Mohon tunggu...
Achmad Suwefi
Achmad Suwefi Mohon Tunggu... Administrasi - pekerja swasta penggemar Liverpool, Timnas dan Argentina

You will never walk alone

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Komentar Indra Sjafrie Jika Timnas U-19 Gagal Lolos ke Piala Dunia

8 Oktober 2014   17:16 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:54 314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Dalam Perjuangan ada dua pilihan hasil yang akan dicapai BERHASIL atau GAGAL, itu bagaikan dua sisi kepingan mata uang yang akan saling mengikuti. BERHASIL atau TIDAK nantinya Timnas U-19 mengemban target lolos ke semfinal Piala Asia U-29 sebagai syarat lolos ke Piala Dunia U-20 2015 Selandia Baru tergantung apa yang akan ditampilkan Evan Dimas dkk di grup B Piala Asia U-19.

Sebagaimana yang dikonfirmasikan coach Indra Sjafrie jelang keberangkatan ke Myanmar, bahwa tugas pelatih sudah 90 persen dan sisanya akan ditentukan di Myanmar nanti oleh para pemain Timnas U-19 dilapangan yang tentunya kita perlu dukung baik lewat dukungan langsung maupu lewat doa yang kita panjatkan.

“Sisa 10 persen nanti ada di Myanmar. Hasilnya nanti kami serahkan kepada Yang di Atas. Tentunya dengan diiringi kerja keras,” ungkap coach Indra Sjafrie sembari menjelas semua pemain sudah memohon doa restu kepada orang tua masing-masing.

Lalu bagaimana pendapat coach Indra Sjafrie jika usaha maksimal yang telah dilakukan ternyata Timnas U-19 gagal memenuhi target yang ditentukan BTN-PSSI. Sebagai pelatih, coach Indra berharap prestasi Indonesia U-19 lolos ke Piala Asia tetap bisa menjadi momentum persepakbolaan nasional.

"Filosofi dan persepsi tentang pembinaan usia muda harus sama. Jangan juga nanti gagal ke Piala Dunia, kita setop pembinaan sepakbola usia muda," ucap Indra Sjafrie.

"Jangan ini kita juara (Piala AFF) setelah menunggu 22 tahun, lalu menunggu 40 tahun untuk juara lagi. Seharusnya setelah ini, timnas U-19 besok juara AFF lagi, lalu lolos ke Piala Dunia," lanjutnya sembari mengingatkan semua stake holder tidak terpaku hanya pada raihan juara Piala AFF U-19 semata tetapi perlu bagaimana adanya kesinambungan dari prestasi Timnas U-19 kedepannya. (sumber : goal.co.id)

Yach kalaupun misalnya Timnas U-19 gagal lolos ke Selandia Baru itu bukan akhir segalanya, apa yang sudah diperlihatkan coach  Indra Sjafrie dan tim pelatih dalam memadukan pemain hasil blusukan dan pemain didikan SAD membuktikan bahwa Indonesia tidak kering akan bibit pemain muda. Tinggal bagaimana PSSI-BTN siapapun pengurusnya mau istiqamah dan konsisten dalam menerapkan sistem pembinaan pemain yang terarah dan terukur, karena memang tidak ada yang instan dalam sepakbola.

Jerman memang tidak hebat dilevel yunior (U-16, U-17, U-19) tetapi Joachim Loew mampu memaksimalkan jebolan timnas dilevel yunior untuk membuat Jerman menjadi juara Piala Dunia 2014. Atau Korea Selatan yang begitu dominan dilevel U-19 dan berefek pada konsisten dilevel Timnas Senior dalam meraih prestasi.

Dari pandangan coach Indra Sjafrie jelas bahwa dengan banyaknya pemain berbakat di Republik ini tidaklah sulit untuk menemukan mutiara-mutiara yang akan menjadi sumber kekuatan Timnas dimasa depan yang tentunya harus dimaintanance lewat sistem pembinaan yang tearah dan terukur, disitulah tugas PSSI-BTN dalam merumuskan dan istiqamah untuk menjalankannya karena bisa jadi prestasi akan dinikmati oleh pengurus berikutnya.

"Apa yang saya lakukan pada awalnya hampir sama dengan pelatih di dunia, dimana mencari bibit-bibit pemain. Namun harus ada sesuatu yang mencolok dan bisa menjadi nilai plus untuk dibanggakan," kata Indra.

“Kami terbentuk di tengah gonjang-ganjingnya federasi sepakbola Indonesia. Kami bertahan dengan fokus bermain dan berlatih. Mencari pemain secara blusukan dan dibantu pelatih dan
tim yang handal di bidangnya," sambung Indra Sjafri.

Menurutnya, mencari pemain dengan skill 'tukang tendang bola' tidaklah sulit di zaman sekarang. Karena semua pemain yang pernah memainkan sepakbola bisa 'menendang bola'. Ditegaskan Indra, apakah pemain yang bersangkutan bisa bermain benar-benar profesional.

"Kedua, yang menguatkan dan membuat kami seperti ini adalah tekad kuat agar sepakbola bisa mempersatu bangsa. Satu yang masih belum bisa dilakukan sepakbola kita, membina
sepakbola usia muda secara berkelanjutan," pungkas Indra. (sumber :linggapost)

Semua harus memiliki tekad yang yang kuat agar sepakbola nasional mampu berprestasi dan mempersatukan bangsa lewat PEMBINAAN SEPAKBOLA USIA MUDA YANG BERKELANJUTAN, Sanggup PSSI ?

Salam sepakbola nasional,
Wefi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun