(Portugal kubur mimpi Tahiti di final Piala Dunia / sumber : fifa.com)
"Ini adalah akhir mimpi bagi kami, dan kami akan pergi ke dalamnya dengan tujuan gaya bermain kolektif biasa yang kita dikenal. Portugal adalah favorit, terutama karena mereka akan memiliki dukungan dari fans tuan rumah, meskipun saya tahu bahwa banyak orang di Espinho telah mengambil tim kami dalam hati mereka. "Tehina Roa, pelatih Tahiti.
Â
Itulah ungkapan pelatih Tahiti jelang final Piala Dunia Sepakbola Pantai FIFA 2015 kontra tuan rumah Portugal yang pernah juara sekali saat masih belum dibawah FIFA. Semangat untuk menang bersua ala Portugal dengan keinginan mencetak sejarah dari Tahiti menjadi menu lain dalam laga final di eatadio espinho yang dipimpin wasit Spanyol,
Â
Portugal mampu unggul 2-0 dibabak pertama lewat gol cepat mesin gol mereka Madjer serta gol dari Belchior. Babak kedua laga kian seru saat Portugal yang menambah dua gol lagi lewat Coimbra dan Novo mampu dikejar oleh Tahiti dengan mencetak dua gol lewat aksi Labaste dan Li Fung Kuee.
Â
Raihamma Li Fung Kuee sempat menerbitkan asa lewat gol keduanya untuk memperkecil kekalahan menjadi 3-4, namun dukungan fans mampu membuat Portugal mengunci kemenangan setelah Alan mencetak gol kelima bagi Portugal dan skor berubah 5-3 yang bertahan hingga laga usai. Portugal kembali menjadi juara Piala Dunia sepakbola pantai untuk kedua kalinya setelah 2001 di Brazil.
Â
Rangkuman Piala Dunia Sepakbola pantai 2015 Portugal :
1. Juara. : Portugal
2. Runner up. : Tahiti
3. Peringkat ketiga. : Rusia
4. Peringkat keempat. : Italia
5. Rata-rata gol. : 8,03/ laga
6. Rata-rata penonton. : 3,009/ laga
7. Top skor. : Pedro Moran (Paraguay), Madjer (Portugal) dan Noel Ott (Swiss) - 8 gol
8. Pemain Terbaik. : Heimanu Taiarui (Tahiti)
9. Kiper Terbaik. : Jonathan Torohia
10. Tim Fair play. : Brazil
Â
Daftar juara Piala Dunia sepakbola pantai sejak diambil alih FIFA pada 2005 :
- Brazil. : 2006, 2007, 2008, 2009
- Rusia. : 2011, 2013
- Perancis. : 2005
- Portugal. : 2015
Daftar finalis Piala Dunia FIFA Sepakbola pantai sejak 2005 yakni Tahiti, Spanyol, Uruguay, Swiss, Italia, Brazil dan Meksiko.
Â
Tahiti memang gagal mencetak sejarah namun Raihamma Li Kung Fuee dkk mampu menunjukkan bahwa keberhasilan menjadi semifinalis Piala Dunia 2013 bukan karena keberuntungan belaka. Di Portugal kembali Tahiti menunjukkan kualitasnya dengan menjadi finalis untuk pertama kalinya bagi negara kecil yang rutin memutar kompetisi sepakbola pantai tersebut.
Â
http://www.fifa.com/beachsoccerworldcup/teams/team=1903137/squadlist.html#
Â
Tantangan Indonesia bukan saja Thailand, tetapi juga Laos.
Â
Thailand memang momok menakutkan bagi Indonesia bukan saja disepakbola, futsal tetapi juga sepakbola pantai. Namun kini Indonesia dengan beribu pulau dan garis pantai harus mengakui keunggulan Laos, negara tanpa garis pantai yang berhasil lolos ke putaran final Piala Asia sepakbola pantai 2015 di Qatar walau akhirnya gagal lolos ke Portugal.
Â
http://www.kompasiana.com/wefi/indonesia-kalah-dari-laos-kok-bisa-pssi_54f3452d745513972b6c6e73
Â
Sejatinya bukan sepakbola saja yang menjadi domain PSSI yang masih berkonflik dengan Kemenpora. Ada sepakbola wanita, futsal dan sepakbola pantai yang semuanya masuk dalam tata kelola FIFA. Jika selama ini sepakbola dalam dua dekade gagal bersinar kenapa tidak fokus untuk membesarkan sepakbola pantai, bukankah sumber daya pun mendukung sebagaimana Tahiti mampu memaksimalkannya atau Laos yang sama sekali tidak punya garis pantai.
Â
Yang pertama tentunya selesaikan konflik dulu baru bisa bergerak untuk sepakbola pantai Indonesia.
Â
Salam sepakbola pantai,
Wefi
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H