Mohon tunggu...
Achmad Suwefi
Achmad Suwefi Mohon Tunggu... Administrasi - pekerja swasta penggemar Liverpool, Timnas dan Argentina

You will never walk alone

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Hantu 1969 yang Membayangi Messi dan Tim Tango

7 Oktober 2017   13:02 Diperbarui: 7 Oktober 2017   15:20 1919
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Laga Argentina vs Peru di PPD 1970 (El Grafico)

Kurang apa Argentina? Didepan punya Lionel Messi,sang mega bintang dengan raihan gelar pribadi nan lengkap.Belum lagi kompatriotnya di Timnas Argentina macam Di Maria, Aguero hingga Icardi.Namun apa daya 'kegarangan lini depan' belum mampu membuat Argentina bak macan yang siap menerkam lawan-lawannya dikualifikasi Piala Dunia 2018 Rusia zona CONMEBOL.Secara matematis dengan pemain lengkap dan bermain di Eropa tidak susah untuk 'Albiceleste',julukan Argentina lolos ke Rusia.

Namun kenyataan dilapangan berbicara lain,Messi yang seakan kehilangan 'aura' bila membela Timnas belum jua mampu mengangkat permainan Argentina menjadi lebih baik walau sudah berganti tongkat pelatih ke Jorge Sampaoli yang sukses membawa Chile juara Copa America 2015.Hasil imbang 0-0 kontra Peru dilaga ke-17 kualifikasi Piala Dunia 2018 Rusia kian mempersulit langkah Messi dkk yang harus terlempar dari zona tiket lolos ke Rusia.

Intimidasi yang diharapkan dari La Bombonera (Daily mail)
Intimidasi yang diharapkan dari La Bombonera (Daily mail)
AFA ('PSSI'-nya) Argentina menunjuk stadion La Bombonera,markas Boca Junior sebagai tempat laga Argentina kontra Peru dengan harapan 'magis' stadion tempat Maradona besar dengan penontonnya yang luar biasa mampu membantu Messi dkk serta menekan permainan Peru sehingga kemenangan mampu diraih.

Namun La Bombonera kembali menjadi saksi pilu kegagalan anak asuh Sampaoli meraih kemenangan atas Peru walau mampu menguasai pertandingan hingga 66 persen atas Peru.

Suporter Peru yang mendukung Timnas (Daily mail)
Suporter Peru yang mendukung Timnas (Daily mail)
Selain kegagalan La Bombonera menekan para pemain Peru,kegagalan Messi dkk memang dari ketidak mampuan mereka untuk menjebol gawang Peru dari 22 peluang yang diciptakan.

Sosok Gareca,pelatih Peru asal Argentina menjadi sisi lain kemampuan Peru dalam menahan gempuran tuanrumah selain tentunya kehadiran ratusan suporter Peru ke Buenos Aires dengan segala bentuk dukungan mulai dari tampil nan sexy hingga mengguakan kaos 'Hantu 1969' yang ternyata mampu membuat Messi dkk 'hilang akal' dilapangan hijau.

'Ghost 1969' alias Hantu 1969 membayangi Messi dkk dan tak mampu lepas dari tekanan berat untuk menang.Lalu apa itu Hantu 1969?Kita kembali ke 31 Agustus 1969, saat Argentina menyambut Peru di La Bombonera dalam lanjutan kualifikasi Piala Dunia 1970 Meksiko.Kemenangan menjadi satu-satuanya jalan bagi Argentina untuk terbang ke Meksiko,namun apa daya dua gol Oswaldo Ramirez,striker Peru memaksa laga berakhir imbang 2-2 dan Argentina gagal ke Meksiko.

Laga Argentina vs Peru di PPD 1970 (El Grafico)
Laga Argentina vs Peru di PPD 1970 (El Grafico)
"Kami gagal lolos,Itu adalah pengalaman terburuk dalam hidup saya menyaksikan bagitu banyak kepahitan diruang ganti.Ada yang menangis, (Adolfo) Pedernera merokok disudut saya berdiri dan ketika saya keluar dari sana,saya bukan siapa-siapa," ungkap Alberto Rendo,pencetak gol kedua Argentina kontra Peru.

Ada hal yang mirip dengan apa yang terjadi di 1969 dan 2017 bagi Argentina,apalagi kalau bukan permasalahan yang menimpa Asosiasi Sepakbolanya (AFA). Jika di 1969,pemerintah Argentina dengan 'tangan besinya' mengonta ganti Ketua AFA maka yang terjadi di 2017 adalah konflik kepanjangan 'politik kotor' yang terus menggerus kepentingan di AFA yang terjadi sejak Julio Grandona (alm). Dan apabila ini berimbas terhadap Timnas Argentina pun ada benarnya. (Baca juga)

Kini Messi dkk harus berjuang sekuat tenaga untuk memastikan satu tempat di Rusia,bagaimana Messi dkk memunculkan semangat dan gairah untuk menang menjadi sesuatu yang harus dijawab Jorge Sampaoli saat Argentina melawat ke Ekuador dilaga pamungkas kualifikasi Piala Dunia 2018 Rusia. Jika berhasil maka Hantu 1969 mampu ditaklukkan oleh Messi dkk tapi kalau gagal maka Piala Dunia 2018 akan kehilangan Argentina sebagaimana di Piala Dunia 1970 Meksiko.

"Situasi yang kami alami memang tidak nyama. Tapi,posisi kami diklasemen masih bergantung pada diri sendiri,"ungkap Sampaoli tentang nasib Argentina.

#AyoArgentina

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun