[caption caption="Merayakan gol pertama Divock Origi (sumber : Dailymail)"][/caption]
“Saya memahami hasrat mereka. Laga derby bukan hanya menantang, tapi juga sangat menarik. Di sinilah kemampuan menghadapi tekanan diuji. Bagi saya, momen istimewa seperti ini selalu menyenangkan. Sepanjang 15 tahun jadi pelatih, saya selalu menganggap penting semua laga. Tapi untuk derby, pendekatannya berbeda”
Itulah komentar Jurgen Klopp, Manajer Liverpool jelang Derby Merseyside ke-226 kontra Everton di stadion Anfield malam ini. Berbekal rentetan hasil positif termasuk lolos ke semifinal Liga Europa usai menang dramatis Dortmund 4-3 dileg kedua perempat yang akan membawa ’The Reds’ berjumpa dengan Villareal demi tiket ke final di Basel. Sebuah laga yang tetap akan penting bagi Klopp demi menjaga peluang anak asuhnya berlaga di Eropa musim depan.
Setelah bereksperimen dengan menurunkan pemain muda saat menang atas AFC Bernomeuth, Klopp kali ini menurunkan para pemain inti kala berjumpa Everton. Hasilnya kemenangan telak 4-0 dalam Derby Merseyside berhasil diraih setelah Liverpool dalam 30 menit pertama gagal mencetak gol.
Striker Divock Origi yang sedang on fire berhasil membuka keran gol (43') dan membawa Liverpool unggul 1-0 usai memanfaatkan assist Milner. Jelang babak pertama usai, Sakho mampu menggandakan keunggulan 2-0 usai memanfaatkan tendangan sepak pojok Milner.
Dibabak kedua, Klopp menggantik Origi dengan Sturridge yang mampu mencetak gol (61') yang sekaligus membuat Liverpool unggul 3-0. Dan Philippe Coutinho akhirnya memastikan kemenangan telak 4-0 Liverpool atas Everton (76') usai memanfaatkan umpan matang Allen.
Klopp Bawa Liverpool catat rekor 50 kemenangan
Rekor kemenangan tandang di 50 stadion berbeda menjadikan Liverpool sebagai klub dengan catatan terbaik dalam soal menang dikandang lawan yang berbeda. Kemenangan atas AFC Bornemouth 2-1 distadion Vitaly menjadikan Liverpool menorehakn catatan tertinggi dengan 50 kemenangan distadion yang berbeda sekaligus membawa ‘The Reds’ unggul atas Arsenal (47 stadion), Man U (46 stadion), Aston Villa dan Chelsea (45 stadion) serta Tottenham Hotspur dengan menang di 44 stadion.
Berikut daftar 50 stadion dimana Liverpool sukses meraih kemenangan :
Villa Park, White Hart Lane, Loftus Road, The Hawthorns, The Valley, St Mary's, Vicarage Road, Goodison Park, Stadium of Light, Upton Park, Craven Cottage, St James' Park, Carrow Road, Elland Road, Ewood Park, Highbury, Old Trafford, Reebok Stadium, Stamford Bridge, DW/JJB Stadium, Pride Park, Selhurst Park, The Dell, City of Manchester, Filbert Street, Fratton Park, Highfield Road, Portman Road, Britannia, Hillsborough, Molineux, Riverside, Turf Moor, Ayresome Park, Baseball Ground, Boundary Park, Burnden Park, Cardiff City Stadium, County Ground, Emirates, KC Stadium, King Power, Liberty Stadium, Madejski, Maine Road, Oakwell, Roker Park, St Andrew's, Valley Parade dan terakhir di Vitality Stadium.
Ini yang Dilarang KLOPP kepada Anak Asuhnya
“Saya hanya ingin mereka menyentuh simbol tersebut dengan rasa hormat. Setelah memenangkan sesuatu Anda pasti merasa lebih bangga ketika melakukannya kembali.”
Penggemar Liverpool tentu pernah melihat simbol ikon disalah satu lorong stadion Anfield yakni THIS IS ANFIELD. Bagaimana seorang Steven Gerrard hingga King Kenny Dalgish melakukan selebrasi sebelum laga dengan menyentuh lambang tersebut yang memberikan kekuatan magis bagi para pemain ‘The Reds’ untuk mampu menaklukkan lawan-lawannya. Namun kini terobosan unik dilakukan Klopp dengan melarang para pemainnya melakukan selebrasi menyentuh simbol tersebut .
Memang tidak ada alasan khusus yang diungkap Klopp hanya manajer 48 tahun ingin para pemainnya selalu tampil semangat sebagaimana yang ditampilkan kala menjamu Dortmund di perempat final leg kedua Liga Europa. Dengan semangat tersebut diharapkan para pemain mampu memberika gelar kepada Liverpool dan para pendukung setianya setelah terakhir juara diPiala Carling 2011/12. Jika Henderson dkk mampu tampil sebagai juara maka selebrasi menyentuh simbol ‘This is Anfield’ boleh dilakukan para pemainnya.
Sanksi UEFA untuk Liverpool
Dua kasus tidak mengenakkan karena ulah oknum suporter Liverpool di Liga Europa kala melakoni laga tandang ke stadion Old Trafford serta kala menjamu Dortmund di Anfield, membuat UEFA melakukan tindakan tegas kepada Liverpool. Lemparan suar kelapangan usai gol Dejan Lovren yang menentukan kemenangan 4-3 Liverpool atas Dortmund serta nyaris terjadinya pertikaian antara oknum suporter Liverpool dengan Man U membuat Liverpool harus merasakan getahnya dari UEFA.
Hanya memang bentuk sanksi masih menunggu sidang panel UEFA apakah berbentuk denda atau harus melakoni laga kandang tanpa penonton, sesuatu yang tentunya merugikan Liverpool yang berpeluang lolos ke final Liga Europa sekaligus berburu satu-satunya gelar yang masih bisa diraih musim ini. Gelar juara liga Europa juga menjadi tiket penting Liverpool untuk bisa tampil diliga Champions Eropa musim depan.
You will never walk alone,
Wefi
sumber foto : Dailymail
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H