Mohon tunggu...
Weedy Koshino
Weedy Koshino Mohon Tunggu... Lainnya - Weedy Koshino

Konnichiwa! Ibu 2 anak yang hidup di Jepang. Ingin membagi pengalaman selama hidup di Jepang. Penulis Buku Unbelievable Japan 1,2,3 dan Amazing Japan. Yoroshiku Onegaishimasu.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ngobrol dengan Manula di Jepang

20 Juli 2023   09:11 Diperbarui: 23 Juli 2023   03:17 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Saya suka mendengar cerita para manula  di sini. Bukan hanya di tempat kerja saja, tetangga rumah bahkan cerita bapak dan ibu mertua pun kalau sudah mereka cerita jaman dahulu gimana mereka muda atau kisah-kisah perjalanan hidupnya.

Itu kadang suka bikin lupa waktu saking asiknya mendengarkan. Karena kita seperti masuk ke dalam time machine. Wussshhh...melesat entah masuk ke jaman tahun berapa....ha ha ha ha..

Ini ada cerita saat saya ngobrol dengan bapak dan ibu mertua. Mereka adalah orang-orang yang sangat aktif sekali di usianya yang sudah lebih dari 80 tahun. 

Bayangkan saja, diusianya yang sudah sepuh, mereka masih aktif jalan kaki setiap subuh, bermain tenis dan pingpong bahkan masih menggenjot sepeda kemanapun mereka pergi. 

Pernah saya diundang makan siang oleh mereka, kita makan bertiga, dan inilah kesempatan saya bisa ngobrol banyak ingin tahu gimana mereka bisa menjaga kebugaran tubuhnya. Yang bikin saya tercengang adalah saat mereka bilang, kalau mereka itu, giat berusaha untuk hidup sehat adalah demi anak-anaknya. Kok untuk anak-anaknya ya? Bingung. 

Mereka tidak ingin merepotkan anak-anaknya nanti kalau mereka sudah lansia. Kalau mereka banyak penyakit, nanti yang susah pastinya anak-anak. Mereka akan repot mengurusi orang tuanya kalau kami banyak penyakit. 

Padahal anak-anaknya juga sudah sibuk dengan keluarga barunya sendiri. Orang yang banyak penyakit itu bukan saja butuh perhatian lebih loh, tapi juga butuh biaya yang banyak juga. 

Sedangkan kalau kami sudah pensiun, ya inginnya uang yang ada itu untuk kehidupan sehari-hari, jalan-jalan, belikan mainan cucu, bukan untuk biaya rumah sakit terus, kata mereka sambil ketawa. 

Jadi menjaga kesehatan, selain untuk diri sendiri ya tentunya untuk ketenangan anak-anak kami nanti. Jadi ya, dulu itu menjaga kesehatan adalah nomor satu, terutama menjaga makanan, misalnya tidak berlebihan makanan yang berminyak, menjaga kolestrol dan olahraga. 

Bener-bener jadi termotivasi denger cerita ini, bener juga ya. Kasihan anak-anak kalau nanti kami sudah tua merepotkan mereka, padahal mereka harus konsentrasi dengan keluarga barunya.

Saya suka denger sih kalau budaya orang Jepang itu salah satunya adalah berusaha untuk tidak merepotkan orang lain. 

Tapi sampe sebegini mereka tidak mau merepotkan orang bahkan sama anaknya sendiri, sungguh luar biasa. Bahkan sampai upacara kematian mereka pun sudah dipersiapkan dengan matang. 

Cerita ini pernah saya dengar juga, gimana saat masih muda dulu, bapak mertua mencari lokasi tanah untuk nanti kuburan keluarganya. Dan sekarang bukan saja tanah kuburan yang sudah siap, pidato perpisahan bahkan teman-temannya yang nanti diundang untuk acara pemakaman beliau pun sudah dia tuliskan yang nantinya itu semua akan dilakukan oleh anak tertuanya. 

Kadang kalau saya dengar gimana beliau mempersiapkan kematiannya, suka sedih sendiri. Tapi intinya saya kagum dengan semua yang terencana dengan baik di sini. 

Dan balik lagi, kenapa orang jepang begitu mempersiapkan semunya dengan baik sekali, ya alasannya karena tidak ingin merepotkan orang lain, walau sebetulanya bagi kita anak-anaknya itu bukanlah hal yang merepotkan tapi memang kewajiban kita sebagai anak untuk membantu orang tua, dan justru malah dengan senang hati kita melakukan itu semua. 

Salam hangat, wk!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun