Beberapa jam lagi Republik Indonesia akan memperingati kemerdekaannya pada 17 Agustus 2015 atau yang berarti 70 tahun sejak Sukarno – Hatta membaca teks proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945 di Jl. Pegangsaan Timur, Jakarta. Sebuah usia yang sudah ‘sepuh’ yang berarti sudah banyak suka dan duka yang dilalui dalam perjalanan Republik Indonesia.
Lalu bagaimana dengan sepakbola Indonesia di 70 tahun Republik Indonesia, apa yang telah diberikan dan dimana posisi Indonesia dalam kancah sepakbola Internasional.Pastinya prestasi terbesar PSSI yang lebih tua dari Republik ini (85 tahun) dalam pandangan penulis adalah PENUH POLITISASI, MISKIN PRESTASI, WALAU DIGILAI tetapi KENA SANKSI.
2015 bisa menjadi tahun yang memiliki dua mata sisi dalam pandangan publik,pengamat dan stakeholder sepakbola Indonesia terkait sanksi FIFA dan dihentikannya kompetisi. Ada yang melihat sebagai kesempatan untuk reformasi tata kelola sepakbola nasional sebagaimana yang didengungkan Menpora RI, Imam Nahrawi. Disisi lain tentunya redupnya sepakbola Indonesia baik ditingkat nasional dan internasional.
Lalu dimana posisi Indonesia dalam kancah sepakbola Internasional, berikut beberapa catatan penulis tentang perjalanan Timnas Indonesia dalam refleksi 70 tahun Indonesia untuk sepakbola Indonesia (kebetulan edisi lengkap sudah dibukukan bersama 30 Kompasioner lainnya dalam buku Refleksi 70 tahun Indonesia), Thanks Pak Thamrin Sonata untuk kesempatannya.
Ukuran pertama dan yang selalu dirilis oleh FIFA setiap bulannya , apalagi kalau bukan ranking FIFA yang merupakan hasil yang dicapai Timnas Indonesia setiap bulan dengan tentunya memperhitungkan pencapaian ditahun-tahun sebelumnya. Jelang Ulang Tahun Indonesia (6/8), FIFA menempatkan Indonesia diranking 164 FIFA per Agustus 2015 (turun 5 peringkat dari sebelumnya 159 FIFA).
Sebuah hasil yang tak perlu ditangisi jika melihat pencapaian dalam lima tahun terakhir, dimana energi habis hanya untuk konflik dan konflik lagi. Timnas Indonesia (Senior tentunya) memang tampil dalam turnamen internasional maupun ujicoba internasional namun hasilnya tidak signifikan terhadap perubahan diranking FIFA. Kebanggaan dibulan Agustus ini adalah posisi Indonesia lebih baik dari Malaysia walau kalah dari ‘saudara muda’, Timor Leste.
Bagaimana prestasi sepakbola Indonesia dikancah Piala Dunia sejak tampil pertama kali di Perancis 1918 dengan bendera Hindia Belanda, berikut rangkumannya :
- Piala Dunia 1938 : Tampil di Perancis dengan nama Dutch East Indies
- Piala Dunia 1958 : Menang WO konta Taiwan di babak pendahuluan, Juara Grup 1 Babak Pertama dan kalah WO dari Israel di babak kedua.
- Piala Dunia 1974 : Posisi 3 Kualifikasi Zona Asia Oceania grup B1 (kalah dari Australia dan Irak)
- Piala Dunia 1978 : Posisi 4 Kualifikasi Zona Asia Oceania Babak Pertama (kalah dari Hongkong, Singapura dan Malaysia)
- Piala Dunia 1982 : Posisi 3 Kualifikasi Zona Asia Oceania Babak Pertama (kalah dari Selandia Baru dab Australia)
- Piala Duni 1986 : Juara Grup 3 Babak Pertama, Kalah dari Korea Selatan dibabak kedua
- Piala Dunia 1990 : Posisi 3 Kualifikasi Zona Asia Grup 6 Babak Pertama
- Piala Dunia 1994 : Posisi 4 Kualifikasi Zona Asia Grup C Babak Pertama
- Piala Dunia 1998 : Posisi 3 Kualifikasi Zona Asia Grup 5 Babak Pertama
- Piala Dunia 2002 : Posisi 2 Kualifikasi Zona Asia Grup 9 Babak Pertama
- Piala Dunia 2006 : Posisi 3 Kualifikasi Zona Asia Grup 8 Babak Kedua
- Piala Dunia 2010 : Menang WO kontra Guam di Babak pertama dan Kalah 1-11 dari Syria di Babak Kedua
- Piala Dunia 2014 : Menang 5-4 (agg) atas Turkmenistan dibabak kedua dan juru kunci Grup E Babak Ketiga
- Piala Dunia 2018 : Dijatuhi Sanksi FIFA.
Untuk Timnas Indonesia dalam catatan penulis selain Timnas Indonesia U-19 yang memberikan sebuncah harapan, adalah Timnas Indonesia untuk PPD (Pra Piala Dunia 1986) yang mampu menunjukkan kualitas terbaiknya sehingga ‘nyaris’ lolos ke Mexico 1986 sebelum akhirnya dihentikan oleh Korea Selatan. Diarsiteki Sinyo Aliandoe serta asisten pelatih Salmon Nasution, Timnas Indonesia diperkuat Hermansyah (kiper), empat kuartet lini belakang yakni Didik Darmadi, Ritomoyo, Marzuki Nyakmad dan Warta Kusuma. Sedang lini tengah diisi Herry Kuswanto, Elly Idris, Zulkarnaen Lubis serta Rully Nere sedang pos penyerangan dipercayakan kepada Dede Sulaiman dan Bambang Nurdiansyah/ Zain Irmis.
Apa daya dalam laga yang disiarkan TVRI pada 21 Juli 1985, Timnas Indonesia gagal dan kalah 0-2 di Stadion Nasional, Seoul. Harapan coba dipantik dilaga kedua di Stadion Utama Senaya yang juga dihadiri penulis bersama ayah, namun Korsel mampu lepas dari tekanan pendukung Indonesia dan mampu mencetak empat gol lrewat Cho Soon Ho, Byung Byung Joo, Hung Jung Moo dan Kim joo Sung sedangkan satu-satunya gol Indonesia dicetak Dede Sulaiman tiga menit jelang laga usai.
Sedangkan bicara prestasi bisa jadi prestasi terakhir dikelompol umur /yunior dibukukan oleh Evan Dimas dkk bersama Timnas Indonesia U-19 asuhan Indra Sjafrie dengan menjadi Juara Piala AFF U-19 2013 dan lolos ke Putaran Final Piala Asia U-19 2014 Myanmar 2014 walau akhirnya gagal total karena hanya menempati posisi juru kunci grup B dibawah Uzbekistan, UEA dan Australia.
Setidaknya kita pernah memiliki prestasi dari Timnas Indonesia dalam perjalanan PSSI yang telah memiliki 16 Ketua Umum PSSI (kalau sekarang disebut Presiden PSSI/ FAI) sejak Soeratin Sosrosoegondo, Artono Martosoewignyi, Maladi, Abdul Wahab, Maulwi Saelan, Kosasih Poerwanegara, Bardosono, Moehono, Ali Sadikin, Sjarnobie Said, Kardono, Azwar Anas, Agus Gumelar, Nurdin Halid, Djohar Arifin Hoesin hingga La Nyala Mattaliti.
Berikut catatan Prestasi Juara Timnas Indonesia (kelompok umur) :
- 1961 : Juara Piala Asia Yunior (cikal bakal Piala Asia U-19 sekarang)
- 1961 : Juara Merdeka Games Cup
- 1961 : Juara Aga Khan Cup (Gold Cup)
- 1962 : Juara Merdeka Games Cup
- 1966 : Juara Aga Khan Gold Cup
- 1967 : Juara Aga Khan Gold Cup
- 1968 : Juara King’s Cup
- 1969 : Juara Merdeka Games Cup
- 1972 : Juara Pesta Sukan Singapura
- 1972 : Juara Anniversary Cup
- 1973 : Juara Quoch Khanh Cup
- 1979 : Juara Aga Khan Gold Cup
- 1984 : Juara Piala Pelajar Asia
- 1985 : Juara Piala Pelajar Asia
- 1986 : Juara Piala Sultan Hasanah Bolkiah
- 1987 : Juara Piala Kemerdekaan
- 1987 : Juara Sea Games
- 1991 : Juara Sea Games
- 2000 : Juara Piala Kemerdekaan
- 2008 : Juara Piala Kemerdekaan
- 2013 : Juara Piala AFF U19
Setidaknya jika melihat beberapa catatan refleksi diatas beserta prestasi yang pernah ditorehkan oleh Timnas Indonesia (semua kelompok umur), Timnas Indonesia memiliki kemampuan serta kualitas untuk berprestasi dikancah internasional. Tinggal bagaimana Pengurus PSSI lebih mengedepankan prestasi dan sepakbola Indonesia daripada kepentingan kelompok tertentu.
Pekerjaan Rumah di Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (17/8/2015) adalah bagaimana sanksi FIFA dicabut dan kompetisi yang benar-benar berorientasi prestasi Timnas mampu dibentuk. Kini Pengurus PSSI dengan Menpora RI yang telah memiliki agenda-agenda tersendiri harus mampu bersikap bijak dalam mencari solusi terbaik demi sepakbola Indonesia yang berprestasi. Karena kita memang pernah menjadi Macan Asia, bung !
Sebagai penutup pantas kiranya ungkapan Bapak Bangsa yang juga Presiden RI pertama, Sukarno dijadikan sebagai kalimat pamungkas. ”Kita belum hidup dalam sinar bulan purnama, kita masih hidup dimasa pancaroba. Jadi tetaplah bersemangat elang rajawali”
#MERDEKASepakbolaINDONESIA
#INDONESIABisa
Merdeka Sepakbola INDONESIA,
Wefi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H