(Evan Dimas yang diisukan dikontrak klub Spanyol / sumber : sindonews)
Pindahnya pemain Indonesia baik yang naturalisasi maupun lokal ke Kompetisi Luar Negeri merupakan efek dari dihentikannya kompetisi oleh PSSI serta jatuhnya sanksi FIFA karena pembekuan oleh Menpora RI. Pilihan antara melanjutkan karir profesional diluar negeri (Kebetulan FIFA juga belum melarang pemain Indonesia untuk bermain diklub luar) atau tetap bertahan di Indonesia ditengan ketidak pastian membuat beberapa pemain memutuskan untuk pindah ke klub luar negeri utamanya dikawasan ASEAN.
Â
Sebelum jatuhnya sanksi FIFA yang sudah berjalan dua bulan, ada beberapa pemain Indonesia yang merumput diluar negeri yakni Andik Vermansyah (Selangor FA/ Malaysia),Sergio van Dijk (Suphanburi FC/ Thailand), Irfan Bachdim (Consadole Sapporo/ Jepang), Arthur Wirawan (Belgia) hingga beberapa pemain naturalisasi asal Belanda yang bermain di Liga Belanda seperti Joy Suk dan lain-lain.
Â
Tawaran gaji plus tambahan yang lain ataupun situasi kompetisi yang pasti menjadi salah satu alasan kenapa para pemain Indonesia memilih berkompetisi diluar negeri (yang kalau katan sebagian pecinta bola Indonesia, liga di Malaysia serta Thailand kurang seru dibanding Indonesia dalam hal animo penonton). Sedang bagi klub peminat faktor penyerapan pendukung dari negara asal pemain plus skill serta teknik yang baik tentu menjadi pertimbangan utama.
Â
Kini paska dihentikan kompetisi ISL 2015 plus turunannya serta berbarengan dengan musim transfer jelang putaran kedua kompetisi di Asia serta musim baru kompetisi Eropa, beberapa pemain Indonesia pun telah berganti kostum. Dua pemain naturalisasi Indonesia yakni Greg Nwokolo dan Victor Igbonefo merapat ke Liga Thailand bersama BEC Tero dan Otsopa FC. Sedang Dedi Gusmawan pindah dari Mitra Kukar ke klub Myanmar mengikuti sang pelatih, Stefan Henson.
Â
Sedang yang terbaru apalagi Evan Dimas Darmono, komoditas transfer yang mencuri perhatian terkait statusnya sebagai bintang Timnas U-19, U-23 hingga menjadi debutan yang mampu mencuri perhatian di Timnas Senior kala Piala AFF 2014. Kabar yang didapat dari berbagai media online dan media cetak, pemain Persebaya ISL tersebut menolak pinangan Jubilo Iwata (Jepang) dan Brisbane Roar (Australia) karena telah mendapatkan kontrak dua tahun dari salah satu klub Spanyol.
Â
Lalu bagaimana pandangan serta komentar Menpora RI, Imam Nahrawi terkait fenomena pindahnya pemain Indonesia bermain dikompetisi luar negeri, terutama proses transfer Evan Dimas Darmono ke klub Spanyol. Kepala Komunikasi Publik Kemenpora, Gatot Dewa Broto berpendapat, keputusan pemain Persebaya Surabaya menajajal pengalaman di Eropa murni karena hendak mencicipi atmosfer kompetisi di luar negeri alih-alih menghindar dari konflik sepak bola nasional yang terjadi.
Â
"Kemenpora memantau semua, termasuk pemain yang bermaksud merumput di luar negeri. Kami sebetulnya konsen dengan fenomena tersebut, tetapi kami tidak bisa mencegah atau menghalagi pemain merumput di luar," kata Gatot kepada Sindonews, Rabu (29/7/2015)
Â
"Kami sendiri berharap pemain seperti Evan Dimas mendapat pengalaman yang tidak dia dapatkan ketika bermain di sini, tentu kita berharap Evan Dimas tetap bisa bermain jika dipanggil Timnas (Indonesia). Kalau main di Eropa kan kita tahu agak sulit bagi negara yang minta pemain dari klubnya," lanjut Gatot.
Â
Gatot yang pernah menjadi anggota Tim Sembilan bentukan Menpora Imam Nahwari memastikan, predikat 'disanksi' yang dijatuhkan Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) untuk Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) tidak akan berdampak pada status pemain Indonesia di luar negeri. Â Â
Â
"Evan dan pemain Indonesia lain yang merumput di luar negeri tidak akan dicap dari negara yang dibanned, waktu Yunani disanksi FIFA juga pemain asal negara itu bisa merumput di Eropa, kalo sanksi kan ke lembaga, nah ini (urusan) pemain, konteksnya tentu berbeda," kata Gatot. (Sumber : sindonews.com)
Â
Salam Sepakbola Nasional,
Wefi
Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI