Dua gol dari Srgurdsson (6’) dan Sigporsson (18’) sudah cukup untuk membawa Islandia lolos dari hadangan Inggris yang sempat unggul cepat lewat pinalti, Wayne Rooney (3’). Kemenangan bersejarah negara kecil yang baru pertama kali lolos ke putaran final Piala Eropa setelah sukses melewat hadangan Belanda dibabak kualifikasi Piala Eropa 2016 Perancis. Kesuksesan Islandia yang dimata penulis seperti ‘Leicester’-nya Eropa dan mampu membalikkan semua prediksi sebelum Piala Eropa 2016 digelar.
“Ane pegang Albania dan Islandia,” ungkap penulis kepada rekan kerja saat rehat kerja dan membicarakan jagoan di Piala Eropa.
Tidak adanya negara favorit termasuk negara besar di Eropa (maklum pecinta Timnas Indonesia dan Argentina), membuat penulis lebih memilih negara pendatang baru sebagai yang didukung untuk meramaikan momen Piala Eropa tiap empat tahun sekali. Jadi tergantung negara yang tampil disaat gelaran Piala Eropa berlangsung maka bisa jadi pilihan penulis akan berubah-rubah seperti halnya saat Denmark di 1992 hingga Yunani di Piala Eropa 2000.
Ada beberapa fakta menarik dari Timnas Islandia yang notabene negara tanpa klub profesional tetapi memiliki lebih dari 20 ribu pelatih profesional yang pantas diapungkan ke permukaan dan layak menyematkan julukan ‘Leicester-nya’ Eropa kepada Islandia.Penyematan julukan ini dikarenakan jumlah penduduk Islandia hampir sama dengan kota Leicester yakni 300 ribu jiwa dan berikut beberapa fakta menarik yang mengiringi langkah Islandia di Perancis.
Tidak Ada pemain lokal dalam skuat Islandia di Piala Eropa 2016, 23 pemain yang dibawa Lars Lagerback bermain di luar negeri. Tercatat beberapa nama kondang seperti Gylfi Sigurdsson (Swansea), Emil Hallfredsson (Udinese/ Italia) serta top skor Islandia, Eidur Gudjohnsen (Molde FK).
Hanya 4 tahun untuk melesat di ranking FIFA, Ranking ke-131 pada April 2012 lalu progress baik diperlihatkan hingga menempati posisi tertinggi ranking ke-23 di 2015. Kini saat Piala Eropa digelar mereka berada di ranking ke-34 FIFA (bakal naik paska menjungkalkan Inggris diperempat final pastinya).
Dua pelatih yang menukangi Timnas Islandia, keduanya Heimir Hallgrimsson dengan pria Swedia, Lars Lagerback mampu menjadikan Eidur Gudjohsen dkk tampil spartan dan mencetak sejarah dalam sepakbola Islandia.
Ayah dan Anak dalam tim yang sama, Eidur Gudjohssen (18 tahun) tampil bersama sang ayah, Arnor Gudjohssen (35 tahun) yang bermain bersama saat Islandia berhadapan dengan Estonia dalam sebuah laga persahabatan.
“Islandia mampu menyisihkan 150 negara dan bisa dilang yang terbaik didunia soal mengembangkan bakat pesepakbola,” ungkap Siggi Eyjolfsson yang membidani program pelatihan pemain di ‘PSSI’-nya Islandia (KSI) pada 2002.
“Anda tidak pernah tahu dari mana Gylfi Sigurdsson dan Eidur Gudjohnsen berikutnya muncul. Jadi kami menyebar pencari bakat ke setiap pelosok,” pungkasnya.
Menarik ditunggu kiprah Islandia selanjutnya dibabak perempat final Piala Eropa kontra tuan rumah, Peancis. Akankah Lars Lagerback mampu membangkitkan semangat Eidur Guodjohnsen dkk menampilkan permainan terbaik lagi didepan pendukung mereka yang semakin banyak datang ke Perancis untuk menjadi bagian sejarah Islandia di Piala Eropa 2016.
Salam Sepakbola,
Wefi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H