Mohon tunggu...
Achmad Suwefi
Achmad Suwefi Mohon Tunggu... Administrasi - pekerja swasta penggemar Liverpool, Timnas dan Argentina

You will never walk alone

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Guyana, Wayne Dover dan Bob Marley

26 November 2017   20:52 Diperbarui: 26 November 2017   21:24 2649
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Wayne Dover pelatih Guyana/sumber foto dilansir dari Concacaf.com)

"Pengalaman di Indonesia tak terlupakan. Ini benar-benar petualangan yang baik untuk kami meski harus menempuh perjalanan yang panjang. Kami perlu waktu aklimatisasi tapi kami cukup bangga dengan perjalanan ini. Sambutan hangat masyarakat Indonesia menghilangkan keletihan kami semua"

Itulah ungkapan Wayne Dover,pelatih Guyana usai timnya dikalahkan 1-2 oleh Indonesia dalam laga persahabatan internasional FIFA distadion patriot,Bekasi.Kekalahan yang tidak terlalu diratapi oleh sang pelatih jika melihat permainan Jack Newton selama 2x45 menit dan mampu unggul terlebih dahulu sebelum Spasojevic,striker naturaliasi Timnas U23 mampu mencetak dua gol yang sekaligus menjadi dwi gol perdananya untuk Timnas Indonesia.

Melihat laga secara live disalah satu TV swasta tersebut,Guyana mampu tampil lepas dan menikmati permainan walau dengan kondisi adaptasi iklim serta cuaca Indonesia yang berbeda.Pun dengan sang pelatih, Dover yang tampil santai dengan gaya ala ala Bob Marley,musisi pengusung reggae yang berasal dari Jamaika.Sesekali pelatih berambut gimbal tersebut kepinggir lapangan memberikan instruksi,Doven terlihat santai dan menikmati laga Guyana kontra Indonesia.

(Wayne Dover pelatih Guyana/sumber foto dilansir dari Concacaf.com)
(Wayne Dover pelatih Guyana/sumber foto dilansir dari Concacaf.com)
"Let's Jamming,"ungkapnya kepada wartawan usai laga sembari mengajak berdendang.

Guyana memang masuk zona Amerika Tengah alias Concacaf  walau secara geografis dekat dengan Brazil,sehingga wajar music reggae begitu kental dan menjadi warna keseharian mereka ditengah aliran musik lainnya.Musik yang memberikan energy untuk selalu semangat walau secara tradisi Guyana bukanlah negara sepakbola yang kiat dikawasannya.Namun dengan FIFA Development Project, Guyana tentu bisa tetap bermimpi suatu saat bisa tampil diputaran final Piala Emas hingga Piala Dunia.

Bob Marley dan Sepakbola

(Aksi Bob Marley dengan bola/sumber foto dilansir dari The Weekly,FIFA Magazine)
(Aksi Bob Marley dengan bola/sumber foto dilansir dari The Weekly,FIFA Magazine)
(Aksi Bob Marley dengan bola/sumber foto dilansir dari The Weekly,FIFA Magazine)
(Aksi Bob Marley dengan bola/sumber foto dilansir dari The Weekly,FIFA Magazine)
Yang menarik adalah kolom khusus tentang pandangan Bob Marley tentang sepakbola dimana dia mengatakan "Football is Freedom"atau "Sepakbola adalah Kebebasan" bisa juga "Sepakbola adalah Kemerdekaan" sebagaimana yang beritakan sebagai berikut dalam majalah "FIFA The Weekly". Dan terlihat saat Jamaika mampu menikmati semua laga yang dilakoninya disemua turnamen internasional termasuk juga dengan apa yang dilakukan Guyana dengan Wayne Doover sang pengagum reggae.

Reggae telah menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas budaya Jamaika sejak merdeka pada 1962. Pada Maret 1964, hampir setahun sebelum tim nasional sepak bola negara itu bermain pertama kali dikualifikasi Piala Dunia melawan Kuba, Millie Kecil menyerbu tangga lagu internasional dengan "My Boy Lollipop". Pada sekitar waktu yang sama, Bob Marley dan Wailers merayakan hit nomor satu mereka di pulau dengan gaya tersendiri yang masih disebut sebagai ska ketimbang reggae.

Hubungan antara reggae dan sepak bola bertahan sampai hari ini. Pada tahun 2002 seluruh album berjudul Football Reggae - A Tribute ke Reggae Boyz disusun sebagai kebanggaan Timnas Jamaika. Sementara putri tertua Bob Marley Cedella aktif mendukung upaya tim wanita Jamaika yang untuk mendanai kampanye FIFA Piala Dunia Wanita 2015 mereka. Melintasi Samudra Atlantik di Inggris, Harry J Allstars 'populer hit "The Liq -uidator" terus membangkitkan pemain dan fans sebelum setiap pertandingan kandang Chelsea.

Kehadiran Guyana sebagai lawan tanding Timnas U23 Indonesia yang akan berlaga di Asian Games 2018 tentu bermanfaat dari sisi variasi lawan yang dihadapi.Dengan postur tinggi yang dimiliki beberapa pemain Guyana tentu menjadi tantangan bagi pemain muda Indonesia yang mengandalkan kecepatan untuk bisa menaklukkannya.Postur tinggi yang menjadi ciri khas tim-tim dari Asia Barat yang akan menjadi lawan Indonesia dicabor sepakbola Asian Games 2018.

Terima Kasih Guyana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun