Selesai sudah tugas Benny Dollo sebagai pelatih kepala sementara Timnas Indonesia Senior kini siapa yang akan menjadi pelatih definitif Timnas untuk Kualifikasi Piala Dunia 2018 yang juga menjadi kualifikasi Piala Asia 2019 masih menjadi teka teki. Beberapa ‘clue ‘ memang sempat mengemuka terkait calon pelatih Timnas Indonesia senior, mulai dari asalnya yakni Belanda, pernah menukangi Timnas atawa klub di Asia hingga pernah bekerjasama dengan DirTek PSSI yang sekarang, Pieter Hiustra.
“Seperti yang direncanakan oleh Badan Tim Nasional (BTN) , ada opsi akhir Maret atau diawal April. Informasi terbaru yang kami terima dari BTN setidaknya pertengahan April sudah bisa diumumkan, tapi tidak diakhir Maret ini,” ungkap Sekjen PSSI, Joko Driyono terkait calon pelatih Timnas Indonesia.
“Clue-nya ia pernah melatih klub dan timnas Asia,” lanjut Joko Driyono.
Beberapa nama akhirnya mengemuka kepermukaan seperti Aad De Mos, Andrea Wetzel, Ricardo Moniz, John Taihuttu, Jos Luhukay hingga pelatih Pelita Bandung Raya (PBR), Dejan Antonic. Dan kebetulan penulis pernah membahasnya dalam dua artikel tentang calon pelatih Timnas Indonesia termasuk calon kuat versi penulis , Andrea Wetzel.
http://m.kompasiana.com/post/read/706750/2/meraba-calon-pelatih-timnas-asal-belanda.html
http://m.kompasiana.com/post/read/707174/2/andre-wetzel-suksesor-riedl-di-timnas-.html
Sosok Andre Wetzel, pelatih kelahiran Surabaya 3 November 1951 (63 tahun lalu) menjadi yang terdepan. Bukan saja karena faktor kelahiran Surabaya-nya tetapi juga dengan torehan prestasi bersama beberapa klub seperti membawa klub Al-Jaziira (UEA) meraih double winner Juara Piala Presiden dan Juara Liga. Selain itu ia berjasa membawa klub VVV Venlo promosi ke Liga Belanda musim 2007-2008.
Satu keunggulan dari Andre Wetzel adalah soal kemampuannya dalam berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia yang akan memudahkannya jika memang menjadi suksesor Opa Riedl di Timnas Senior. Dan berikut profil singkat karir kepelatihan Andre Wetzel yang kini melatih HBS Craeyenhout sejak 2011 :
- 1997–2000 : Den Haag (Asisten Pelatih)
- 2000–2001 : Den Bosch (Asisten Pelatih)
- 2000–2002 : Pelatih Usia Muda Belanda
- 2002–2004 : Willem II (Asisten Pelatih)
- 2004 : Willem II
- 2004 : Al-Jazeera
- 2005 : Feyenoord (Scout)
- 2005–2006 : Mechelen
- 2006–2008 : VVV-Venlo
- 2008–2009 : ADO Den Haag
- 2011– : HBS Craeyenhout
Siapapun yang nanti akan dipilih BTN – PSSI, sejatinya Timnas yang akan mengarungi kualifikasi Piala Dunia 2018 dibulan juni mendatang memiliki ‘peer’ yang harus diselesaikan. ‘peer’ yang dibeberkan Benny Dollo terkait kelemahan Timnas yang dilatihnya kala kalah 0-1 dari Kamerun dan menang 2-1 atas Myanmar, yakni Timnas miskin bomber. Tetap dipakainya striker gaek 38 tahun , Cristian Gonzales menunjukkan Timnas tidak memiliki stok yang mumpuni diposisi pencetak gol.
“Harus diakui bahwa kita memang kekurangan penyerang yang bagus,” ungkap BenDol terkait stok penyerang di Timnas Indonesia.
Satu lagi sich tapi ini bersifat subjektif, kalau bisa PSSI jangan pilih Aad de Mos. Satu pertimbangannya adalah motivasi dari sang pelatih yang sudah lama tidak mengalami rasanya kompetisi sepakbola sejak terakhi melatih KAVALA di Liga Yunani tahun 2010. Walau pernah seklub bareng Piter Hiustra dan memiliki catatan bagus selama melatih, penulis masih kurang yakin dengan kemampuan Aad de Mos untuk menukangi Timnas.
Salam Sepakbola Nasional,
Wefi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H