Mohon tunggu...
Achmad Suwefi
Achmad Suwefi Mohon Tunggu... Administrasi - pekerja swasta penggemar Liverpool, Timnas dan Argentina

You will never walk alone

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Ranking 179 FIFA, Modal Awal Ketum PSSI Baru

21 Oktober 2016   13:21 Diperbarui: 21 Oktober 2016   13:37 1
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 [caption caption="Irfan Bachdim"][/caption]

(Laga Indonesia kontra Vietnam yang berakhir imbang 2-2 / sumber dokumentasi : tribunnews)

KLB PSSI akhirnya harus diundur berdasarkan pertemuan PSSI dengan FIFA, dimana tanggal 10 November serta Jakarta menjadi tanggal dan tempat yang sudah dipilih. Terlepas dari gonjang ganjing jelang KLB PSSI yang akan memilih Ketum dan Exco PSSI periode 2016-2020 mendatang, namun esensinya harus mengerucut pada satu hal yakni PSSI yang lebih baik tentunya dimana prestasi menjadi satu poin dari berbagai poin yang harus mampu diwujudkan oleh Ketum PSSI yang baru.

Ukuran prestasi PSSI pun bermacam-macam tentunya mulai dari raihan gelar diturnamen internasional yang diikuti Timnas semua level maupun klub-klub Indonesia, lalu juga peningkatan kualitas wasit hingga pelatih semua level. Belum lagi kompetisi sepakbola nasional yang mengerucut pada prestasi timnas hingga apa yang disebut dengan tata kelola sepakbola nasional yang lebih baik, transparan dan terukur.

Tetapi ada satu hal penting dimata penulis yang juga perlu menjadi fokus kepengurusan PSSI yang baru dimata penulis, apa itu ? Ranking FIFA jawabnya. Sebagaimana kita ketahui setiap kamis diawal bulan atau tanggal yang ditentukan, organisasi sepakbola tertinggi didunia tersebut selalu mengeluarkan daftar peringkat asosiasi sepakbola termasuk Indonesia yang dalam beberapa tahun terakhir terus merosot ranking FIFA-nya.

Sanksi FIFA selama hampir setahun menjadikan langkah Indonesia kian berat karena tidak bisa tampil diturnamen internasional milik FIFA. Efeknya poin pun tidak bisa diraih akibat absen sedang modal awal kian tergerus dan tidak bertambah karena tidak ada poin yang didapat karena Timnas tidak bertanding. Akibatnya peringkat terendah dalam sejarah ranking FIFA pun terukir oleh PSSI yakni ranking ke-191 FIFA (65 poin) pada Juli dan Agustus 2016.

Berikut sekedar catatan pergerakan ranking FIFA didua Ketum (Ketua Umum) PSSI paska lengsernya Nurdin Halid pada 1 April 2011 dengan meninggalkan ranking ke-130 FIFA/ 203 poin :
1. Agum Gumelar (Plt Ketum PSSI / 1 April – 9 Juli 2011) , memulai dengan ranking ke-130 FIFA dan menutup di ranking 137 FIFA/185 poin.
2. Djohar Arifin Husin (9 Juli 2011 – 18 April 2015),  sempat merasakan ranking ke-131 FIFA/207 poin sebagai ranking tertinggi namun menutupnya di April 2015 dengan posisi 159 FIFA/131 poin atau turun 28 tingkat.
3. La Nyalla Mattalitti (18 April 2015 – 3 Agustus 2016), sanksi FIFA membuat ranking FIFA semakin turun diera La Nyala dimana mencatatkan diri diposisi paling rendah dalam sejarah ranking FIFA untuk Indonesia yakni diposisi 191/ 65 poin dan dibawah Timor Leste.
4, Hinca Panjaitan (plt Ketum PSSI/ 3 Agustus – 10 November 2016), paska sanksi dan melakoni dua laga ujicoba kontra Malaysia (3-0) dan Vietnam (2-2) membuat diera plt. Hinca Panjaitan, Indonesia mulai kembali naik diranking FIFA dari 191/ 65 poin kini di 179/ 93 poin.

(fifa.com/fifa-world-ranking)

Hasil imbang 2-2 kontra Vietnam sedikit banyak membantu meningkatkan poin Indonesia diranking FIFA yang sekaligus menaikkan posisi menjadi naik 2 tingkat (181 ke 179 FIFA). Sedang Vietnam yang ditahan imbang Indonesia justru naik posisinya di 136 FIFA dimana kemenangan 5-2 atas Korea Utara menjadi poin terbanyak untuk Vietnam bulan Oktober ini. Berikut daftar ranking FIFA untuk negara dikawasan ASEAN  :

1. Filipina         (124/ 271 poin)
2. Vietnam       (136/ 231 poin)
3. Thailand       (146/ 207 poin)
4. Myanmar      (156/ 165 poin)
5. Malaysia       (164/ 135 poin)
6. Singapura     (171/ 122 poin)
7. Laos             (175/ 107 poin)
8. INDONESIA (179/  93 poin)
9. Timor Leste  (186/  74 poin)
10. Brunei        (192/  57 poin)

“Contohnya saat PSSI dipimpin oleh Agum Gumelar. Indonesia pernah tembus peringkat dibawah 100. Ini tak pernah terjadi setelah kepemimpinan Agum. Jadi ada pentingnya meneruskan program yang sudah baik itu, tidak serta merta membongkar saja,”ujar salah satu kandidat Ketum PSSI 2016-2020 yang juga Exco PSSI, Tonny Apriliani.

Bagi sebagian publik sepakbola nasional, bisa jadi perkara ranking FIFA tidaklah penting namun harus diakui FIFA dan konfederasi dibawahnya kini menjadikan ranking FIFA sebagai bagian dalam proses undian termasuk kualifikasi Piala Dunia.

Posisi unggulan jelas akan didapat jika menempati ranking FIFA tertinggin dibulan yang telah ditentukan FIFA atau AFC misalnya dalam penentuan drawing disebuah turnamen sekelas Piala Asia dan Kualifikasi Piala Dunia.

Akankah ranking FIFA menjadi salah satu fokus calon Ketum PSSI periode 2016-2020? Hanya waktu yang akan menjawabnya.

Salam sepakbola nasional,
Wefi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun