Mohon tunggu...
Achmad Suwefi
Achmad Suwefi Mohon Tunggu... Administrasi - pekerja swasta penggemar Liverpool, Timnas dan Argentina

You will never walk alone

Selanjutnya

Tutup

Bola

Martunis dan Ronaldo Bersanding di Majalah Mingguan FIFA edisi Terbaru

12 Oktober 2015   09:08 Diperbarui: 12 Oktober 2015   09:08 640
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

“Martunis, Sang Calon Legenda" 

 

Bagaimana bisa seorang anak kecil menjadi pahlawan? Dari era Moses sampai Oedipus, pertanyaan itu telah dijawab berulang kali dengan cerita hampir serupa.  Dalam mitos sekarang akankah ini terjadi dalam kehiduan nyata? Barangkali tidak ada yang bisa memprediksikannya, kecuali Martunis, remaja 17 tahun yang baru-baru ini direkrut Sporting Lisbon.  

 

Siapa tahu suatu hari nanti Martunis menjadi bintang sepak bola dunia. Itu setelah tanda tangan kontraknya beberapa bulan lalu, diikuti keterangannya kepada jurnalis bahwa mimpi terbesarnya adalah mengikuti jejak Cristiano Ronaldo. Martunis berasal dari utara Pulau Sumatra, Indonesia, dan berusia tujuh tahun saat bencana tsunami meluluh-lantahkan kotanya.  

 

Bencana pada Desember 2004 itu menelan korban sekitar 230 ribu jiwa. Martunis mampu bertahan dari bencana itu dan bertahan tanpa makanan selama 21 hari, sebelum tim evakuasi menemukannya. Bicara tentang dirinya, Martunis senang bermain sepak bola dan merupakan penggemar permainan itu. Ketika ditemukan dalam keadaan kelaparan di pantai, Martunis memakai kostum timnas Portugal yang terlihat kebesaran dibadannya. Kostum itu bernomor punggung  10 dengan nama belakang tertulis: Rui Costa.

 

Musim panas berikutnya membuktikan apa yang mungkin menjadi langkah terpenting dalam hidup Martunis. Federasi Sepak Bola Portugal mengundangnya untuk datang ke Eropa, dan dipertemukan dengan para pemain internasional yang sebelumnya hanya bisa disaksikan melalui televisi. Ia juga bertemu pelatih Portugal ketika itu, Felipe Scolari, dan legenda Eusobio. Tapi yang menjadi sorotan adalah saat Ronaldo menerimanya seperti anak angkat sendiri.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun