Mohon tunggu...
Achmad Suwefi
Achmad Suwefi Mohon Tunggu... Administrasi - pekerja swasta penggemar Liverpool, Timnas dan Argentina

You will never walk alone

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Menabung ala Siswa Sekolah Dasar di Tempat Kerja

4 Agustus 2016   20:35 Diperbarui: 4 Agustus 2016   21:05 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 [caption caption="Buku tabungan"][/caption]

“Pak Wef, adain tabungan dong di departemen engineering,” ungkap salah seorang rekan kerja kepadaku

“Ayo saja saya sih, yang penting rekan yang lainnya juga kompak untuk ikut kegiatan tersebut,” jawabku

“Sistemnya bagaimana pak?” tanya rekan kerja yang lain

“Oke begini saja , saya akan belikan buku tabungan yang akan dipegang oleh teman-teman yang mau menabung lalu menabung tidak perlu ditentukan setiap hari atau setiap minggu. Yang penting ada senggang rejeki baru bisa menabung, begitu saja .. bagaimana?” tanyaku

“Sepakat, pak Wefi sekalian bapak jadi bendaharanya yach?” pinta mereka

“Waduhhh kok jadi saya semuanya nih,” jawabku sambil garuk-garuk kepala padahal tidak gatal.

..

Akhirnya rencana menabung pun terwujud dipabrik tempat kerja kami dengan meniru cara menabung ala siswa sekolah dasar yakni dengan menggunakan buku tabungan tapi tidak disetor ke bank (tugas saya nanti untuk membuatkan rekening di bank, karena tidak enak memegang uang cash).

50 buku tabungan sudah disiapkan dan tinggal dibagikan kepada rekan-rekan kerja yang mau ikut serta dan alhamdulillah itu buku langsung ludes alias yang tadinya tidak mau ikut malah mau ikut, Alhamdulillah.

Tabungan ala siswa SD memang jauh dari fleksibilitas sebagaimana yang terjadi dikekinian dimana tinggal transfer ke rekening lalu tinggal ambil kapanpun kita mau.

Tapi kalau ini memang sifatnya sukarela alias ikhlas menyisihkan uang gorengan, uang bakso ataupun uang rokok untuk ditabung hingga setahun kedepan. Adapun uang yang terkumpul nantinya bisa diperuntukkan untuk beberapa kegiatan departemen kami ataupun keperluan dari pribadi peserta tabungan.

“Yang penting jangan Rp. 1000 alias seribu setiap hari ditabung yah, malas nyatatnya saya” kataku kepada rekan kerja semuanya.

“Siiippp, pak wefi. Mulai kapan nih?” tanya beberapa rekan kerja

“Sekarang juga boleh, hitung-hitung pecah telor buku tabungan,” jawabku yang langsung diikuti oleh beberapa rekan kerja yang menabung mulai dari 5 ribu hingga 100 ribu.

Tabungan Harian Kakak Anisah

Hal yang sama dilakukan oleh puteriku, Anisah yang sekarang kelas 2 di MI (Madrasah Ibtidaiyah) di Tegal. Semangat menabung pun dilakoni oleh puteriku mulai dari lima ribu hingga sepuluh ribu rupiah setiap dua hari sekali, baik dari pos anggaran yang telah kami siapkan maupun juga dari sikakak yang terkadang menyimpan sisa uang jajannya untuk kemudian ditambahkan ke tabungannya.

“Aku tadi ndak jajan, bu,” ujar puteriku seusai pulang sekolah kepada isteriku

“Kok ndak jajan terus uangnya diapakan, nisah?” tanya isteriku

“Ya aku kerjakan PR buat besok saja dan uang kutambahin ketabunganku, bu,” jawabnya mantap.

“Berarti nanti kalau tabunganku terkumpul buat lanjut sekolah lagi yah,” tanya Anisah

“Betul kakak dan juga buat kebutuhan kakak lainnya,” jawab isteriku mantap.

Belajar menabung sebagaimana yang pernah diajarkan almarhumah Ibu kepada penulis setidaknya mengajarkan satu hal yakni perlunya perjuangan untuk mendapatkan sesuatu. Mungkin orang tua kita sanggup untuk membelikan apa yang diinginkan anaknya, tapi dengan mengajarkan menabung setidaknya terbuka pandangan termasuk kepada penulis tidak ada yang gratis didunia ini dan itu harus diusahakan.

Hal itu yang kini coba ditularkan kepada kakak anisah dan juga teman-teman ditempat kerja untuk sekedar menyisihkan uang gorengan atau uang rokok untuk ditabung dibuku tabungan ala siswa SD.

Mengutip motto dibuku tabungan yang kami gunakan ‘Dengan menabung telah ikut menopang kelajuan pembangunan yang berasaskan Pancasila’ maka tabungan ditempat kerja sebagai ikhtiar menopang rencana setahun kedepan rekan kerja untuk tur departemen, acara santunan hingga buka puasa bulan Ramadhan tahun depan.

#AyoMenabung

Salam Kompasiana,
Wefi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun