercerahkan berbisnis, memiliki tabungan menjadi salah satu pilihan produk keuangan yang ada selain deposito, asuransi dan lain sebagainya.

Mangtab, Pilihan Terakhir atau Tidak Sama Sekali

Mangtab adalah istilah dari Mangan Tabungan atau duit tabungan yang kita tabung, bukan dari sisi karena ada keperluan maka kita ambil. Tapi mangtab disini adalah keterpaksaan untuk mengambil uang tabungan karena sudah tidak adanya sumber pendapatan sehingga tabungan yang kita terpaksa kita ambil untuk bisa bertahan hidup diera pandemi covid19.

Mangtab adalah pilihan terakhir dari berbagai langkah konservatif untuk tetap bisa bertahan ditengah terjangan pandemi ini. Pun dalam skala besar seperti perusahaan, ditengah situasi yang tidak menentu maka kas perusahaan harus tetap aman. Aman dalam segala hal bukan saja untuk sampai bulan depan tapi juga bisa setahun kedepan karena ketidak pastian akan pandemi ini berakhir.

Karena kita tidak tahu apa yang terjadi kedepannya, apalagi Menko Mahfud MD menginformasikan resesi ekonomi juga akan menerpa Indonesia. Sebuah situasi yang tentunya tidak kita harapkan karena bisa memberikan efek yang besar termasuk dari sisi ekonomi masyarakat. Sehingga hingga akhirnya masyarakat yang menggunakan produk keuangan seperti tabungan akan masuk periode mangtab alias mangan tabungan.

Sebuah harapan ditengah Pandemi Covid19

Harapan penulis walau tabungan bukanlah cara cepat menjadi kaya sebagaimana yang diungkapkan Tanne Chidester tetapi bisa menjadi solusi untuk tetap bisa bertahan diera pandemi covid19 ini. Sebisa mungkin MangTab alias Mangan Tabungan (duit tabungan) tidak menjadi tren karena pastinya akan mengerus keuangan penulis sendiri yang bersyukur perusahaan tempat bekerja masih tetap buka walau order dari customer kian menipis.

Mengutamakan kebutuhan dibanding keinginan menjadi cara agar mangtab tidak dilakukan jor-joran, dan soal keinginan serta kebutuhan akhirnya kembali ke individu masing-masing.

Tabungan menjadi cara kita me-Manfaatkan produk keuangan demi terjaganya Stabilitas Sistem keuangan dalam skala kecil rumah tangga. Sehingga sebagaimana yang diharapkan BI (Bank Indonesia) Makroprudensial aman terjaga.

Tabungan menjadi satu solusi untuk bertahan di era pandemi Covid19 asal jangan Mangtab tiap hari.

#MakroprudensialAmanTerjaga
#ManfaatkanProdukKeuangan
#StabilitasSistemKeuangan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun