Di tengah hiruk pikuknya gelaran Piala AFF Suzuki 2016 di Manila dan Myanmar yang melibatkan Timnas Indonesia yang harus kalah 2-4 di laga perdana, ada gelaran yang tidak kalah menariknya di timur Papua yakni Papua Nugini. Apa itu? apalagi kalau bukan hajatan FIFA bertajuk Piala Dunia Wanita U-20 yang berlangsung sejak 13 November hingga 3 Desember mendatang di empat tempat yang telah ditetapkan federasi sepak bola Papua Nugini.
Mumpung masih hangatnya, kepengurusan baru PSSI periode 2016-2020 pimpinan Letjen Edi Rahmayadi, ndak salahnya nih penulis titip pesan untuk PSSI agar sejenak menengok Papua Nugini. Kata kuncinya adalah pengembangan sepak bola wanita di Indonesia yang pernah penulis angkat sebelumnya di kanal bola Kompasiana (baca artikelnya). Jika Papua Nugini yang notabene sepakbola kalah populer dibanding Indonesia mau meningkatkan kualitas sepakbola wanitanya, kenapa PSSI tidak berani melakukan gebrakan?
Bicara sepak bola wanita Indonesia yang pernah meriah di era 1980-an (sampai-sampai di film Warkop DKI kalau ndak salah di judul Maju Kena Mundur Kena-pun ditampilkan salah satu laga sepak bola wanita, di mana Dono terlibat di dalamnya) bisa jadi memang tidak menguntungkan dibandingkan sepak bola pria. Namun manakala FIFA sebagai konfederasi sepak bola dunia menggenjot perkembangannya, PSSI pun bisa mulai fokus di dalamnya.
Ada beberapa usulan penulis kepada PSSI dalam kerangka pengembangan sepak bola wanita, di antaranya:
- Menghidupkan kembali turnamen sepak bola wanita berskala nasional seperti Piala Pertiwi,
- Bekerja sama dengan pemerintah dalam hal ini Mendikbud hingga Menpora dalam hal pengembangan dan pencarian bakat pemain di level usia sekolah,
- Berkoordinasi dengan FIFA Development Program terkait pengembangan sepak bola wanita,
- Mengaktifkan peran Asprov sebagai kepanjangan tangan PSSI di daerah dalam perannya membangun kembali sepak bola wanita,
- Memfokuskan pengembangan sepak bola wanita di beberapa daerah potensial seperti Papua, Kalimantan, Jawa Timur dan daerah lainnya,
- Memperbanyak pelatih sepak bola wanita, dan silahkan ditambahkan sendiri.
Kembali ke gelaran Piala Dunia Wanita U-20 di Papua Nugini yang mendapat respons positif dari publik sepak bola di sana. Papua Nugini yang baru pertama kali tampil itupun sebagai tuan rumah seusia prediksi akhirnya harus mengakui keunggulan Korea Utara dengan skor 1-7, walaupun kalah telak namun publik Port Moresby tetap puas dengan apa yang ditampilkan oleh Yvone Gabong dkk. Apalagi Papua Nugini mampu mencetak gol yang merupakan sejarah bagi sepakbola wanita mereka.
“Untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia di sini adalah momen bersejarah bagi Papua Nugini. Sayangnya kami tidak memenangkan pertandingan tapi akhirnya kami mencetak gol. Gol ini untuk fans kami yang mendukung penuh kami. Tujuan utama kami untuk belajar karena kami bermain melawan tim terbaik di dunia dan ini akan membantu kami d imasa datang. Saya sangat bangga dengan pencapaian tim ini di Piala Dunia,” ungkap kapten Papua Nugini, Yvone Gabong seusai laga kontra Korea Utara kepada fifa.com.
Bisa jadi sosok Nicoltte Ageva menjadi bintang Papua Nugini karena golnya tersebut yang sekaligus mengakhiri perjalanan Papua Nugini di fase grup. Dua kekalahan sebelumnya yakni 0-9 dari Brazil serta 0-6 dari Swedia memang telah mengubur mimpi Papua Nugini berbicara banyak di Piala Dunia pertama mereka, tetapi kehadiran lebih kurang 10 ribu suporter di stadion nasional PNG yang berkapasitas 25 ribu membuktikan sepak bola wanita mampu membangkitkan gairah sepak bola disana.
"Saya sangat bersemangat dan bangga dengan diri saya, dan juga untuk membuktikan kepada negara saya bahwa kita bisa mencapai hal ini," kata pencetak gol Papua Nugini, Ageva kepada FIFA.com seusai laga.
"Itu tujuan kami untuk permainan ini hanya mencetak satu gol bagi kami dan bagi semua PNG. Itu tujuan saya untuk mewakili negara saya, dan juga untuk kembali ke provinsi rumah saya dan mengembangkan sepak bola wanita di sana. Saya benar-benar terinspirasi oleh turnamen ini, dan saya ingin terus bermain sepak bola," ungkap Ageva yang mengakui hidupnya berubah setelah kesempatan pertemuan dengan Timnas wanita Papua Nugini U-20.
Ayo PSSI dinanti gebrakannya di sepak bola wanita.
Salam sepak bola,
Wefi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H