Tinggal seminggu lagi semifinal leg pertama Piala AFF Suzuki 2016 antara Indonesia kontra Vietnam digelar, segala persiapan bukan saja teknis tetapi non teknis juga harus dipersiapkan baik oleh tim pelatih maupun PSSI. Kok PSSI juga terlibat? Pastinya karena berkaitan dengan stadion yang akan digunakan sebagai tempat semifinal leg pertama digelar yang tentunya harus mendapat persetujuan AFF.
Paska direnovasi Stadion Gelora Bung Karno yang akan menjadi tempat pembukaan Asian Games 2018 mendatang, praktis Timnas paska sanksi FIFA dicabut untuk laga ujicoba internasional menggunakan Stadion Manahan, Solo hingga Stadion Maguwohardjo. Lalu akankah kedua stadion akan dipilih PSSI? Banyak pertimbangan mengemuka mulai dari kapasitas penonton hingga animo suporter untuk datang menyaksikan Timnas.
Stadion Manahan, Solo terdepan karena selain memiliki kapasitas hampir 35 ribu juga sering digunakan Timnas menjamu lawan-lawannya seperti Filipina dan Malaysia. Lalu ada stadion Gelora Bandung Lautan Api dengan kapasitas 38 ribu penonton yang menjadi markas Persib Bandung dan terakhir muncul opsi markas PS. TNI yakni Stadion Pakansari , Cibinong yang memiliki kapasitas 31 ribu penonton.
[caption caption="Manahan"]
“Ya kemungkinan (stadion terpilih menjadi venue semifinal dan final) itu terbuka lebar. Dari perkembangan terbaru, AFF menginspeksi Pakansari dan GBLA pada Senin (28/11),” ungkap Sekjen PSSI, Ade Wellington.
Riedl Fokus Pilih Duet Jantung Pertahanan
Jika PSSI disibukkan dengan pemilihan stadion yang akan menjadi tempat semifinal leg pertama, hal yang sama dialami oleh Alfred Riedl. Hukuman akumulasi kartu yang diterima duet jantung pertahanan Timnas yakni Yanto Basna dan Fakhrudi Wahyu memaksanya untuk berpikir keras dalam menentukan duet baru dijantung pertahanan Timnas saat menghadapi Vietnam.
Dari 23 nama yang didaftarkan ke AFF, Riedl masih memiliki tiga nama yang bermain diposisi bek tengan yakni Gunawan Dwi Cahyo (Persija), Manahati Lestusen (PS TNI) dan Hansamu Yama Pratama (Barito Putera). Dari ketiganya tentu memiliki plus minus yang menjadi item pemilihan sang manajer untuk mengantisipasi permainan cepat yang dikembangkan Vietnam.
Dari sisi pengalaman internasional ketiganya juga merasakan turnamen internasiona baik di Piala AFF Suzuki dan Sea Games (Gunawan dan Manahati) maupun Timnas U-19 (Hansamu Yama). Praktis Hansamu Yama yang belum memiliki caps bersama Timnas senior di Timnas Indonesia kali ini, namun ketiganya secara overall memang belum memiliki jam terbang yang tinggi bersama Timnas senior dan ini menjadi ‘pe-er’ tersendiri bagi Riedl.
“Pemain Timnas saat ini memiliki kualitas yang merata. Jadi, tidak sulit mencari pemain pengganti yang absent,” ungkap Riedl terkait situasi absennya Fakhrudin dan Yanto Basna.
#TimnasBISA
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H