5. Era playmaker sekaligus bomber, Michael Hidalgo sukses menyulap Michel Platini sebagai playmaker sekaligus bomber dan menjadi top skor dengan 9 gol serta membawa Perancis juara Piala Eropa 1984.
6. Era total football di Piala Eropa 1988, Belanda dengan Rinus Michels nya mengembalikan kembali total football yang menghentak di era 1974-1978. Hasilnya Belanda sukses tampil sebagai juara usai menaklukkan Uni Sovyet 2-0.
7. Pola defensif 4-4-2 ala Denmark sukses besar di Piala Eropa 1992. Berstatus pengganti Yugoslavia, Laudrup dkk sukses membawa Denmark juara eropa usai menaklukkan Jerman Barat 2-0 difinal.
8. Pola 3-5-2 kuasai final Piala Eropa 1996, Jerman dan Ceko sukses besar dengan formasi 3-5-2 yang disesaki pemain gelandang dengan tampil dipartai puncak yang dimenangi Jerman.
9. Kekuatan lini tengah masih menjadi andalan di Piala Eropa 2000. Perancis dan Italia tampil dipartai puncak ditengah minimnya 'goal getter' dengan memperkuat lini tengah.
10. Era pemain sayap di Piala Eropa 2004 dengan munculnya Figo, Ronaldo, Beckham, Pires, Rosicky hingga Gronkjaer. Namun Yunani yang mengandalkan permainan bertahan mampu tampil sebagai juara dengan juga memaksimalkan peran winger-nya.
11. Tiki Taka menjadi tren 2008 dan 2012, Gaya permainan Barcelona dengan tiki taka nya menjadi gaya yang dipakai Spanyol yang mengkombinasikan passing passing pendek dengan pergerakan para pemainnya.
Bagaimana dengan Piala Eropa 2016 ? Sejauh ini Tiki Taka telah bertemu dengan taktik anti Tiki Taka yang membuat Spanyol tersingkir di 16 besar Piala Eropa 2016. Partai final tidak lagi diisi tim dengan penguasaan bola terbanyak yang sejauh ini dikuasai Jerman (63 persen), Spanyol (61 persen) dan Inggris (59 persen). Perancis dan Portugal masuk dalam lima besar tim dengan operan sukses dibawah Jerman (598 kali) dan Spanyol (585 kali).
Piala Eropa 2016 menghadirkan dua mentalitas yang dikembangkan sejak menit awal yakni penguasaan bola yang diwakili Jerman, Spanyol dan Perancis serta permainan yang mengutamakan serangan balik yang diwakili Wales, Italia dan Polandia. Namun taktik yang dikembangkan Didier Deschamp (Perancis) dan Fernando Santos (Portugal) sukses membawa timnya ke partai puncak.
Salam sepakbola,
Wefi