‘Sepakbola Cantik, Politik Kotor’
Apa jadinya Piala Dunia tanpa Argentina?
Juga tanpa kehadiran Brazil, wah menjadi pukulan berat tentunya bagi FIFA serta penyelenggara.Piala Dunia U-20 2017 yang digelar di Korea Selatan akhirnya harus menerima kenyataan tanpa kehadiran Brazil, salah satu tim sukses digelaran Piala Dunia yang melahirkan sosok Lionel Messi hingga Sergio Aguero tersebut.Argentina akhirnya sukses mengisi satu slot tersisa dari zona CONMEBOL untuk Piala Dunia 2017 mendatang usai menyingkirkan Brazil dipapan klasemen akhir.
Timnas Argentina yang berangkat ke Ekuador dengan kondisi persepakbolaan yang dilanda konflik sejak 2016 silam nyaris gagal lolos ke Korea Selatan.Anak asuh Claudio Ubeda kesulitan untuk bisa menjadi jawara dikualifikasi zona Amerika Selatan yang digelar di Ekuador tersebut.Lolos dari fase grup A sebagai peringkat ketiga, Lautaro Martinez dkk akhirnya mampu meraih tiket terakhir zona CONMEBOL yang dijuarai Uruguay dengan menyingkirkan Brazil yang menempati posisi kelima babak final.
Kemenangan 2-0 atas Venezeula dilaga akhir lewat dua gol La Martinez sudah cukup membawa ‘Tim Tango Muda’ unggul poin atas saingat beratnya, Brazil yang dilaga pamungkas hanya bermain imbang 0-0 dengan Kolombia.Argentina unggul 1 poin atas Brazil setelah sebelumnya menelan dua kekalahan dengan skor sama 0-3 dari Uruguay dan tuan rumah Ekuador.Argentina pun melengkapi kuartet Amerika Selatan setelah Uruguay, Ekuador dan Venezuela memastikan lolos ke Korea Selatan.
Badai Konflik yang tak kunjung mereda
Sebagaimana dialine pembuka diatas,’Sepakbola cantikPolitik kotor’ memang menjadi warna tersendiri dari sepakbola Argentina.Dengan raihan dua gelar Piala Dunia (1978 dan 1986) serta menjadi penguasa Copa America bersama Uruguay menjadikan Argentina sebagai salah satu kiblat sepakbola dunia.Namun dalam beberapa dekade terakhir sejak era Presiden AFA (‘PSSI’-nya Argentina) Julio Grondona (alm), sepakbola Argentina menuju situasi yang tidak menguntungkan.
Konflik yang dimulai dengan soal kompetisi liga super Argentina berujung pada ancaman sanksi FIFA yang memberika tenggat hingga Juli 2017.Komite normalisasi yang dibentuk FIFA untuk menormalkan kembali situasi AFA dengan menggelar pemilihan Presiden AFA pun masih belum mampu memberikan solusi terbaik sehingga wajar bila Presiden Argentina, Mauricio Macri hingga legenda sepakbola Argentina, Diego Maradona ikut angkat bicara dan memberikan tekanan.
"Saya telah mengatakan ini sebelumnya dan saya akan mengatakannya lagi: Sepak bola Argentina dalam krisis terburuk, mungkin lebih buruk daripada yang pernah terjadi di negarakita,”tegas Macri sembari memberi peringatan keras kepada stakeholder sepakbola Argentina dan menegaskan pemerintah telah menghentikan kerjasama dalam proyek FPT dengan AFA.
“Infantino mengatakan kepada saya,’dari laporan yang didapatnya apabila AFA tidak segera menyelesaikan permasalahannya maka Argentina tidak akan bermain dilevel internasional karena sanksi FIFA,” tegas Maradona sebagaimana dilansir www.ambito.com