Mohon tunggu...
Achmad Suwefi
Achmad Suwefi Mohon Tunggu... Administrasi - pekerja swasta penggemar Liverpool, Timnas dan Argentina

You will never walk alone

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Tiki Taka atau 4-2-3-1, Luis Milla?

22 Februari 2017   17:45 Diperbarui: 23 Februari 2017   18:28 591
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Akhirnya Luis Milla memulai petualangannya sebagai Pelatih Timnas Indonesia serta Timnas U-22 yang ditargetkan meraih medali emas Sea Games ke-29 2017 di Malaysia.Dibantu asistennya termasuk mantan kapten Timnas, Bima Sakti.Milla telah memulai seleksi gelombang pertama yang diikuti 25 pemain yang didominasi eks pemain Timnas U-19 asuhan Indra Sjafrie di lapangan Lippo Karawaci, Tangerang.

Sontak optimisme dan harapan pun mengemuka sebagaimana yang dilaporkan reporter salah satu TV Swasta yang mewancarai suporter plus Danurwindo,Direktur Teknik Timnas.Datang dengan CV mengantarkan Timnas Spanyol U-21 sebagai juara Piala Eropa U-21 tahun 2011 membuat Milla diharapkan memberikan kesuksesan pada Timnas U-22 walau petualangannya dikompetisi Qatar berakhir tidak menyenangkan.

Pertanyaan mengemuka saat Milla mulai memberikan latihan kemarin adalah Akankah Tiki Taka menjadi pola permainan Timnas U-22?Sebuah pertanyaan yang wajar karena Milla berasal dari negara dengan kultur sepakbola ala tiki taka yang dikembangkan FC Barcelona,keberhasilan Spanyol menjadi juara Piala Dunia 2010 dan Piala Eropa 2012 pun tak lepas dari roh permainan ala tiki taka dari skuad FC Barcelona yang ada di Timnas Spanyol.

Lalu apa jawaban Luis Milla soal kemungkinan Tiki Taka menjadi pola yang akan dikembangkannya bersama Timnas U-22 karena secara sepintas melihat TV saat latihan hari pertama, para pemain bermain dalam sebuah kotak seukuran setengah lapangan bola.Para pemain kemudian memainkan bola dengan tidak boleh keluar dari kotak tersebut, mirip-mirip dengan filosofi Tiki Taka. 

"Saya ingin tahu pemain mau berbuat apa, jika mendapat ruang terbatas seperti itu," ucap Luis Milla dalam jumpa pers seusai latihan perdana Timnas.

“Terlalu cepat bilang kami akan memakai tiki-taka atau tidak. Secara pribadi saya tidak suka tiki-taka.Sepak bola lebih dari tiki-taka,sepak bola bisa lebih menyerang dan bertahan,"lanjut Milla.

Pola 4-2-3-1 ala Milla bawa Spanyol Juara Piala Eropa U-21

(Formasi Spanyol U-21 saat juara Piala Eropa U-21 2011 / sumber foto : squawka.com)
(Formasi Spanyol U-21 saat juara Piala Eropa U-21 2011 / sumber foto : squawka.com)

Gambar diatas merupakan pola yang diterapkan Luis Milla untuk Spanyol U-21 saat  Piala Eropa U-21 2011. De Gea menjadi palang pintu terakhir yang dilindungi kuartet Montoya, Dudac Vila, Alvaro Botia dan Dominguez.Thiago dan Javi menjadi gelandang bertahan sekaligus mesin penggerak untuk menopang pergerakan Muniain, Ander Herrera dan Juan Mata dalam mendukung pergerakan Adrian sebagai striker Spanyol U-21.

Berikut perjalanan Spanyol U-21 selama sejak fase grup hingga tampil sebagai juara Piala Eropa U-21 2011 di Denmark:
 - Grup B          : vs Inggris 1-1
 - Grup B          : vs Rep Ceko 2-0
 - Grup B          : vs Ukraina 3-0
 - Semifinal      : vs Belarusia 3-1 (perpanjangan waktu)
 - Final             : vs Swiss 2-0.

Sebagaimana yang dijelaskan oleh bek Alberto Botia, bek tengah yang anggota Timnas U-21 dalam laman UEFA.com menjelaskan kunci sukses Spanyol menjadi jawara Piala Eropa U-21 sebagai refleksi kualitas yang mereka miliki.Dengan kemampuan kontrol bola dan ‘ball possesion’ nya, Spanyol mampu menjadim tim dengan pertahanan terbaik hanya kebobolan dua gol serta produktif dengan11 gol dimana striker Adrian menjadi top skor dan Juan Mata menjadi pemain terbaik.

Menurut Borja, Lini belakang Spanyol asuhan Luis Milla sangat cepat, solid dan bermain dengan kepercayaan diri yang tinggi. Lini tengah menjadikan Spanyol tim dengan kemampuan passing terbaik dalam membangun serangan dimana ada trio Thiago Alcantara, Juan Mata serta kapten Javi Martinez yang menjadi mesin penggeraknya.Sedang lini depan dengan Adrian menjadi penentu dengan kualitas yang dimilikinya.

Bagaimana dengan Timnas Indonesia ala Milla ?

Dengan formasi 4-2-3-1 ala Milla memang menghadirkan keseimbangan baik dalam bertahan maupun menyerang sebagaimana yang diperlihatkannya bersama Spanyol U-21 dengan pemain berkualitasnya.Pola 4-2-3-1 pun sejatinya sudah menjadi pola yang dikembangkan Aji Santoso bersama Timnas U-22 saat Pra Piala Asia U-22 edisi 2012 dan 2014, Luis Milla berpotensi menyempurnakan kekurangan yang diperlihatkan Timnas Indonesia kala itu di tim yang sekarang.

Dengan gaya latihan yang dikembangkan Luis Milla dipastika pemain yang mengikuti TC harus memiliki kemampuan fisik serta kecepatan dalam mengambil keputusan.Sesuatu yang semoga menjadi nila baru Timnas yang cenderung tidak bisa mendelay bola dan lebih senang langsung umpan kedepan.

"Permainan dituntut cepat.Jadi pemain harus membuat keputusan sebelum menerima bola dari pemain lain.Ini berarti pemain harus terbiasa berpikir cepat,bermain bola dari kaki ke kaki,"ungkap eks kapten Timnas U19, Evan Dimas. 

#PerjuanganDimulai  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun