(Kompetis V league 2015 memanas/ sumber :insideworldfootball)
Publik sepakbola nasional tentu ingat dengan sosok Guillaeme Graechen, pelatih Timnas Vietnam U-19 yang menjadi lawan Indonesia di Final Piala AFF U-19 2013 di stadion Delta, Sidoarjo. Lama menukangi Le Chung Vrong dkk sejak di akademi Arsenal – HAGL membuat penampilan pemain muda Vietnam menjanjikan walau akhirnya gagal menjadi juara Piala AFF U-19 2013 dan 2014 serta gagal total di Piala Asia U-19 2014 Myanmar.
Paska menukangi Vietnam U-19, pria Perancis tersebut langsung dipercaya melatih klub Hoang Anh Gia Lai (HAGL) dikompetisi V league 2015. Namun apa daya, berkekuatan mayoritas pemain Vietnam U-19 dirinya gagal menorehkan prestasi bersama HAGL. Alih-alih mampu menyeruak dipersaingan liga Vietnam musim ini, HAGL malah kalah dalam 13 laga yang menyebabkan HAGL berada diposisi juru kunci pada pekan ke-21 (14 poin) dan sang pelatih pun dipecat oleh manajemen klub.
Kejutan justru dilakukan oleh HAGL di tiga laga selanjutnya paska pemecatan Graechen oleh pihak klub, HAGL mampu menang di 3 laga termasuk laga terakhir pekan ke-24 kontra Hanoi T & T dengan skor 2-1. Hasil positif ini langsung mengangkat posisi HAGL ke peringkat ke-11 (23 poin) dari 14 tim. Nasib HAGL masih harus menunggu hingga pekan ke-26 V league 2015 dan HAGL harus bersaing ketat dengan Dong Thao dan XSKT Can Tho demi dua tiket agar bisa bertahan di V league musim depan.
Hanya aroma tak sedap langsung muncul ke permukaan terkait kesuksesan HAGL dalam tiga laga yang berakhir dengan kemenangan tersebut. Laga kontra Song Lam Nghe An ditenggarai terjadi match fixing, hal itu berawal dari adanya postingan foto dimana pemain kedua klub melakukan foto bersama dan diupload diface book. Laga pekan ke-22 itu sendiri dimenangkan HAGL dengan skor 3-1.
Dua Laga Sisa V League 2015 Diwaspadai
Penyelenggara V-League telah berjanji untuk menyelidiki dan menindak setiap upaya yang dapat mempengaruhi hasil pertandingan di dua laga sisa Liga Vietnam musim ini.
"Kami khawatir bahwa beberapa klub bisa bermain di bawah kemampuan terbaik mereka. Kami telah meminta polisi bagian kejahatan untuk memantau liga," ungkap Nguyen Minh Ngoc, kepala V-League.
Dia mengatakan beberapa klub mungkin mendukung lawan tertentu karena hubungan pribadi dan bukan uang, dan panitia harus menentukan dalam kasus tersebut. Di antara pertandingan yang mencurigakan adalah ketika klub juru kunci Hoang Anh Gia Lai mengalahkan klub kuat Lam Nghe An 3-1.
Dua hari sebelum pertandingan beberapa pemain SLNA telah memposting foto-foto mereka bersama-sama dengan pemain HAGL pada halaman Facebook mereka.
"Saya sangat sedih karena para pemain Sina tidak bermain sebaik yang saya harapkan. Mungkin mereka merasa kasihan HAGL karena mereka menghadapi ancaman degradasi,” ungkap Nguyen Hong Thanh, direktur Song Lam Nghe An Football Joint Stock Company sembari mengatakan dia tidak bisa mengontrol cara pemainnya bermain
"Saya hanya berharap panitia lebih ditentukan dalam putaran tersisa untuk menghindari kritik dari penonton. Jelas, tidak ada yang bisa mengatakan V-League telah bersih sejauh ini,” ungkap Tran Binh Su, pelatih Dong Nai yang mengaku akan sulit bagi timnya untuk menghindari degradasi.
Vietnam Bergerak Perangi MATCH FIXING
Dalam dua musim terakhir isu pengaturan skor hingga penyuapan terus mengemuka dalam setiap gelaran V leagie. Mau tidak mau VFF selaku otoritas tertinggi sepakbola Vietnam bergerak cepat untuk mengungkap kasus yang mencemarkan sepakbola Vietnam. Bukan saja di V league, di Piala AFC pun pemain dari klub Vietnam terindikasi terlibat dalam pengaturan skor dan telah dijatuhi hukuman oleh pihak berwajib.
Federasi Sepakbola Vietnam telah berjanji untuk mendirikan sebuah gugus tugas transparansi untuk mengatasi match fixing dan korupsi di sepakbola Vietnam.
"Gugus tugas akan berkoordinasi erat dengan badan-badan keamanan untuk tindakan cepat melawan korupsi di sepakbola," kata Sekjen VFF Le Hoai Anh.
"Pemain dari klub Ninh Binh dan Dong Nai telah ditangkap dan diselidiki karena diduga keterlibatan mereka dalam MATCH FIXING," katanya.
“Pengaturan pertandingan telah rumit di sepak bola internasional, yang melibatkan tidak hanya taruhan tetapi jaringan kejahatan terorganisir juga. Selain FIFA, AFC dan VFF, juga memerlukan partisipasi dari lembaga penegak hukum setempat untuk mengklarifikasi tuduhan korupsi, katanya,” kata Norris Julie Therese, Integritas Satuan Interpol.
“Total 79 perusahaan asing menerima taruhan pada pertandingan sepak bola di Vietnam,” pungkasnya.
“Sepak bola Vietnam sedang berkembang dan ancaman dari pengaturan pertandingan dan korupsi di negara ini tetap menjadi perhatian dari FIFA,” kata Tim Transparansi Task Force FIFA, Nicholas Raudenski.
#MacthFixingDimanamana
#VietnamPerangiMatchFixing
Salam Sepakbola,
Wefi
Sumber rujukan : m.thanhniennews.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H