Mohon tunggu...
Achmad Suwefi
Achmad Suwefi Mohon Tunggu... Administrasi - pekerja swasta penggemar Liverpool, Timnas dan Argentina

You will never walk alone

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Suara Stiker Motor, Suara Pengguna Jalan!

21 Januari 2015   00:58 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:43 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini penulis mendapat email menarik dari rekan bernama ahmad-s yang mengkritisi kebijakan Gubernur DKI Jakarta terkait pelarangan sepeda motor yang melintas di jalan protokal Sudirman – MH Thamrin, sebuah kebijakan yang dilatar belakangi oleh tingkat kecelakaan yang tinggi serta untuk mengurai kemacetan di jalanan Jakarta. Tentunya kebijakan Basuki Tjahaja Purnama tersebut menimbulkan pro dan kontra.

Pro dan kontra pastinya akan selalu muncul karena dalam pandangan saya pribadi, laju kendaraan roda dua memang sangat tinggi yang terbantu dengan adanya keringanan dalam hal pemilikannya (dalam ini kreditnya). Sedang disisi lain pemerintah belum mampu seratus persen memberikan solusi maksimal dalam hal biaya transport dan kemudahan akses dijalanan terutama di Jakarta yang mayoritas masyarakatnya mobil dan butuh serba cepat.

Sehingga wajar apabila motor alias kendaraan roda menyemut dan menyebabkan kemacetan disana-sini yang otomatis membuat pemerintah pusing, polisi yang mengatur jalan raya juga harus banyak ide dan berpanas ria untuk mengurai kemacetan dan sesama pengguna kendaraan roda dua pun saling tidak ingin mengalah karena menganggap harus cepat sampai tujuan.

Lupakan sejenak hal diatas, karena penulis hanya ingin berbagai berbagai jenis tulisan yang ada di striker yang menempel rekat dibemper kendaraan roda dua alias motor yang kebetulan juga dibahas dalam artikel kiriman ahmad-s@otics.co.id tersebut. Tidak tahu siapa yang membuat kata-kata tersebut, tetapi isi dari setiap striker menceritakan banyak hal dan peristiwa.

Misalnya dilarang mendahului, perbanyak shalawat disaat macet, saling meledek diantara motor matic dan non matic, hingga urusan kredit dan non kredit motor pun ikutan ada di striker tersebut. Dan kebetulan dalam artikel yang ditulis ahmad-s banyak sekali menceritakan berbagai tulisan yang ada di striker yang menempel di motor yang ada dijalanan dan berikut berbagai kata-kata yang ada di striker tersebut, check it out :

“Warning: Utamakan sholawat!”
“Peringatan: Jangan ditabrak, masih kredit”
“motor ini belum lunas, gue mohon jangan dicuri”
“Kredit? elo aja kali, kalau gue kagak”
“IMBA, ikatan motor bebas angsuran”
“biar jelek tapi bukan motor kreditan”
“Biar bekas yang penting cash”
“Kalau emang rezeki nggak kemana-mana, tapi kalau nggak kemana-mana bagaimana bisa dapat rezeki”
“Pergi karena kerja, pulang karena cinta”
“pergi karena tugas, pulang karena beras”
“Lebih baik putus cinta daripada putus rem”
“Cintaku padamu seperti BBM yang nggak pernah turun”
“pulang malu, nggak pulang rindu”
“sori bro buru-buru, udah ditunggu pacar”
“Ber-217-an”
“Ijo Tomat: Ikatan Jomblo-Jomblo Terhormat”
“Caution: Maafkan daku bila mendahuluimu”
“Turunkan nafsumu untuk mendahuluiku”
“Boleh mendahului asal sopan”
“Warning: loe nubruk, gue timpuk”
“Loe ngebut, bagus, loe jatuh, mampus, Ngebut, benjut”
“Awas, motor ini bisa berubah menjadi Transformer”
“Hari gini masih pakai gigi
“Hanya bayi yang gak punya gigi”
“Hanya motor matic untuk bonceng wanita cantik”
“Ojek: sekarang bayar, besok gratis”
“Mau cepat, mau lambat itu terserah gue”
“Warning: Sesama kere dilarang mendahului”
“Habis hujan jalanan licin, Habis pinjam isi bensin”
“nebeng gratis, turun loncat”

Salut untuk para pembuat kata-kata di striker yang ada dimotor, mungkin kedepannya akan semakin banyak kata-kata menarik lainnya yang disesuaikan dengan kondisi yang ada dijalanan dan berkaitan dengan kendaraan roda dua alias motor. Misalnya “Mau Matic, Ndak Matic, Status Sama Saja , Pengguna Jalan .. jadi Santai aja bro!”

Salam Kompasiana,
Wefi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun