Lupakan sejenak kasus sepakbola gajah yang terjadi di 8 besar Kompetisi Divisi Utama PSSI antara PSS Sleman kontra PSIS Semarang, biarlah PSSI serta Komisi Disiplin menyelesaikan tugasnya dalam mengusut kasus yang mencoreng persepakbolaan nasional karena sifat pemberitaannya yang sudah ke mancanegara dan juga kemungkinan FIFA melakukan investigasi kepada PSSI terkait masalah tersebut.
Saatnya kita mengetahui hasil evalusi yang dilakukan PSSI – BTN dan tim HPU terhadap kinerja Timnas U-19 asuhan coach Indra Sjafrie yang gagal lolos dari grup B Piala Asia U-19 dan menjadi juru kunci dengan menuai tiga kekalahan.
“Sejak awal persiapan saya menyadari itu. Bahwa skill pemain kami kurang mampu bersaing dengan negara lain, apalagi level Asia. Makanya fisik menjadi prioritas pembentukan yang penting untuk Timnas U-19 periode ini,” jelas coach Indra Sjafrie terkait skill para pemain Timnas U-19 yang kurang kompetitif.
“Tetapi kedepan tentu pengembangan berbeda. Dengan teknik dasar yang dimiliki pemain, misalnya Timnas U-14, sekarang tentu mereka akan jauh lebih baik. Sebab PSSI semakin lama semakin concern dalam pembinaan sepakbola usia muda,” lanjut coach Indra Sjafrie tentang progress kedepan bagi Timnas usia muda.
Selain faktor skill pemain yang menjadi satu faktor kegagalan sehingga membuat penampilan para pemain jauh dari yang diharapkan, coach Indra Sjafrie juga menyoroti beberapa faktor yang terjadi sehingga menghambat periodisasi pelatnas Timnas U-19 yang telah disusun secara detail oleh tim pelatih jelang tampil di Piala Asia U-19.
“Kami sudah membuat periodisasi persiapan yang sangat panjang dan detail. Tapi, memang ada sesuatu yang harus kami kompromikan saat itu,” terang coach Indra Sjafrie tanpe menjelaskan lebih lanjutkan hal-hal yang dikompromikan tersebut.
Tetapi semua pihak pun sudah mahfum dengan kondisi yang terjadi dalam persiapan Evan Dimas dkk jelang keberangkatan ke Myanmar. Tinggal bagaimana kedepannya perlu untuk evaluasi total terhadap Pelatnas jangka panjang ala Timnas U-19 yang dipenuhi dengan Tur Nusantara Jilid 1 dan 2, kemudian beberapa program yang tidak terlaksana seperti COTIF di Spanyol sehingga kedepannya tidak ada lagi kasus periodisasi pelatnas yang telah disusun oleh tim pelatih harus dikompromikan dengan kepentingan lain.
Selain menjelaskan tentang hasil evalusia Timnas U-19, coach Indra Sjafrie pun meminta publik sepakbola nasional untuk tidak menghujat punggawa ‘Garuda Jaya’ atas hasil yang telah dicapai karena menurutnya para pemain Timnas U-19 kelak bisa menjadi aset Timnas Senior dimasa datang.
“Sangat naif rasanya kalau perjuangan pemain tidak dihargai . Ini juga akan menjadi preseden buruk kalau nanti Timnas Usia muda selalu diukur dengan trofi,” jelas coach Indra Sjafrie yang juga menjelaskan tentang 35 pemain muda yang menjadi output Timnas U-19 dengan pengalaman internasional yang dimiliki dan dapat menjadi aset dimasa depan. (sumber : harian top skor)
Semoga saja evaluasi Timnas U-19 oleh PSSI – BTN dapat menghasilkan suatu output yang dapat memperbaiki kekurangan dari Timnas U-19 asuhan coach Indra Sjafrie dalam hal ini permasalahan SKILL Pemain. Sehingga kedepannnya di Timnas U-17 asuhan coach Fakhry Husaini yang menjadi proyek U-19 kedepannya tidak ada lagi permasalahan Skill pemain yang mengemuka.
Salam sepakbola nasional,
Wefi