PT. Liga Indonesia sudah memutuskan untuk kompetisi ISL musim depan (2015) akan kembali menggunakan format satu wilayah dan akan diikuti oleh 20 klub. Itu artinya dalam semusim semua klub akan melakoni 38 laga kandang dan tandang untuk bisa menjadi juara maupun lolos dari jeratan degradasi dimusim depannya lagi.
Sebuah tantangan bagi klub-klub Indonesia yang memang harus diakui tidak semuanya memiliki budget besar macam Persib Bandung ataupun Semen Padang. Selain itu sebagian besar klub tidak dikelola secara profesional penuh layaknya klub diluar negeri sehingga mampu membiayai musim kompetisi yang dilalui tidak saja untuk semusim tetapi untuk musim-musim selanjutnya.
“Kalkulasi awal ada peningkatan budget sampai 10-15 persen,” ungkap Direktir PT. Kabau Sirah Semen Padang (KSSP), Erizal Anwar terkait format kompetisi satu wilayah yang akan dilakoni Semen Padang dan berharap adanya kenaikan uang sponsor dari PT. Liga sehingga tidak ada klub yang mengalami masalah finansial.
“Intinya jangan sampai ada klub berhenti ditengah jalan,” lanjutnya.
Dengan kembalinya menggunakan format satu wilayah dengan 20 klub, maka kompetisi ISL musim 2015 akan menyamai kompetisi Divisi Utama musim 2003 yang juga diikuti oleh 20 klub yang dijuarai oleh Persik Kediri dan berikut daftar Peserta Divisi Utama Musim 2003 :
Persik Kediri, PSM Makasar, Persita Tangerang, PSS Sleman, Persipura Jayapura, Persikota Tangerang, Persija Jakarta, Semen Padang, PSPS Pekanbaru, Pupuk Kaltim, Persijatim Solo, Deltras Sidoarjo, PSIS Semarang, Pelita Krakatau Steel, Perseden Denpasar, Persib Bandung, Arema Malang, Petrokimia Putra Gresik, PSDS Deli Serdang, dan Barito Putra.
Sedangkan untuk kompetisi ISL musim 2015 akan diikuti 18 klub ISL musim 2014 serta dua tim promosi Divisi Utama 2014 yang akan diperebutkan oleh lima klub yakni PSGC Ciamis, Persiwa Wamena, Martapura FC, Borneo FC dan Persis Solo (kebetulan Borneo FC dan Persis Solo harus melakoni partai tunda Divisi Utama yang belum digelar dan peluang keduanya untuk lolos ke semifinal masih terbuka).
18 Klub ISL musim 2014 yang akan bermain dimusim depan berdasarkan pulau :
Sumatera : Semen Padang dan Sriwijaya FC
Jawa : Persija Jakarta, Pelita Bandung Raya, Persib Bandung, Persela Lamongan, Arema Cronus, Persebaya ISL, Gresik United dan Persik Kediri
Kalimantan : Mitra Kukar, Barito Putra, Putra Samarinda dan Persiba Balikpapan
Sulawesi : PSM Makasar
Papua : Persipura Jayapura, Perseru Serui dan Persiram Raja Ampat
Selain itu tantangan menghadang dua klub peserta ISL musim depan yakni PSM Makasar dan Persiram Raja Ampat terkait kelayakan stadion yang mereka gunakan sebagai tempat digelarnya laga kandang. Jika tidak ada perbaikan yang berarti kemungkina dimusim depan kedua klub masih harus bermain diluar kandang mereka yang tentunya akan berpengaruh kepada bentuk dukungan yang akan diterima mereka kala melakoni laga kandang.
Dan berikut flashback perjalanan kompetisi sepakbola tertinggi di Indonesia sejak penggabungan kompetisi Galatama dan Perserikatan tahun 1994 dalam hal jumlah klub :
1994/1995 : Dua Wilayah 34 klub
1995/1996 : Dua Wilayah 31 klub
1996/1997 : Tiga Wilayah 32 klub
1997/1998 : Tiga Wilayah 31 klub
1998/1999 : Lima Grup 28 Klub
1999/2000 : Dua Wilayah 28 klub
2001 : Dua Wilayah 28 klub
2002 : Dua Wilayah 24 klub
2003 : Satu Wilayah 20 klub
2004 : Satu Wilayah 18 klub
2005 : Dua Wilayah 28 klub
2006 : Dua Wilayah 28 klub
2007 : Dua Wilayah 36 klub
2008/2009 : Satu Wilayah 18 klub
2009/2010 : Satu Wilayah 18 klub
2010/2011 : Satu Wilayah 15 klub
2011/2012 : Satu Wilayah 18 klub
2012/2013 : Satu Wilayah 18 klub
2013 : Satu Wilayah 18 klub
2014 : Dua Wilayah 22 klub
2015 : Satu Wilayah 20 klub
Yang pasti persiapan matang harus dilakukan oleh klub peserta ISL musim 2015 mendatang, bukan saja budget dana yang besar tetapi juga kesiapan pemain untuk mengarungi 38 laga kompetitif yang ada. Semoga saja sich tidak ada lagi klub yang mengalami masalah finansial yang berujung kepada tertunggaknya gaji serta terjadinya kembali sepakbola gajah (ndak enak nich gajah kembali dibawa-bawa).
Salam sepakbola nasional,
Wefi
