Mengetahui kekuatan pesaing Timnas Indonesia utamanya dilevel (U-19 hingga U-23) memang menjadi salah satu cara untuk mengukur kekuatan lawan serta membuka cara pandang atau pendekatan sebuah federasi dalam mempersiapkan diri menghadapi sebuah turnamen internasional. Kegagalan Timnas U-19 asuhan Indra Sjafrie setidaknya memberikan sebuah pelajaran berharga tentang persiapan maksimal yang terukur dan terarah.
Dan keberhasilan Qatar U-19 yang menjuarai Piala Asia U-19 di Myanmar usai menaklukkan Korea Utara di babak final dengan skor tipis 1-0 bisa menjadi barometer kita melihat persiapan dan perkembangan jelang Putaran Final Piala Dunia U-20 Selandia Baru pertengahan tahun ini. Selain menjadi juara, Qatar U-19 pun menyetorkan pemain mereka dalam daftar pencetak gol terbanyak turnamen.
Nama Ahmed Al Saadi bertengger dipuncak daftar top skor dengan 5 gol bersama Jo Kwang-myong (Korea Utara) dan Zabikhillo Urinboev (Uzbekistan). Diperingkat kedua dan ketiga pun ada pemain Qatar yakni Akram Afif (4 gol) dan Almoez Ali (3 gol). Salah satu kunci keberhasilan Qatar U-19 adalah program ASPIRE yang digalakkan Federasi Sepakbola Qatar yang mengikuti program grassroots yang digulirkan FIFA.
Selain itu Aspire Foundation juga memiliki sebuah klub di Belgia yakni KAS Eupen. KAS Eupen merupakan klub peserta Divisi 2 Belgia yang dimiliki oleh Aspire Zone Foundation (Qatar). Dan klub yang bermarkas di stadion Kehrwegstadion tersebut memiliki enam pemain Qatar U-19 yakni Fahad Ali, Ahmed Al Saadi, Akram Afif, Ahmed Moein Doozandeh, AbdulAziz Mahmoud Al-Khalosi dan Youssef Hasan.
Selain berkekuatan pemain klub KAS Eupen, tim yang dilatih Felix Sanchez juga diperkuat pemain liga lokal dari klub Al Sadd , Al Khor juga diperkuat pemain yang bermain di luar negeri seperti Abdulrachman Anad Al Deri, Husam Kamal (Real Sociedad), tameem Al Muhaiza (Atletico Madrid), Abdullah Ali (Real Madrid Juvenil B) hingga Salem Al hajri (Celctic).
Dan seperti apa dan bagaimana Qatar U-19 setelah delapan tahun istiqamah dengan program Akademi ASPIRE Sport-nya yang selama beberapa tahun terus menjaring pemain-pemain berbakat untuk Timnas usia muda mereka, berikut beberapa pandangan dari sang pelatih Qatar U-19, Felix Sanchez yang diutarakan di FIFA.com :
"Ada beberapa faktor kunci yang terlibat dan ada yang lebih dari hanya pelatihan, Ada rencana di tempat selama delapan tahun terakhir di Aspire, tim nasional dan di tingkat klub. Kami juga menempatkan banyak persiapan untuk setiap kompetisi dan hasil ini telah dimungkinkan oleh karya banyak orang. " ujar Felix Sanchez
"Setiap pertandingan yang kita jalani memiliki tantangan yang berbeda dan banyak rintangan . Sebelum setiap pertandingan kami fokus banyak pada kebutuhan bagi para pemain untuk berkonsentrasi. “ terang pelatih berkebangsaan Spanyol tersebut tentang kesulitan yang dihadapi Qatar U-19 termasuk saat semifinal yang berlangsung ekstra ketat saat menghadapi tuan rumah, Myanmar.
“Saya benar-benar ingin melihat beberapa dari mereka beraksi di Piala Dunia 2022 dan bahkan 2018 final." kata Felix Sanchez yang mulai melatih Qatar U-19 U-20 sejak 2013.
"Sebuah keputusan dibuat untuk mengirim mereka ke Eropa sehingga mereka bisa meningkatkan sebagai pemain. Ini adalah pengalaman hebat bagi mereka, tidak ada keraguan tentang hal itu. " ungkap mantan pelatih muda Barcelona tentang keputusan beberapa pemain muda Qatar U-19 yang dikirim ke beberapa klub di Eropa.
" Aku benar-benar ingin melihat beberapa dari mereka beraksi di Piala Dunia 2022 dan bahkan 2018 final" ungkap Felix Sanchez tentang harapannya untuk para pemain muda di Qatar U-19.