“Saya tahu kabar ini dari media. Tidak ada komunikasi dari manajemen soal pergantian pelatih. Mau bagaimana lagi? Saya berarti harus berakhir disini. Pastinya saya harus mencari klub baru. Tapi tentu akan melalui banyak pertimbangan,”
Itulah ungkapan seorang coach Nil Maizar setelah mengetahui dirinya tidak lagi menjadi pelatih kepala di klub ISL, Putra Samarinda yang kini telah berpindah home base ke Bali dan kini berganti nama menjadi Bali United Pusam. Bali United Pusam pun kini telah mempunyai pelatih baru yang ternyata adalah mantan arsitek Timnas U-19, coach Indra Sjafrie yang diberi kontrak berdurasi panjang.
Melihat komposisi tim yang berisi mayoritas pemain muda membuat sang Presdir Pusam/Bali Unitede Pusam memberikan kontrak selama lima tahun kepada Indra Sjafrie, dengan tidak dibebani target juara diawal-awal melatih Bali United Pusam.
“Kesamaan visi dengan tim membuat saya mau menerima tawaran ini. Saya dan manajemen klub akan menyusun program sebaik mungkin. Pastinya dengan kontrak jangka panjang dan target realistis dari manajemen membuat saya yakin melangkah. Musim pertama target tidak muluk, cukup bertahan di ISL. Tapi musim berikutnya harus menunjukkan perkembangan positif” ungkap Indra Sjafrie tentang hal yang mendasari dirinya menerima pinangan Bali United Pusam. (sumber : harian top skor)
Kembali ke coach Nil Maizar, jelas ini menjadi keputusan mengejutkan bagi pelatih berusia 44 tahun kelahiran Payakumbuh, Sumatera Barat. Padahal mantan pelatih Timnas Indonesia di Piala AFF 2012 mampu menyelamatkan Pusam dari jurang degradasi ISL 2014 walau gagal ke 8 besar, tetapi pihak sponsor Pusam menginginkan adanya pergantian pelatih sehingga coach Nil pun harus ‘angkat kaki’.
"Memang, rencana sebelumnya tetap ditangani Nilmaizar. Karena, dia penyelamat kami (Pusam). Tapi, pemodal kami lebih cocok dengan visi dan misi Indra Sjafri," ujar Harbiansyah perihal sokongan dana selama tiga musim dari PT Multistrada Arah Sarana Tbk (PT MASA). (sumber : bola net)
Penulis melihat dengan tidak diperpanjangnya kontrak Nil Maizar di Pusam untuk musim depan setidaknya membuat dirinya berpeluang atau menjadi kandidat pelatih Timnas Senior yang masih lowong dan baru diumumkan PSSI awal tahun depan. Walau saat menangani Timnas Senior, coach Nil Maizar tidak mampu menunjukkan prestasi yang bagus tapi melihat situasi yang berkembang saat itu menunjukkan coach Nil sosok pelatih yang mampu membangkitkan sisi mentalitas dan semangat juang punggawa Timnas.
Sesuatu yang menurut penulis tidak nampak utamanya saat gelaran Piala AFF 2014 dimana Timnas yang dilatih Opa Riedl hanya menempati peringkat ketiga grup A dan mengalami kekalahan telak dari Filipina 0-4. Melihat rekam jejak coach Nil menangani Timnas sejak 2012 tercatat Timnas lolos ke semifinal An- Nakbah, Palestina. Lalu gagal di SCTV Cup karena kalah dari Korea Utara (0-2) kemudian di Piala AFF 2012 walau hanya menempati peringkat ketiga grup setidaknya Timnas mampu memutus 14 tahun tidak pernah menang atas Singapura.
Sosok coach Nil layak dimajukan untuk calon pelatih kepala Timnas selain mantan asisten Opa Riedl yakni Widodo C Putro, Wolfgang Pikal maupun beberapa nama lainnya yang memang pantas menjadi pelatih Timnas Senior. Menarik ditunggu keputusan PSSI mengenai calon pelatih Timnas Indonesia dan semoga tidak diperpanjangnya kontrak coach Nil membuat pintu Timnas Indonesia kembali terbuka untuknya.
http://m.kompasiana.com/post/read/697376/2/calon-pelatih-timnas-pilih-lokal-atau-asing-pssi.html
Salam sepakbola nasional,
Wefi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H