Suporter sejatinya adalah seperti pemain ke-12 dalam sebuah laga sepakbola. Kehadirannya bisa memberikan efek positif terhadap penampilan sebuah tim tetapi tidak jarang juga memberikan efek negatif. Efek positif jelas berbuah sebuah kemenangan sedang efek negatif dukungan ataupun kehadiran penonton adalah kericuhan hingga dihentikannya laga.
Kasus teranyar adalah Timnas Malaysia yang sedang dalam periode negatif usai rentetan kekalahan dengan skor besar di Pra Piala Dunia (PPD) 2018 Rusia zona Asia grup A. Kehadiran ‘Ultras Malaysia’ dalam laga kontra Arab Saudi ternyata berbuntut panjang dengan sanksi berlapis dari FIFA kepada PSSI-nya Malaysia (FAM) karena lemparan suar kedalam lapangan yang memaksa laga dihentikan menit ke-88.
Walau FAM telah mendapat sanksi berlapis berupa denda Rp. 600 juta plus kekalahan Malaysia menjadi 0-3 serta dilarang tampil dikandang sendiri, namun Ultras Malaysia yang merupakan kelompok suporter garis keras Malaysia bersumpah untuk tetap berulah hingga target mereka FAM dibekukan terwujud.
"Ini bukan soal FAM kena denda, juga buka karena timnas senior harus bertanding tanpa penonton. Ini tetap bagaimana upaya FAM berubah. Kami akan tetap berjuang sampai timnas layak ke Piala Dunia atau Piala Asia dan klub Malaysia bisa langsung lolos ke fase grup Liga Champions Asia atau Piala AFC. Kami akan terus melakukan desakan," kata Alfadli Awaludin, Wakil Ultras Malaya.
"Persoalan ini bukan hanya terkait Ultras Malaya, tapi semua pihak ingin melihat FAM berubah. Kami tidak mau melihat sepak bola Malaysia terus mengalami kemunduran, tetapi harus maju," lanjut Alfadli Awaludin, seperti dikutip dari Harian Metro. (sumber : topskor)
Namun kekecewaan diungkapkan oleh mantan gelandang Timnas Malaysia, Asmawi Bakiri terkait situasi yang dialami Timnas Malaysia, FAM dan tindakan Ultras Malaya.
"Kami gagal dalam Sea Games, Tim U-19 juga berhasil menjadi menduduki tempat keempat di Kejuaraan Asean, lalu imbang dengan Timor Leste dilaga perdana kualifikasi Piala Dunia, sebelum akhirnya kekalahan memalukan 10-0 dari UEA. Kemudian kami mengalami kasus yang jelek dengan Ultras di Shah Alam , FIFA merilis peringkat terbaru dan kami 171 di antara 208 negara,” ungkap Asmawi Bakiri.
"Ultras mencapai beberapa tujuan mereka. Yang di mana mereka bertujuan untuk mempermalukan FAM, untuk mendapatkan FAM masalah dan memaksa tindakan yang harus diambil terhadap FAM. Mereka telah mencapai semua itu, namun tidak satupun dari ini bermanfaat bagi sepak bola Malaysia ,” lanjutnya yang berharap FAM mampu melakukan perubahan secara radikal akan pengelolaan sepakbola Malaysia.
"Ini bukan rencana tapi lebih dari rencana yang kita butuhkan. Ya, rencana yang baik. Bahkan, ada rencana fantastis untuk pengembangan sepak bola bahkan sejak saya masih bermain. Tapi FAM telah gagal dalam pelaksanaan dan penegakan rencana mereka," kata Asmawi.
Akankah Ultras Malaysia akan terus berulah hingga tuntutan FAM dibekukan diwujudkan oleh Menpora Malaysia, Khairy Jamaluddin. Hanya waktu dan publik sepakbola Malaysia yang menentukan, setidaknya apa yang terjadi disepakbola Indonesia tentu juga tidak luput dari perhatian suporter Malaysia dan juga Menporanya.
Salam Sepakbola,
Wefi
Sumber rujukan :
http://www.nst.com.my/news/2015/10/ultras-malaya-have-won-what-cost?m=1
*) Keterangan Gambar: aksi Ultras Malaya dalam laga kontra Arab Saudi di PPD 2018 Rusia / sumber : nst.com)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H