Sahabat yang kucintai,
Tiba saatnya Aku akan pulang...
Karena sudah hampir genap sebulan bertamu namun acapkali aku ditinggal sendirian begitu saja.
Olehmu aku disebut sebagai yang istimewa namun perlakuan mu kepada tidaklah luar biasa.
Cinderamata yang kubawa tidak menarik minatmu
Shalat tarawih mu kedodoran karena lembur, pekerjaan serta karena keperluan belanja untuk lebaran, apalagi shalat lima waktu berjamaah yang kerap bolong dan tidak tepat waktu.
Sehingga tak ada waktu bagimu untuk meminta ampun kepada Rabb-mu dengan alasan sibuk dengan urusan duniawi. Sehingga siang dan malam terlewat begitu saja tanpa ada peningkatan dalam berbuat kebaikan dibanding 11 bulan sebelumnya.
Al-qur’an hanya menjadi penghias lemari dan hanya dibaca sekilas. Coba bandingkan dengan waktu yang kau habiskan untuk mengunggah status di hape canggih yang kau miliki.
Bersedekah pun tidak lebih bagus dibanding bulan sebelumnya, mungkin dirimu takut tidak memiliki uang untuk lebaran nanti apalagi untuk mudik ke kampung halaman.
Jika seperti ini wajar bila aku menganggap seperti tamu yang tidak engkau harapkan kedatangannya sehingga sekalipun aku pergi meninggalkanmu tak ada rona penyesalan diwajahmu.
Dengan keistimewaannya aku datang dengan membawa berbagai kemulian sehingga aku pulang tanpa kesia-siaan. Yakinlah sahabatku, aku bisa jadi tidak akan kembali lagi menemui sehingga engkau akan menyesal karena telah mengabaikan kedatanganku.
Jadi sahabat yang kucintai, walau sekarang sudah memasuki injury time karena hanya tinggal 3 hari lagi kebersamaanku dengan mu tetapi harapanku sebagai seorang sahabat adalah engkau menyadari dengan sepenuh hati kehadiranku sebelum akhirnya aku benar-benar pergi meninggalkanmu.
Salam Kompasiana,
Wefi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H