Mohon tunggu...
Achmad Suwefi
Achmad Suwefi Mohon Tunggu... Administrasi - pekerja swasta penggemar Liverpool, Timnas dan Argentina

You will never walk alone

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Raih AFC Grassroots Award 2014, Bukti Filipina Tidak Bergantung dengan Naturalisasi

2 Desember 2014   02:16 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:18 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Proyek Naturalisasi yang dilakukan PFF (Philipina Football Federation) memang ditujukan untuk meningkatkan kualitas persepakbola Filipina khususnya di level Timnas. Tiga gelaran Piala AFF (2010, 2012 dan 2014) dengan raihan semifinalis Piala AFF membuktikan proyek Naturalisasi memang menjanjikan apalagi di Piala AFF 2014 dimana hampir 80 persen pemain yang dibawa Thomas Dooley merupakan pemain Naturalisasi.

Kemenangan telak 4-0 atas Indonesia berarti banyak bagi persepakbolaan Filipina. Selain memecahkan rekor tidak pernah menang atas Indonesia sejak 80 tahun silam, tetapi juga berarti tiket ke semifinal dan catatan rekor kemenangan terbesar mereka di Piala AFF sejauh ini. Selain itu menjadi yang nomor 1 dikawasan ASEAN khusus untuk ranking FIFA, membuktikan Filipina menikmati hasil dari proyek Naturalisasi mereka.

Namun tidak puas dengan proyek Naturaliasi, PFF pun juga serius mengembangkan sepakbola grass root (akar rumput) untuk mendapatkan bakat-bakat penuh potensi yang akan menjadi bintang masa depan mereka. Dengan advice penuh dari FIFA dan AFC mereka fokus terhadap pengembangan sepakbola akar rumput dan tahun ini PFF pun menikmati hasilnya dari AFC.

“AFC Grassroots Award 2014” dari AFC untuk Filipina

Bersama India dan Tajikistan, Filipina berhasil beraih penghargaan “AFC Grassroot Awards 2014” dalam acara AFC Annual Award 2014 di Manila , Filipina yang berbarengan dengan 60 tahun perayaan berdirinya AFC. Sebuah penghargaan bergengsi atas kerja keras PFF dalam membangun serta mengembangkan sepakbola akar rumput di Filipina.

AFC yang diwakili sang presiden, Shaikh Salman bin Ebrahim Al Khalifa menilai pengembangan kriteria pembinaan ketiga negara tersebut cukup baik dan pesat sehingga pantas diapresiasi dan diganjar dengan penghargaan “AFC Grassroots Awards 2014”.


"Kami gembira karena sekarang program pengembangan akar rumput berkembang sejak itu dimulai tahun 2012 dan kami telah melihat hasil yang luar biasa dan bahkan tim nasional kami terinspirasi akan pengembangan akar rumput dan kesuksesan timnas kami menginspirasi anak-anak untuk lebih sering bermain (sepakbola)," tutur Mariano Araneta Jr, presiden federasi sepakbola Filipina.

Sekedar flashback tentang perkembangan sepakbola Filipina dalam hal pengembangan grassroots (sepakbola akar rumput) dimulai dengan sebuah proyek bernama “KASIBULAN PROJECT”.

“KASIBULAN PROJECT” , Sebuah proyek  Grassroots di Filipina

Di Filipina, gerakan akar rumput sepak bola disebut KASIBULAN yang ditujukan untuk mendapatkan siswa sekolah umum ke dalam permainan sepakbola tanpa mengalami tekanan untuk menang dan menggondol piala (awalnya adalah bagaimana mereka mencintai permainan sepakbola).

Kasibulan Proyek secara diremsikan oleh PFF pada  11 Februari 2012 dan mendapat dukungan dari Taman Filipina dan Gaming Corp.  Di antara yang aktif dengan proyek Kasibulan adalah Asosiasi Sepakbola Capital Region Nasional, yang dipimpin oleh pengacara Rolan- Tulay.

“Tujuan dari Kasibulan adalah untuk mendapatkan anak-anak dari sekolah umum berusia enam sampai 12 tahun ke permainan sepak bola. Menang adalah tidak penting karena tujuan utamanya adalah latihan. Sebaliknya, prinsip fair play, yang telah menjadi kredo internasional dalam sepak bola, juga akan ditanamkan di kalangan anak-anak,” ungkapnya kepada manila times.

Semaraknya UFL Youth 2014

Setelah Proyek Kasibulan di tahun 2012, PFF pun mulai sibuk membenahi kompetisi profesional mereka yang bernama United Football League. Dan dimusim 2014 UFL meluncurkan UFL Youth yang dibagi dalam beberapa level usia dari U-9 (3 grup/ 15 klub), U-11 (2 grup / 17 klub), U-13 (2 grup / 18 klub), U-15 (2 grup / 16 klub), U-17 (11 klub) hingga U-19 (7 klub).

Total 84 klub mengikuti ajang UFL Youth 2014 dan hebatnya untuk level U-9, U-11 dan U-13 dibagi dua kategori yakni pria dan wanita. Jumlah yang cukup besar bagi Filipina dan menjadi aset besar bagi mereka dalam membangun sepakbola baik pria maupun wanita. Untuk level U-16 di wanita, Filipina pun sudah mulai ikut serta dalam kualifikasi Piala Asia (Indonesia justru tidak mengirimkan wakilnya).

Semaraknya UFL Youth inilah yang coba penulis angkat di Kompasian dibulan April 2014 dengan harapan agar ketua BTN, La Nyala mau meluangkan waktunya melihat progress yang diperlihatkan oleh Filipina dalam mengembangkan sepakbola akar rumputnya.

http://m.kompasiana.com/post/read/555674/2/la-nyala-ndak-ada-salahnya-anda-melihat-geliat-sepakbola-philipina.html

Apakah proyek Grassroots PFF dengan kompetisi UFL Youth yang berjenjang dari U-9 hingga U-19 akan menuai hasil setelah proyek Naturalisasi di level senior, akan dilihat saat gelaran Piala AFF U-19 yang kemungkinan bisa digelar di Indonesia (jika PSSI berhasil dalam bidding dengan AFF). Dimana output UFL Youth U-19 yang tahun ini dimenangkan klub Pachang Diliman terhadap penampilan Timnas Filipina U-19.

Salam sepakbola,
Wefi

Sumber rujukan :
http://www.interaksyon.com/interaktv/filipino-coaches-undergo-workshop-for-grassroots-football-development

http://www.manilatimes.net/kasibulan/41390/

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun