[caption id="attachment_376025" align="aligncenter" width="603" caption="Ilustrasi gaji. (Shutterstock)"][/caption]
“Sebentar lagi BBM naik, tapi UMK belum ketahuan naik berapa,” ujar temanku.
“Tenang aja bro, tetap berpikir positif saja karena dunia belum ‘kiamat’ kalaupun BBM naiknya sampai Rp 13,000,” jawab temanku yang lain.
“Tidak bisa tenang bro, belum naik BBM saja semua harga sudah naik bagaimana ndak pening,” sahut temanku yang pertama.
Setiap tahun kenaikan harga BBM memang kerap menjadi isu utama di Republik ini dan setiap tahun pula kita berharap gaji yang kita terima atau pendapatan dari usaha yang kita jalankan terus meningkat atau bertambah. Sebabnya yach apalagi kalau bukan harga barang-barang di sekitar kita yang terus merangkak naik. Dan harus diakui bahwa selama ini pendapatan kita secara riil terus merosot gara-gara digerus angka inflasi yang tak kunjung henti.
Lalu pertanyaannya, memang berapa sich penghasilan atau pendapatan minimal yang harus diperoleh untuk bisa hidup secara layak (kalau UMP Bekasi Kota tahun 2014 rencananya Rp. 2,900,000), di tengah kepungan angka inflasi yang tak pernah kunjung berhenti menari? 5 juta per bulan? 15 juta? Atau 20 juta?
Jawabannya yuk kita sejenak luangkan waktu untuk dengan sungguh-sungguh menghitung berapa banyak kebutuhan hidup kita – demi meraih kehidupan yang penuh sejahtera nan bahagia… (wah kalau ini sudah mantap banget nich hidupnya), pertanyaannya apa dulu hidup layak? Punya mobil, punya rumah, dan segalanya hingga bisa tidur nyenyak serta tidak dikejar-kejar oleh Debt Collector. Kalau penulis sich simple mikirnya, punya mobil masih jauh dari impian yang penting tiap bulan bisa nabung, kirim ke orang tua plus bisa berbagi dengan orang lain.
Menghitungnya gampang saja, yakni dengan asumsi kita sudah berkeluarga dan memiliki dua anak (jika belum berkeluarga, angka yang muncul bisa menjadi barometer tentunya), check it out:
Biaya Kebutuhan Hidup Sehari-hari
Seperti makan (plus selingan makan bersama di mall, di restoran, dsb.), bayar listrik, PAM, uang keamanan, beli koran plus langganan internet, kebutuhan sehari-hari macam odol, sabun, rinso, lalu sumbangan kanan-kiri (termasuk undangan kawinan/sunatan). Kalau ini estimasinya bisa membutuhkan anggaran sampai Rp 4 juta-an tuch. (Kalau penulis kira-kira mencapai Rp 1 juta saja).
Biaya Pendidikan Anak
Wah kalau anak kita sekolah di sekolah bonafid macam Al-Azhar sudah kebayang tuch berapa anggaran yang harus dikeluarkan plus macam-macam kursus tentunya, maka dengan dua anak kita akan menghabiskan anggaran sekitar Rp 2 juta/bulan untuk investasi masa depan ini. (Kalau penulis berhubung putriku masih TK yach di-setting anggaran Rp 500 ribu/bulan).
Biaya Transportasi dan Komunikasi
Dengan tarif tol yang naik dan kemacetan yang selalu menjadi menu harian yang berefek pemakaian BBM yang boros apalagi tidak ditanggung kantor untuk urusan BBM. Estimasi yang dikeluarkan plus telpon, bensin, tol hingga biaya parkir anggaplah Rp 2 juta untuk transportasi. (Kalau penulis berhubung menggunakan bis jemputan dan hanya memakai motor ke titik jemputan maka anggarannya Rp 300 ribu).
Biaya Kredit Mobil
Bagi yang memiliki tanggungan untuk kredit mobil karena keinginan memiliki mobil maka setidaknya diperlukan anggaran mencapai Rp 4 juta/bulan untuk pos tersebut. (Kalau penulis untuk pos ini – Rp 0).
Biaya Kredit Rumah
Memiliki rumah idaman yang didapat dari usaha sendiri tentunya menjadi idaman kita semua, hanya permasalahan untuk harga perumahan sekarang memang sudah lumayan tinggi sebagai contoh di daerah Cikarang saja untuk ukuran tipe 36/60 atau 4 L (lu lagi lu lagi), diperlukan pos pengeluaran sebesar Rp 1 jutaan, kalau di Jakarta atawa BSD bisa lebih lagi (mungkin bisa sampai Rp 5 jutaan kali). Kalau untuk pos ini alhamudillah pos penulis lagi-lagi Rp 0.
Biaya Lain-Lain
Kalau ini memang pos yang dialokasikan oleh penulis tiap bulannya, yakni alokasi untuk orang tua serta dua minggu sekali pulang kampung untuk menengok keluarga di kampung (maklum mulai tahun depan selepas putriku masuk SD, keluarga kecil mulai tinggal di kampung). Kalau untuk pos ini penulis mengalokasikan anggaran Rp 2,5 juta/bulan.
Berapa totalnya, jika ukurannya benar-benar layak seperti gambaran di atas maka dibutuhkan total anggaran untuk biaya pendidikan + biaya kebutuhan sehari-hari + biaya transportasi + biaya kredit rumah + biaya kredit mobil maka mencapai: Rp 10 - 16 juta per bulan. (Sedangkan untuk penulis diperlukan minimal Rp 5 juta untuk hidup layak bersama keluarga).
Bagaimana dengan Anda? Silahkan melakukan kajian kembali untuk semua pos pengeluaran yang harus dikeluarkan setiap bulannya agar kita tetap mampu eksis di tengah gempuran harga sembako yang naik padahal harga BBM belum juga naik. Yang penting bagaimana kita mampu menahan diri dari keinginan mengonsumsi berbagai barang yang sebenarnya kita tidak memerlukannya.
Yang penting berhenti berkeluh kesah, kita berpikir positif untuk mencari solusi terbaik agar tetap dapat hidup layak.
Salam kompasiana,
Wefi
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI