“Biasanya kerjaan saya disini ya membungkus biji plastic lalu diangkut ke truk. Begitu saja,” ujar Anwar yang membantu saudaranya dipabrik biji plastic selain berprofesi sebagai kuli bangunan dimana dia memperoleh Rp. 80 ribu hingga 100 ribu oer hari.
“Ya sekarang saya tinggal bersama ibu saya di Bandung. Kadang-kadang saya juga minta uang pada ibu kalau benar-benar sudah tidak ada uang. Saya berharap kondisi sepakbola Tanah Air bisa segera membaik,” kata Anwar yang ditinggalkan isteri dan anaknya.
Dihentikannya kompetisi sepakbola ISL QNB 2015 serta turunannya memang memberi sisi positif dalam hal munculnya ide untuk mencari usaha sampingan demi menyambung hidup daripada terus menggunakan tabungan yang pastinya akan habis juga sebagaimana yang dilakukan beberapa pemain yang memang tidak merasakan atmosfir tarkam dibeberapa daerah.Yang penting sebagaimana pesan Anwarudin “Jangan kalah sama Gengsi” (setuju kang Anwar).
Kalau sudah begini hanya tinggal berharap agar kedua belah pihak Kemenpora dan Pengurus PSSI mau sedikit legowo demi mencari solusi terbaik agar sepakbola nasional sedikit demi sedikit berangsur normal.
#JanganMenyerahKawan
#TetapSemangatdanselaluberdoa