Mohon tunggu...
Achmad Suwefi
Achmad Suwefi Mohon Tunggu... Administrasi - pekerja swasta penggemar Liverpool, Timnas dan Argentina

You will never walk alone

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Geliat Brunei Darussalam dan Curahan Hati Aji Santoso

3 Maret 2016   13:52 Diperbarui: 3 Maret 2016   14:25 684
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagaimana GRASSROOTS di INDONESIA ?

Bicara Grassroot (akar rumput) pembinaan sepakbola nasional, penulis jadi teringat kembali saat laga Timnas U-19 di Stadion GBK, Jakarta saat kontra Myanmar U-19. Dimana laga pertama itu untuk publik sepakbola nasional (umum) sedangkan hari kedua hanya diperuntukkan untuk anak-anak usia muda yang berusia 12 tahun dan tergabung dalam beberapa SSB yang diundang PSSI, kebetulan momennya sekaligus untuk Grassroots Events yang memang digagas oleh AFC. 

Jika sejenak kita melihat harus diakui yang cukup konsisten menggelar turnamen usia belia adalah DANONE Cup dengan U-12 nya tetapi setelah itu terjadi ketimpangan dengan tidak banyak turnamen yang dihadirkan baik oleh Asprov maupun PSSI. Kalaupun ada sifatnya adalah per kelompok macam liga top skor, liga kompas gramedia. Sedangkan PSSI lebih fokus pada Piala Nusantara maupun Piala Suratin yang merupakan level maksimal U-19. 

PSSI sejatinya terbantu dengan kehadiran pihak swasta yang masih mau peduli dengan sepakbola usia muda, lalu juga mantan pemain yang mulai fokus dengan pembinaan belia hingga pelatih Timnas yang keukeuh dengan pencarian bakat macam coach Indra Sjafrie dan juga Aji Santoso yang mendirikan ASIFA hanya demi mewujudkan mimpi menghasilkan pemain muda berbakat untuk masa depan.

Curahan Hati Aji Santoso .. 

Selain coach Indra Sjafrie yang rajin blusukan untuk mencari talenta muda terbaik disepakbola, coach Aji Santoso yang juga pelatih kepala Timnas U-23 pun memiliki pandangan yang sama tentang pentingnya grass root dari pembinaan sepakbola di Indonesia. Membaca Curahan hatinya tentang REVOLUSI GRASS ROOT di sebuah web site menunjukkan pengetahuannya yang memadai tentang mimpi Timnas berjenjang .. (berikut beberapa kutipannya ..) 

Presiden boleh berganti, para menteri boleh berganti, khususnya Menpora, namun program mulia menggelar PON Remaja harus tetap jalan. Siapa pun pesidennya dan siapa pun menteri olahraganya. Sebagai pelatih sepakbola saya menegaskan bahwa PON Remaja adalah langkah strategis untuk menyiapkan pemain-pemain remaja hebat yang menggantikan Evan Dimas Darmono dan kawan-kawan. Tahun depan (2015), sebagian besar (mungkin semua) pemain Indonesia U-19 saat ini tidak bisa lagi mengikuti Piala AFF U-19 dan Piala AFC U-19 karena usianya sudah 20 tahun. 

Karena itu, PSSI WAJIB MENYALAKAN API REVOLUSI GRASSROOT. Grassroot (akar rumput) sepakbola adalah pemain-pemain kelompok umur (KU). Mulai KU6, KU8. KU10, KU12, KU14, KU16, KU18. Turnamen dan kompetisi sepakbola KU harus diputar setiap tahun! 

Selama ini proses pembinaan pemain terputus. Di usia 12 tahun masih ada Piala Danone. Namun setelah itu tidak ada lagi turnamen bergengsi sampai di KU 18. Banyak para bintang Piala Danone yang lenyap seperti tertelan bumi. Ini karena mereka tidak dirawat dari tahun ke tahun lewat turnamen-turnamen skala regional, nasional, dan internasional. 

http://sportjatim.com/index.php/kolom-2/4330-nyalakan-api-revolusi-grassroot

Disaat Indonesia masih disibukkan dengan konflik yang terjadi antara Kemenpora dengan PSSI yang tentunya menguras berbagai energi dan terhentinya geliat Timnas usia muda (U-16 dan U-19), negara lain seperti Brunei Darussalam hingga Timor Leste terus berbenah paska pembekuan FIFA dengan mengikuti ‘Development Program’ dari FIFA untuk menjadikan sepakbola mereka kian berkembang. Lalu kemana Indonesia ?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun