Mohon tunggu...
Achmad Suwefi
Achmad Suwefi Mohon Tunggu... Administrasi - pekerja swasta penggemar Liverpool, Timnas dan Argentina

You will never walk alone

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Indra Sjafrie di Antara Eks Pelatih Piala AFF U-19

3 Januari 2017   17:57 Diperbarui: 4 Januari 2017   11:18 1020
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Gerd Ziese dan Indra Sjafrie, pelatih sukses jebolan Piala AFF U-19 2013 / sumber foto :bola.net)

Menjelang Kongres Tahunan pada minggu kedua Januri 2017, ramai dibicarakan sosok calon pelatih Timnas yang akan menangani Timnas level U-19 hingga Senior. Terutama untuk Timnas U-22/U-23 yang memiliki agenda cukup banyak di 2017 sehingga PSSI dibawah Letjen Edy harus mampu memutuskan dengan tepat dan cepat siapa yang akan menjadi nakhoda Timnas U-22/U-23 beserta target yang harus diembannya dengan masa persiapan maksimal lima bulan.

Nama Indra Sjafrie, pelatih Bali United yang sukses membawa Timnas U-19 mencatat sejarah dengan menjuarai Piala AFF U-19 untuk pertama kalinya kembali mencuat ke permukaan. Gaya blusukannya, pendekatannya kepada para pemain termasuk dalam menanamkan motivasi dan semangat bertanding serta formula Pe-Pe-Pa yang selama ini dimainkan Evan Dimas dkk membuat publik sepak bola nasional berharap PSSI bisa mempekerjakannya kembali di pos pelatih Timnas.

Sekadar flashback, selain Indra Sjafrie ada beberapa nama jebolan Piala AFF U-19 2013 di Sidoarjo yang mampu memperlihatkan kualitas kepelatihannya sehingga dipercaya menangani Timnas senior. Salah satunya adalah Gerd Ziese, pelatih Myanmar U-19 yang mampu mengalahkan Timnas U-19 dalam uji coba di stadion GBK. Sejak Oktober 2015, pria Jerman yang sukses meloloskan Myanmar ke Piala Dunia U-20 2015 telah diangkat menjadi pelatih Timnas Myanmar dikualifikasi Piala Dunia 2018 Rusia zona Asia.

Dan berikut adalah kabar dari para pelatih yang meramaikan Piala AFF U-19 2013 di Sidoarjo dan Gresik selain tentunya Indra Sjafrie yang sukses bersama Timnas U-19:

Gerd Zeise, salah pelatih yang mampu mencuri perhatian selama gelaran Piala AFF Suzuki 2016 dengan membawa Myanmar lolos ke babak semifinal sebelum akhirnya gagal usai ditaklukkan Thailand dengan aggregat 6-0 (2-0 dan 4-0). Ziese oleh publik Myanmar dianggap berhasil membentuk tim masa depan Myanmar yang mampu menahan imbang 0-0 Indonesia saat beruji coba di Myanmar karena berisi para pemain muda jebol Myanmar U-19.

Myanmar U-19 sendiri dibawa Zeise lolos ke putaran final Piala Dunia U-20 2015 di Selandia Baru dengan status semifinalis Piala Asia U-20 sebelum dikalahkan Qatar dalam babak perpanjangan waktu.Setahun sebelumnya di Piala AFF U-19 2013, Myanmar gagal lolos ke semifinal usai hanya menempati posisi ke-4 grup B di bawah Vietnam, Indonesia dan Malaysia namun pancapaian pria Jerman tersebut membuat MFF (‘PSSI-nya Myanmar) mengangkatnya sebagai pelatih Myanmar di PPD 2018 Rusia zona Asia menggantikan Avramovich.

Gerd Zeise. Sumber gambar: goal.com
Gerd Zeise. Sumber gambar: goal.com
Graechen Guillaume, pelatih kelahiran Vernon, Perancis 39 tahun lalu yang sukses membawa Vietnam menjadi runner up Piala AFF U-19 2013 dan lolos ke putaran final Piala Asia U-20 2014 di Myanmar. Namun sayang dengan skuat yang dibina di akademi GAHL yang bekerjasama dengan Arsenal, Vietnam gagal mencetak sejarah namun anak didik Grachen kini menghuni Timnas senior Vietnam seperti Than Voan hingga Xung Truong.

Usai membesut Vietnam U-19, Graechen Guillaume yang menjadi manajer HAGL – Arsenal JMG selama delapan tahun tersebut naik pangkat dengan menjadi manajer Hoan Anh Gia Lai yang bermain di V league musim 2015, namun prestasi anak didiknya justru tidak mengilap selama gelaran V League musim 2015. Manajemen klub yang bermarkas di Stadion Pleiku akhirnya memilih memecat Grachen dan menggantinya dengan Nguyen Quoc Tuan.

(Guillame Graechen saat melatih Vietnam U-19 / Sumber foto: TuoiTreNews)
(Guillame Graechen saat melatih Vietnam U-19 / Sumber foto: TuoiTreNews)
Norio Tsukitate, pelatih 56 tahun kelahiran Jepang mampu membawa Timor Leste tampil mengejutkan sebelum akhirnya kalah dari Indonesia di babak semifinal Piala AFF Suzuki 2016. Setahun setelah melatih Timor Leste U-19, pria yang pernah membesut Shimizu S Pulse berkelana di beberapa negara untuk menjadi pelatih Timnas Laos, Timnas Bangladesh Wanita dan terakhir melatih Timnas Bhutan sebelum akhirnya digantikan Pema Dorji pada 2015.

Norio Tsukitate. Sumber gambar: bola.net
Norio Tsukitate. Sumber gambar: bola.net
Chandalaphone Liepvisay, pelatih usia muda di Piala AFF U-19 2013 tersebut. Pelatih muda tersebut berusia 21 tahun saat melatih dkk, namun kehadirannya mampu membuat anak asuhnya tampil spartan selama turnamen digelar hingga bisa lolos ke babak semifinal sebelum dikalahkan Vietnam.

Aminuddin bin Hussin, usai kegagalan bersama Malaysia U-19 di Piala AFF U-19 2013 kini menjadi asisten pelatih dari Frank Bernhardt, pria Jerman yang menjadi pelatih kepala Malaysia U-20 atau Harimau Muda. Tim inilah yang akan menjadi cikal bakal Timnas Malaysia U-22 di Sea Games 2017 Malaysia.

Rith Dyka, usai menjadi pelatih Laos U-19 kini Ryth Dyka menjadi manajer klub Preah Khan Reach Svay Rieng FC yang bermain di Liga Kamboja. Musim 2016, klub yang bermarkas distadion Svay Rieng tersebut menduduki posisi keempat diakhir kompetisi.

Jeerasak Charoenchan, tidak banyak yang bisa diangkat dari sosok yang satu ini. Kegagalannya bersama Thailand dengan tidak bisa lolos dari fase grup memaksa FAT menggantikannya dengan sosok yang sukses memberikan gelar Piala AFF U-19 edisi 2015 dan 2016, Anurak Srikerd yang menggantikan tongkat kepelatihan dari Jeerasak – Somchai dan Sasom Pobprasert.

Dejan Gluscevic, namanya cukup terkenal di era Ligina 1990-an kala menjadi andalan Bandung Raya. Paska pensiun sebagai pemain, Dejan Gluscevic pun menjadi pelatih Singapura U-19 di Piala AFF U-19 2013 namun sayang timnya gagal lolos dari fase grup A. Karirnya pun tidak lama karena FAS kemudian menunjuk Inoue Takuya, pria Jepang untuk melatih Singapura U-19 di Piala AFF U-19 2015.

Maro Marlon Manos, gagal di Piala AFF U-19 2013 menjadi catatan seorang Marlon Manos dan dua tahun kemudian pihak ‘PSSI’-nya Filipina menunjuk Dan Padernal sebagai pelatih kepala Filipina U-19 yang tampil di Laos.

Dayem Haji Ali, tidak banyak yang bisa di-show up dari karir kepelatihan pelatih Brunei di Piala AFF U-19 2013 Dayem Haji Ali di mana Brunei Darussalam harus gagal total tanpa meraih poin di fase grup. Diedisi 2015, Brunei Darussalam dilatih pria Korea Selatan bernama Kwon Oh Son yang juga melatih Brunei U-22.

Jika pun nanti akhirnya PSSI memilih sosok Indra Sjafrie untuk menjadi pelatih Timnas U-22/U-23 tentu akan menarik melihat gaya eks pelatih PSP Padang dalam menerapkan PePePa yang selama ini identik dengan gaya bermain Evan Dimas dkk di Timnas Indonesia U-19. Namun Indra Sjafrie pun terbentur kontrak profesionalnya dengan klub yang dilatihnya sekarang Bali United hingga 2020 dan dia menargetkan tahun 2017 adalah tahun prestasi bagi timnya.

"Sesuai janji saya kepada manajemen tim, maka kompetisi musim 2017 adalah tahun prestasi bagi tim ini dan tampil beda. Target kami bukan lagi sebatas papan tengah, tapi papan atas dan Isnya Allah juara musim 2017. Tanggal 5 Januari kami mulai latihan dan umumkan tim serta pemain-pemain baru yang lebih mumpuni dibandingkan sebelumnya,” kata Indra Sjafrie sebagaimana dilansir harian Topskor.

Bagaimana PSSI?

#TimnasBangkit 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun