Libur lebaran telah tiba sejak hari ini (21 April), namun lebaran tahun tidak terlalu istimewa dari sisi berkumpul dengan keluarga besar serta keluarga tercinta yang ada dikampung halaman. Wabah covid19 telah merubah semuanya, kebiasaan serta tradisi yang spesial dibulan Ramadhan setiap tahunnya kini serba dibatasi.
Memang banyak pelanggaran disana sini sebagaimana yang diberitakan diberita online, tapi semua memang perlu waktu. Apalagi bicara tentang kebutuhan hidup termasuk menyambut lebaran dengan ancaman covid19 yang memang belum memperlihatkan tren menurun. Banyak ikhtiar dilakukan termasuk dari pabrik tempat penulis bekerja yang membekali setiap karyawannya dengan alat selama libur lebaran.
Alat itu bernama Thermometer digital, yang harus digunakan pekerja selama liburan untuk mengecek suhu tubuhnya 2 kali sehari yakni pagi dan petang selama liburan.Â
Jika sudah masuk bekerja lagi maka pengecheckan menjadi 4 kali yakni 2 kali di pabrik saat masuk dan setelah istirahat siang serta pengecheckan mandiri dirumah saat pagi dan sampai dirumah.
Pengecheckan suhu secara mandiri diharapkan dapat mendeteksi dini jika ada pekerja yang mengalami panas suhu badan diatas standard (37,5 derajat).Â
Sehingga penyebaran bisa ditekan sedini mungkin karena jika pekerja dengan suhu yang abnormal bisa langsung ke rumah sakit rujukan untuk memeriksakan kondisinya dan tetap berkomunikasi dengan Satgas Covid 19 perusahaan.
Perusahaan menyediakan sekitar 1500 buah thermometer digital untuk semua pekerja ditempat kami bekerja serta harus menjaga kondisi thermometer selama libur lebaran dan paska lebaran.Â
Cara pegecheckan yang sederhana serta rekam data yang mudah karena dua kali pengambilan data, diharapkan membantu pekerja dalam mendeteksi kondisi suhu tubuh selama libur lebaran.
Lengkapnya APD selama dipabrik
Setelah mendapatkan masker sebagai proteksi pertama serta pengechekan suhu setiap masuk pabrik, kini APD semakin lengkap dengan adanya Face Shield yang digunakan didagu serta Face Mask yang digunakan sebagai penutup wajah. Adapun penggunaannya tergantung dengan daerah operasi pekerja, dimana yang bersifat 'mobile' dan bersinggungan dengan pekerja lain menggunakan face mask.
Selain itu pembuatan sekat antar pekerja juga menjadi prioritas yang tak kalah penting, terutama yang jarak bekerjanya tidak sampai 1 meter. Sekat yang berupa plastic partition (sekat dari plastic) yang dibentuk seperti layaknya KBU di warnet ataupun wartel (dulu) menjadi salah satu usaha perusahaan dalam menerapkan phisycal distancing di tempat kerja.
Himbauan juga dilakukan baik lewat pengeras suara setiap istirahat maupun setiap meeting pagi terkait usaha menghadapi penyebaran Covid 19. Menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, menjaga jarak aman ketika berkomunikasi, wajib menggunakan masker diluar rumah hingga tetap dirumah untuk berlebaran alias tidak mudik atau perjalanan ke luar daerah.
Semoga ikhtiar yang dilakukan semua pihak termasuk pabrik tempat penulis bekerja bisa membantu dalam mengurangi penyebaran wabah Covid 19 di Indonesia.
#BersatuLawanCovid19
#IkhtiarTetapSehat
#Covid19Berlalu
#HidupNormalPenuhBerkah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H