Mohon tunggu...
Achmad Suwefi
Achmad Suwefi Mohon Tunggu... Administrasi - pekerja swasta penggemar Liverpool, Timnas dan Argentina

You will never walk alone

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Menagih Janji La Nyalla, Ketum PSSI 2015-2019

18 April 2015   13:55 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:57 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Pemilihan Ketua Umum PSSI periode 2015-2019 dipastikan bakal berlangsung cepat. Pasalnya, empat dari sembilan calon ketum baru mengundurkan diri. Hal itu disampaikan langsung dalam Kongres Luar Biasa (KLB) di JW Marriott, Surabaya, Sabtu (18/4/2015). Sebagaimana yang dirilis Ketua Komite Pemilihan PSSI Dhimam Abror ada empat calon yang mengundurkan yakni Joko Diryono, Achsanul Qosasih, Djohar Arifin Husin dan Sarman el Hakim.


"Saya bukan mundur ya mas. Saya hanya butuh legalitasi sebagai peserta calon ketum PSSI. Tapi ketika tidak ditandatangani ya gimana," kata Sarman di Media center JW Marriott, Surabaya perihal pengunduran dirinya sebagai calon Ketum PSSI periode 2015-2019.


Sehingg praktis tinggal lima calon ketum yakni Dr.Benhard Limbong, S.Sos, SH, MH, H. Subardi, SH, MH, La Nyalla, Mahmud Mattalitti, Muhammaad Zein dan Syarif Bastaman. Dengan situasi ini jelas nama La Nyala menjadi yang terdepan untuk jadi Ketum PSSI yang baru.


Hasilnya La Nyalla mendapatkan suara terbanyak alias menang telak atas keempat calon ketum PSSI lainnya. La Nyalla mengumpulkan 92 suara dari 106 voter yang hadir di kongres tersebut sedangkan 14 suara milik Syarif Bastaman. Kini La Nyalla pun resmi jadi Ketum PSSI periode 2015-2019.


Tantangan terbesar La Nyalla adalah masalah konflik antara Pengurus PSSI dengan Pemerintah dalam hal ini Kemenpora. Dengan berpegang pada aturan_aturan yang ada sejatinya keduanya harus mampu duduk bersama untuk membangun sepakbola nasional berprestasi. Bagaimanapun PSSI didirikan sebagai alat perjuangan demi satu tujuan, Indonesia bukan untuk segelintir kelompok atau golongan saja itulah tantangan sesungguhnya.


Tantangan kedua adalah janji yang telah terucap dari La Nyalla yang sejauh ini meleset yakni ranking 120 FIFA walau akhirnya direvisi menjadi 130 FIFA. Walau bukan sebagai patokan utama tetapi setidaknya ranking FIFA merupakan gambaran dari pencapaian Timnas dalam sepakbola internasional. Atau ada revisi target lagi dari La Nyalla setelah resmi menjadi Ketum PSSI 2015-2019.


http://indonesiarayanews.com/read/2013/04/12/57969/news-liga-indonesia-04-12-2013-17-35-perbaiki-peringkat-pssi-programkan-uji-coba-sebulan-sekali


Selain itu ada kasus hukum yang masih harus dihadapi La Nyalla membuat kapasitasnya sebagai orang nomor satu bisa tercoreng apalagi jika melihat track recordnya yang memang bukan berasal 'pure' sepakbola membuat banyak pihak skeptis terhadapnya.


http://m.bolatotal.com/beritaterkini-15732-mantan-kapten-timnas-indonesia-kritik-lolosnya-la-nyalla-mattalitti-sebagai-calon-ketua-umum-pssi.html


Akankah La Nyalla Mattalitti dan 'rezim' barunya mampu mewujudkannya? Langkah pertama selesaikan konflik dengan Kemenpora yang sudah mengeluarkan Surat Pembekuan PSSI dengan elegan bukan selalu berlindung diketiak FIFA karena PSSI ada di Indonesia atau tetap keukeh seperti sekarang ini sehingga wajar jika penulis PSSI adalah kepanjangan (P) ersatuan (S) epakbola (S) usah (I) slah.


#MenagihPrestasiPengurusPSSI


Salam sepakbola nasional,

Wefi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun