[caption caption="Alasan Pantas jadi Kampiun Liga Primer (dari berbagai sumber)"][/caption]Sebagai pendukung Liverpool tentu penulis kembali harus menelan kekecewaan manakala kembali menyaksikan ‘The Reds’ gagal menjadi juara Liga Primer Inggris. Ini berarti sudah 24 tahun puasa gelar dirasakan Liverpludian/The Kopites dan seluruh pendukung Liverpool di seantero dunia. Sebuah penantian yang lama tentunya bagi Liverpool untuk merasakan manisnya mengangkat trofi Liga Inggris untuk pertama kalinya sejak era liga primer musim 1992/93.
Walau kembali respek tinggi tetap diberikan kepada punggawa Liverpool serta Mr. Klopp atas usaha mereka di tiga laga sisa kedepan untuk merangsek naik di papan klasemen serta membalikkan kekalahan 0-1 di leg pertama semifinal Liga Europa kontra Villareal.
Dan ucapan selamat juga pantas diberikan kepada Leicester City yang sudah 131 hari bertahan dipuncak klasemen Liga Primer dan tinggal menanti laga ‘The Final Judgement’ kontra MU (01/05) serta hasil laga Chelsea vs Hotspur (2/5) untuk bisa segera memastikan gelar Liga Primer Inggris pertama ‘The Foxes’, julukan Leicester City.
Penulis sendiri saat liga primer musim ini digelar pernah sekali menulis tentang sosok salah satu pahlawan Leicester City yang penampilannya menonjol selain Jamie Vardy yakni winger kelahiran Aljazair, Ryan Mahrez diawal September tahun lalu.
Dan kini Mahrez mampu membuktikan kapasitasnya di bawah polesan Claudio Ranieri sebagai salah satu pemain potensial serta menjadi daya tarik klub-klub besar untuk merekrutnya musim depan. Hal yang pastinya akan membuat ‘The Foxes’ harus mampu meyakinkan Mahrez untuk tetap membela panji-panji Leicester musim depan termasuk di Liga Champions Eropa.
“Saya tidak peduli semua itu. Saya pemain Leicester City, dan bahagia berada disini,” ungkap Mahrez soal ketertarikan bukan saja Barcelona tetapi juga AS Roma dan Villareal kepada dirinya.
“Ia mengajarkan saya tanggung jawab dan mengasah kemampuan saya soal taktik. Ia sangat membantu,” ungkap Mahrez soal Ranieri, pelatih Leicester City penggantil Nigel Pearson diawal-awal Liga Primer Inggris musim ini.
http://m.kompasiana.com/wefi/barcelona-pun-ditolak-demi-almarhum-ayah_55f8e4c8e322bd2b1116f0a2
Mengkilapnya penampilan Leicester City musim ini memang kontribusi dari berbagai faktor pendukung. Mulai dari polesan allenatore asal Italia, Claudio Ranieri hingga suporter yang selalu memadati stadion Liberty, markas Leicester.
Dan penulis mencatat ada 13 faktor penting yang membuat Leicester City menjadi kampiun Liga Primer Inggris musim ini dan berikut ulasannya :
1. Claudio Ranieri, eks manajer Chelsea, Juventus dan Inter Milan serta beberapa klub Eropa lainnya membuat pelatih asal Italia berusia 60 tahun tersebut memiliki segudang pengalaman dalam hal membangkitkan semangat serta menerapkan pola permainan yang tepat bagi Leicester musim ini.
2.Jamie Vardy, setiap klub juara tentunya memiliki striker yang produktif menjebol gawang lawan. Dan dengan torehan 22 golnya dimusim ini bersama Leicester menjadikan Vardy sebagai salah satu striker ganas di Liga Primer selain Harry Kane dan Sergio Aguero. Gol-golnya membantu Leicester meraih hasil maksimal dalam setiap laga yang dilakoni.
3. Ryan Mahrez, winger andalan yang selain mampu menciptakan assist juga mampu menjadi pencetak gol andal disaat Leicester membutuhkan gol-golnya. Performanya menjadikan Mahrez sebagai salah satu aset panas yang diperebutkan di bursa transfer musim panas mendatang dan ini yang harus diwaspadai oleh manajemen Leicester.
4. Suporter Setia ‘The Foxes’, kehadiran puluhan ribu suporter Leicester baik saat tampil di King Power maupun saat melawat kemarkas lawan menjadi energi tersendiri bagi Vardy dkk dalam meraih hasil bagus musim ini.
5. Tidak ada jadwal kompetisi Eropa, tidak tampil di kompetisi Eropa serta gagal di Piala FA serta Piala Liga membuat Leicester bisa fokus diliga primer musim ini.
6. Big Four Bagai Yoyo, performa anggota big four yang biasa mendominasi liga primer dalam satu dekade yakni MU, Man City, Chelsea dan Arsenal yang naik turun menjadi satu keuntungan bagi rival mereka termasuk Leicester dalam meraih poin demi poin.
7. Kejutan Liga Primer Inggris, dominasi anggota big four paska putusnya dominasi MU membuat Liga Primer kian seru dan menarik sehingga juaranya tidak mudah diprediksi sebagaimana diliga Perancis, Italia atau pun Jerman.
8. Tekad pembuktian kapasitas, ingat Southampton era Koeman yang tampil mengejutkan musim lalu. Hal yang sama diterima Leicester karena setiap orang berpikir akan mereka jatuh? ternyata Ranieri mampu menjadikan Leicester kuat dalam melakoni jadwal Liga Primer musim ini.
9. Kesuksesan operasi transfer, harga murah bukan berarti kualitas tidak bagus. Strategi manajemen Leicester dalam mendatangkan pemain seperti Mahrez (350 ribu pounds), Fuchs, Okazaki, Albrighton hingga Vardy menjadi salah satu kesuksesan ‘The Foxes’ membentuk tim yang berkualitas.
10. Momentum dan keyakinan diri dari seluruh ornamen Leicester City mulai dari manajemen, pemain hingga fans menjadikan mereka mampu memanfaatkan momentum yang ada untuk menumbuhkan keyakinan akan sukses di musim ini.
11. Kekuatan lini permainan Leicester mulai dari kiper yang juga merupakan anak dari legenda MU, Scheimeicel hingga kemampuan pemain tengah dalam melakukan antisipasi serang lawan untuk kemudian melakukan serang balik ke pertahanan lawan dengan dimodali striker bertipe kencang macam Vardi.
12. Pemain yang tak terduga, kekuatan Leicester bukan saja Vardy ataupun Mahrez tetapi ada di Christian Fuchs, N Golo Kante hingga Marc Albrighton yang menjadikan kualitas tim Ranieri tetap terjada selama semusim.
13. Karma baik Vichai, Keberhasilan Leicester City musim ini menurut biksu Phra Prommangkalachan adalah karena karma baik dimana sang pemilik klub yang berasal dari Thailand, Vichai Srivaddahanaprabha telah mengumpulkan dukungan dari seluruh dunia sepakbola.
"Ini tidak ada hubungannya dengan sihir. Ini perbuatan baik Vichai yang membantu mendapatkan dukungan dari fans diseluruh dunia yang menjadi kekuatan Leicester City FC," ungkap Prommangkalachan yang merupakan kepala biara Traitmir Temple, Bangkok kepada Reuter.
Kini sesuatu yang tidak pernah diprediksi oleh pengamat sepakbola Liga Primer diawal musim ini akan menjadi kenyataan jika Leicester mampu memenangkan laga di Old Trafford pada minggu malam atau Hotspur terpeleset di kandang Chelsea yakni menjadi juara Liga Primer Inggris musim 2015/16. Padahal diakhir musim 2015, Leicester City hanya berjarak enam poin dari zona degradasi Liga Primer Inggris.
#CongratsLEICESTER
#RespectLIVERPOOLTeam
You will never walk alone,
Wefi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H